PHRI Banten,Ashok: Wisman Australia Tetap Stay Di Tanjung Lesung
Kliknusae.Com - Ketua Harian Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Banten Ashok Kumar mengemukan pasca gempa yang melanda wilayah Banten,Jumat (2/8/2019), tidak mempengaruhi kunjangan wisatawan mancanegara (wisman) di beberapa kawasan wisata pesisir pantai.
"Bahkan wisman dari Australia yang sedang melakukan surving di Tanjung Lesung tak ingin meninggalkan lokasi. Termasuk rombongan wisman dari China," kata Ashok Kumar ketika dihubungi Klik nusae,Sabtu (3/8/2019).
Menurut Ashok, bencana alam seperti gempa bumi bagi mereka (wisman) adalah sesuatu yang wajar dan tak selalu harus dihindari. Kecuali sudah pada level membahayakan sehingga perlu melakukan evakuasi.
"Justru yang ditakuti mreka adalah bencana yang disebabkan oleh manusia, seperti bom dan lainnya," lanjut Ashok.
Namun demikian diakui Ashok untuk wisman domestik ada sebagian memang yang menunda perjalanan ke Pantai Anyer karena ingin menunggu situasi benar-benar aman. Kebetulan untuk akhir pekan beberapa hotel sudah dipesan untuk acara grup.
"Mereka minta dijadwal ulang dan akan datang setelah kondisi traumatik mereka pulih kembali. Tentu ini sesuatu yang lumrah. Mungkin untuk bapaknya tak ada masalah tapi anak atau istrinya, bisa jadi masih khawatir," ungkap Ashok.Pria yang juga sebagai Dewan Pembina Pusat Ikatan Engineering Indonesia (IKEI) ini meminta badan terkait seperti Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) untuk menyampaikan peringatan lebih akurat dan tidak membingungkan masyarakat.
"Kalimat berpontensi tsunami sering diartikan bahwa sewaktu-waktu bisa terjadi. Atau kalimat potensi tsunami sudah berakhir yang bisa ditangkap tsunami bisa datang kembali," kata Ashok.
Ia meminta supaya BMKG bisa memandu masyarakat yang berada di daerah rawan gempa dengan penyampaian informasi yang lebih soft. Dengan demikian bisa meminimalisir kepanikan ketika terjadi gempa.
5 Orang Meninggal
Sementara itu, Pelaksana Harian (PLH) Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Agus Wibowo, mengungkapkan, korban meninggal akibat gempa bumi Banten bertambah menjadi lima orang.
Seperti diketahui, gempa bumi bermagnitudo 6,9 mengguncang sebagian wilayah Banten,Jumat (2/8/2019).
Gempa yang berpusat di 147 kilometer barat daya Sumur, Banten itu juga terasa hingga Jawa Barat, Jakarta, dan Jawa Tengah.
Agus menjelaskan satu korban bernama Sa'in (40), warga asal Ujung jaya, Kecamatan Sumur, Pandeglang, Banten.
"Korban mengalami kepanikan di kebun saat gempa bumi," kata Agus kepada wartawan, Sabtu (3/8/2019).
Sebelumnya BNPB merilis, empat orang meninggal dunia akibat gempa Banten. Dua dari empat orang yang meninggal terdata di Kabupaten Lebak atas nama Rasinah (48) dan Salam (95).
Sedangkan dua korban lainnya tercatat berada di Kabupaten Sukabumi atas nama H. Ajay (58) dan Ruyani (35).
https://www.instagram.com/p/B0sQx1WnryH/
Berdasarkan laporan BNPB, empat korban meninggal karena serangan jantung dan terpeleset saat gempa terjadi.
"Dua orang meninggal di Kabupaten Lebak itu karena kelelahan dan terkena serangan jantung, tapi dua orang di Kabupaten Sukabumi karena terpeleset ketika evakuasi dan serangan jantung," kata Agus.
Awalnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merilis, kekuatan gempa Banten adalah magnitudo 7,4 dengan kedalaman 10 kilometer dengan pusat di 147 km arah barat daya Sumur, Banten.
BMKG juga menyebut gempa ini berpotensi tsunami. Namun, setelah dilakukan sejumlah pemutakhiran, ada perubahan sejumlah data mengenai gemba Banten.
Setelah direvisi, BMKG menyebut kekuatan gempa magnitudo 6,9 dengan kedalaman gempa 48 kilometer.
Selain itu, episenter gempa terletak pada koordinat 7,32 LS dan 104,75 BT, atau tepatnya, berlokasi di laut pada jarak 164 km arah barat daya Kota Pandeglang, Kabupaten Pandeglang.
BNPB juga menyebut ada 200 bangunan yang rusak akibat gempa.
"Kerusakan yang ditimbulkan, kita monitor jam ke jam mengalami peningkatan. Hari ini jumlah terdapat mencapai 200 bangunan, baik rusak berat, ringan, dan sedang. Sejauh ini 2 orang meninggal dunia," kata Kepala BNPB Letjen Doni Monardo di Mandalawangi, Pandeglang, Banten, Sabtu (3/8/2019).
Doni menjelaskan sebagian masyarakat yang sempat mengungsi sudah kembali ke rumah masih-masing. Termasuk 1.000 warga di Lampung yang mengungsi pasca gempa.
"Di Banten semalam ada, tapi semua sudah kembali ke rumah masing-masing. Alhamdulillah tidak ada pengungsi. Di Lampung ada 1.000 orang tapi pagi ini sebagian besar sudah pulang," ujarnya.
(adh/dtk/kom)