Raja Siallagan Ke-17 Menunggu Janji Presiden Jokowi

Klik nusae - Raja Siallagan ke-17 Gading Jhansen Siallagan mengapresiasi perhatian Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang ingin memugar dan memperbaiki Istana Sigale-gale di Kampung Huta Siallagan, Desa Ambarita, Kecamatan Simanindo, Samosir, Sumatera Utara.

"Saya mengucapkan terima kasih ke bapak Presiden Jokowi karena telah singgah di Kampung Huta Siallagan. Beliau ingin Huta Siallagan mempertahankan semua aspek yang mencirikan Batak. Mulai dari kesenian,budaya dan rumah adat," kata Jhansen kepada Klik nusae,Jumat (2/8/2019).

Seperti diketahui Presiden Joko Widodo bersama Ibu Negara Iriana dalam kunjungan kerjanya di Danu Toba, Rabu (31/7/2019) lalu menyempatan mengunjungi Batu Persidangan di Kampung Huta Siallagan. Disinilah cikal bakal orang Batak berkembang.

Menurut Jhansen,pernyataan presiden yang akan membantu merehab Kampung Huta Siallagan sesuai dengan keinginannya.

Sejak lama dirinya memang berkeinginan untuk melakukan beberapa pembangunan fasilitas di sekitar Istana Sigale-gale.

Dengan semakin tingginya volume pengunjung,kata Jhansen, ada beberapa fasilitas seperti jalan masukdan pasar souvenir yang perlu perbaikan.

"Justru kalau Pak Presiden tidak menyampaikan akan membantu, saya sudah siapkan proposal untuk diajukan melalui pak Luhut Panjaitan. Karena banyak sekali planning kami disini," ungkap Jhansen.

Pria yang sempat menetap di Bandung sebagai tenaga ahli pembuatan pesawat terbang di PT Dirgantara Bandung mengemukakan bahwa bersama putranya ia sudah merencanakan untuk membangun Kampung Huta Siallagan lebih kearah natural batak tempo dulu.

"Jadi disini kan ada delapan rumah adat. Sebelumnya saya pernah mengajukan kepada Kementerian Pariwisata agar rumah-rumah tersebut diperbaharui dengan menambah ukiran-ukiran khas Batak," katanya.

Selain itu ada area kios yang perlu diperlebar karena kapasitasnya sudah tidak memungkinkan lagi untuk menampung para wisatawan. Apalagi belakamgan ini kunjungan wisman maupun wisawatan domestic cukup tinggi.

"Setiap hari ratusan orang ada yang datang. Bahkan untuk akhir pekan bisa mencapai 600  bahkan peranah 1000 sekaligus. Kios yang ada sudah kewalahan menampung tamu," ungkapnya.

Kebetulan disamping area kios masih  ada lahan yang bisa digunakan untuk perluasan komersil seperti penjualan souvenir dan lainnya.

Selama ini praktis untuk pembiayaan operasional Kampung Huta Siallagan hanya mengandalkan dari kontribusi pengunjung.

"Tentu kami sangat menunggu sekali bantuan yang diutarakan Pak Presiden itu. Terutama yang urgent dilakukan adalah memperlebar gang masuk Huta Siallagan," lanjut pria yang mempersunting Mojang Bandung ini.

Tentang pertemuannya dengan Jokowi, Raja Batak ini mengungkapkan bahwa dirinya merasakan seperti sudah bersahabat lama. Jokowi banyak menyampaikan beberapa hal terkait masukan,bagaimana supaya Huta Siallagan menjadi salah satu destinasi unggulan di Toba Samosir.

"Mungkin karena latar belakangnya sama-sama Insinyur, ya kita enak itu ngobrolnya. Seperti reuni saja. Saya sangat yakin, beliau benar-benar concers terhadap kesenian dan budaya di Sigale-gale ini," katanya.

Sigale-gale adalah sebuah patung kayu yang digunakan dalam pertunjukan tari saat ritual penguburan mayat suku Batak.

Sigale-gale cukup terkenal di kalangan para turis, hingga ke mancanegara. Selama menari-nari, patung ini dikendalikan oleh seorang pemain dari belakang mirip boneka marionette menggunakan tali tersembunyi yang menghubungkan bagian-bagian patung melalui podium kayu berukir tempatnya berdiri.

"Tadi pagi juga saya melihat desa adat (Huta Siallagan), desa ulos, semuanya juga akan direhab total. Pasarnya juga, mulai pasar suvenir (Pasar Onan Baru) kemudian pasar yang di sini juga akan dikerjakan tahun ini dan tahun depan," demikian disampaiikan  Presiden Jokwi usai  mengunjungi Huta Siallagan.

Jokowi tiba di lokasi Batu Persidangan di Kampung Huta Siallagan, Desa Ambarita, Kecamatan Simanindo, Samosir, pukul 08.15 WIB. Ketibaan Jokowi dan Ibu Negara Iriana disambut secara adat.

Jokowi dipasangkan kain ulos oleh tetua adat setempat. Keduanya juga disambut dengan lemparan beberapa butir beras ke atas dan salam 'horas'.

Selanjutnya, Jokowi dijelaskan mengenai Kampung Adat Persidangan Huta Siallagan oleh Gading Jhansen Siallagan yang juga Ketua Pemandu Wisata di Kabupaten Samosir.

Jhansen menjelaskan, Raja Siallagan terdahulu telah menjalankan sistem peradilan di lokasi tersebut. Ciri dari hukum Kerajaan Siallagan ini adalah hukuman pasung dan pancung.

Jokowi ditunjukkan langsung lokasi Raja Siallagan bersidang yang ada di bawah pohon rindang. Di sana terdapat beberapa kursi yang terbuat dari batu.

Kursi untuk Raja Siallagan berbeda sendiri. Di samping kursi raja terdapat kursi untuk para penasihat dan dukun. Di depannya terdapat kursi untuk terdakwa.

"Banyak turis yang datang ke sini hanya mencari s

Jhansen menjelaskan secara singkat proses pengadilan yang dilakukan oleh raja.

Dia mengatakan pengadilan tersebut menyidangkan 3 jenis kejahatan yang terdiri dari tindak pidana ringan, tindak pidana umum dan tindak pidana serius.

"Yang khusus ini hukumannya hanya satu, yakni bunuh (pancung) dan yang memutuskan adalah raja. Tindak kejahatan khusus ini yakni terhadap tiga kejahatan yairu penghianat kerajaan atau makar, panglima musuh yang tertangkap kerajaan dan ketiga adalah orang yang berselingkuh dengan istri raja," kata Jhansen.

Usai mendapat penjelasan, Jokowi menghampiri lokasi batu persidangan tersebut bersama Iriana. Jokowi lantas duduk sejenak di kursi raja, sementara Iriana berdiri.

Tak lama, Jhansen mengajak Jokowi melihat lokasi eksekusi pancung. Jhansen menjelaskan bagaimana proses hukuman itu dilakukan.

Di akhir kunjungannya tersebut, Jokowi keluar melewati lorong warung suvenir. Sebelum masuk ke mobil, Jokowi sempat menyapa warga dan membagikan buku tulis kepada anak-anak.

Sementara itu Ani putri Raja Huta Siallagan mengaku sangat gembira mendengar Presiden Jokowi ingin membantu pengembangan kawasan wisata Sigale-gale.

"Sangat senang, nanti seperti apa rencananya bapak yang akan menjelaskan. Kebetulan sekarang sedang main Sigale-gale. Ada rombongan tamu dari Jakarta," kata Ani ketika dihubungi Klik nusae, Jumat (2/8/2019) pada pukul 08.40 WIB tadi.

Sebagai orang yang lama tinggal di Bandung, Jhansen sangat memahami bagaimana mengembangkan sebuah destinasi yang ramah lingkungan.

Sebetulnya dirinya ingin terus menetap di Bandung, namun karena harus melanjutkan Kerajaan Siallagan ia pun rela melepaskan pekerjaannya itu dan kembali ke Samosir.

Hanya sesekali ia tetap pergi ke Bandung karena diminta pihak perusahaan.

"Abdi oge lami linggih di Bandung. Pun bojo ti Bandung," kata Raja Jhansen yang sangat pasih berbahasa Sunda ini. Saya juga lama tinggal di Bandung. Istri juga dari Bandung.

(adh)

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya

E-Magazine Nusae