Setahun Sejak Merger, GoTo Masih Merugi 6,6 Triliun

KLIKNUSAE.com – Baru setahun jalan GoTo masih merugi hingga mencapai Rp 6,61 triliun. Perusahaan ekosistem digital berbasis teknologi Indonesia itu belum memberikan tanda-tanda bakal untung.

Sebaliknya, gabungan Gojek dan Tokopedia tersebut digambarkan terus merugi besar sejak merger pada 17 Mei 2021 lalu.

Sebagai emiten teknologi PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO), dalam laporan keuangan konsolidasian interim yang tidak diaudit, GoTo mencatat rugi periode berjalan pada kuartal I-2022 sebesar Rp 6,61 triliun.

BACA JUGA: Apa Untungnya Gojek Merger Bagi “Pelapak” Tokopedia, Ini Kata CEO GoTo Andre

Seperti dikutip Kliknusae.com dari Detikcom, Selasa 31 Mei 2022, angka itu meningkat dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 1,95 triliun.

Jumlah Aset Perusahaan

Jumlah aset perusahaan tercatat Rp 151,13 triliun pada kuartal I-2022. Aset tersebut turun jika dibanding periode yang sama tahun lalu Rp 155,13 triliun.

Total liabilitas GoTo sebesar Rp 16,61 triliun. Liabilitas mengalami kenaikan dibanding periode yang sama tahun sebelumnya Rp 16,11 triliun.

BACA JUGA: Bukalapak-Tokopedia dan Shopee Diawasi Amerika Karena Barang Tiruan ?

Berikutnya, jumlah ekuitas tercatat sebesar Rp 134,52 triliun, turun dari sebelumnya Rp 139,02 triliun.

Pendapatan bersih tercatat sebesar Rp 1,49 triliun. Angka ini naik dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 904,83 miliar.

Penyebab Rugi GoTo Bengkak

CEO GoTo Andre Soelistyo mengatakan, rugi GoTo naik tajam karena data pembanding laporan keuangan kuartal I-2021 disajikan tanpa Tokopedia.

BACA JUGA: Akhirnya Gojek-Tokopedia Merger, Begini Komentar Para Driver

Dia mengatakan, Gojek baru resmi bergabung dengan Tokopedia pada Mei 2021, sehingga kata dia, membandingkan kinerja GoTo kuartal I-2022 dengan kuartal I-2021 kurang tepat.

"Hal ini kurang tepat karena laporan keuangan PT GoTo Gojek Tokopedia dan anak perusahaan periode kuartal I-2021 disajikan tanpa Tokopedia dikarenakan penggabungan dari Gojek dan Tokopdia baru selesai dilakukan bulan Mei 2021," katanya dalam konferensi pers, terkait GoTo masih merugi.

"Sehingga untuk menggambarkan bisnis secara apple to apple akan lebih tepat menggunakan laporan keuangan proforma," tambahnya. ***

Sumber: detikfinance

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya