Wakil Ketua PHRI Sudrajat: Kemenpar Sebaiknya Fokus Promosi Ke Negara Besar

Klik nusae - Wakil Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sudrajat menyarankan agar Kementerian Pariwisata (Kemenpar) lebih memfokuskan promosi atau branding ke negara-negara besar. Alasannya, karena negara-negara tersebut lebih berpeluang mendatangkan wisatawan mancanegara (wisman).

"Fokus saja ke negara besar seperti China,India,Inggris dan lainnya. Atau negara-negara yang masuk ke dalam  kelompok G20. Kenapa?  Karena dengan  GDP (Gross Domestic Product) mereka yang besar, penduduknya juga punya kelebihan uang untuk berwisata," kata Sudrajat kepada Klik nusae,Sabtu siang (13/7/2019).

Menurut Sudrajat-yang juga Wakil Ketua Umum Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) ditengah kompetisi global yang begitu ketat pemanfaatan anggaran promosi pariwisata keluar negeri harus benar-benar selektif.

Baca Juga: Pariwisata Indonesia Diperkenalkan Ke 20 Negara Di Kawasan Pasifik

"Ini penting. Supaya anggaran promosi itu benar-benar tepat sasaran. Kalau,misalnya, kita promosi ke New Zeland, apa tidak terbalik. Negara itu kan penduduknya sedikit dan belum ada satu pun presiden kita yang ke sana. Mestinya, mereka yang promosi ke Indonesia, karena jumlah penduduknya besar," tandas pemilik  Breso Resto & Coffee Cempaka Putih, Jakarta ini.

Sudrajat memberi contoh, bagaimana maskapai Lion Air berhasil menarik wisatawan yang berasal dari berbagai provinsi di China untuk terbang ke Manado.

"Impact-nya sangat luas. Hotel-hotel jadi penuh. Sekarang satu-satunya di Indonesia yang  okupansi hotelnya rata-rata di atas 80 persen adalah Manado. Ya, karena adanya penerbangan langsung (direct flight) China-Manado," jelas Sudrajat.

Baca Juga: New York dan Los Angeles Jadi Garapan Branding Wonderful Indonesia

Dikemukakan Sudrajat bahwa dirinya melihat selama ini branding atau promosi pariwisata yang dilakukan pemerintah sudah cukup baik. Tinggal saatnya sekarang memikirkan bagaimana membuat taktik dan implementasi strateginya dalam menarik wisman.

Apalagi target wisman tahun ini sebesar 20 juta orang sehingga harus benar-benar bisa memanfaatkan negara-negara maju dengan populasi penduduknya besar.

"Kalau kita garap Papua,Timor Leste,Samoa,Solomon Islands,Timor Leste,Tuvalu,dan Vanuatu itu rata-rata penduduknya sedikit. Kita jadi sanksi untuk bisa mencapai target 20 juta wisman," paparnya.

Baca Juga: China Mendominasi Kenaikan Wisman Ke Indonesia

Selain wisman,lanjut Sudrajat, pemerintah juga jangan mengabaikan wistawan dalam negeti (domestic) mengingat potensi wisatawan yang berpergian ke luar negeri juga cukup banyak.

"Selain fokus menggarap wisatawan mancanegara, wisata inbound juga perlu lebih dikembangkan.Tahun lalu diharapkan wisman bisa 17 juta tetapi yang tercapai kan hanya 14 juta atau 15 juta saja," ungkapnya.

Selain pengembangan tempat tujuan wisata baru, perlu kiranya juga mulai diberikan aturan yang bisa mendorong tujuan wisata.

"Negara Jepang itu berusaha penduduknya tidak keluar negeri dengan cara memberi pajak orang yang ke luar negeri. Harusnya kita juga seperti itu, yang berlibur ke luar negeri harus bayar pajak sehingga devisa tidak keluar," tutupnya.

(adh)

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya

E-Magazine Nusae