Arab Saudi Mulai Perbolehkan Turis Pakai "You Can See"

Kliknusae.com - Sebuah langkah fenomenal dilakukan Pemerintah Arab Saudi. Mulai 27 September 2019 kerajaan minyak tersebut secara resmi membuka pariwisata dan menawarkan  visa turis. Kebijakan yang akan dicatat dalam sejarah karena selama ini mereka sangat tabuh dengan pariwisata.

Lebih jauh dari itu, pemerintah Arab Saudi juga memperbolehkan turis mengenakan pakaian "you can see".

Kebijakan ini membuka negara kerajaan Islam ultra-konservatif itu bagi wisatawan sebagai bagian dari menghidupkan perekonomian di sektor pariwisata.

Baca JugaIndonesia Tawarkan Pariwisata Lifstyle Di Arab Saudi

Pemerintah Arab Saudi sedang mendiversifikasikan ekonominya menjauh dari minyak bumi dan sektor pariwisata menjadi salah satu pilihannya.

Sebagai konsekuensi dibukanya pariwisata di kerajaan itu, pemerintah juga akan melonggarkan aturan berpakaian bagi turis wanita asing yang tidak diharuskan mengenakan abaya di tempat umum.

"Kita membuat sejarah pada hari ini,untuk pertama kalinya, kami akan membuka negara kami untuk wisatawan dari seluruh dunia," ujar Kepala Pariwisata Arab Saudi Ahmed al-Khateeb dalam sebuah pernyataan sebagaimana dikutip kantor berita AFP, Jumat (28/9/2019).

https://www.instagram.com/p/BKWTBebA9kn/

Dengan dibukanya pintu pariwisata di Arab Saudi, warga negara dari 49 negara akan berhak mendapatkan visa online maupun visa on arrival, termasuk warga Amerika Serikat, Australia, dan sejumlah negara Eropa.

Program pariwisata memang menjadi salah satu program reformasi Visi 2030 dari Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman, dalam mempersiapkan perekonomian negaranya untuk era pasca-minyak.

Namun negara konservatif, yang melarang alkohol dan terkenal dengan pemisahan pria dan wanita, itu dipandang tidak mungkin menjadi tujuan pariwisata global, selain untuk para peziarah Muslim yang hendak mengunjungi tempat-tempat suci di Mekkah dan Madinah.

Otoritas pariwisata tetap tegas bahwa Arab Saudi tidak akan mengizinkan alkohol, tetapi Khateeb mengatakan tidak ada batasan bagi turis wanita asing yang tidak ditemani dan tidak diwajibkan mengenakan abaya di tempat umum.

Sebelumnya, visa bagi warga asing yang ingin mengunjungi Arab Saudi hanya dibatasi untuk pekerja asing dan keluarga mereka, serta para peziarah Muslim yang hendak melakukan ziarah ke situs suci di Mekkah dan Madinah, atau untuk ibadah umroh dan haji.

Namun mulai tahun lalu, Riyadh telah mulai mengeluarkan visa sementara untuk pengunjung yang hendak menghadiri acara olahraga dan kebudayaan.

https://www.instagram.com/p/BHsGp0WgNaW/

Sebelumnya sebagai upaya mengubah persepsi sebagai negara konservatif, Pangeran Mohammed telah menghapuskan sejumlah larangan, seperti bioskop, acara konser, serta olahraga.

"Arab Saudi semakin terbuka. Kami membuka perekonomian kami. Kami membuka masyarakat kami," ujar Khateeb.

Tetapi kritik internasional terhadap catatan hak asasi manusia kerajaan, termasuk pembunuhan terhadap jurnalis Jamal Khashoggi dan tindakan keras terhadap aktivis perempuan, dapat menunda pengunjung asing, menurut pengamat.

Belum lagi ditambah kekhawatiran akan terjadinya konflik regional, setelah serangan yang menyasar fasilitas produksi minyak Arab Saudi pada 14 September lalu.

Kendati demikian, pemerintah Arab Saudi berharap sektor pariwisata akan berkontribusi hingga 10 persen dari GDP pada 2030, ditingkatkan dari saat ini yang hanya tiga persen, berkat kunjungan tahunan yang ditargetkan 100 juta oleh wisatawan Saudi dan asing.

Kendala lainnya, kerajaan saat ini tidak memiliki infrastruktur yang mampu menampung pengunjung dalam jumlah tinggi, dengan pejabat memperkirakan 500.000 kamar hotel baru akan diperlukan secara nasional selama dekade mendatang.

Sektor ini diharapkan menciptakan hingga satu juta pekerjaan pariwisata, kata pemerintah, karena sedang berjuang memerangi angka pengangguran kaum muda yang tinggi.

Baca Juga: Arab Saudi Mulai Membuka Wisata Gua Untuk Turis

Pemerintah Arab Saudi telah menghabiskan anggaran sangat besar untuk membangun industri pariwisata dari nol.

Pada 2017, kerajaan mengumumkan proyek multi-miliar dollar untuk mengubah 50 pulau dan situs murni lainnya di Laut Merah menjadi resor mewah.

Tahun lalu, pembangunan "kota hiburan" Qiddiya diluncurkan di dekat Riyadh, yang akan mencakup taman hiburan kelas atas, fasilitas olahraga motor dan safari.

Pengembangan juga dilakukan pada situs bersejarah seperti Mada'in Saleh yang telah berusia berabad-abad, yang menjadi rumah bagi makam batu pasir dari peradaban yang sama yang membangun kota Petra di Yordania.

(adh/kom)

 

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya