Gubernur Ridwan Kamil Tertarik Menggelar Event Triathlon

Klik nusae - Sukses dalam penyelenggaraan Pocari Sweat Run Bandung West Java Marathon Gubernur Jawa Barat menyatakan membuka diri bagi pihak yang berminat  menggelar event triathlon (triloba). Apalagi Jawa Barat memiliki banyak spot destinasi yang menarik. Mulai dari gunung,laut,lembah dan dataran.

"Dimasa mendatang kita memang berharap Jawa Barat memiliki sport tourism yang memiliki standar internasional. Kalau sekarang temanya city marathon, nanti Desember di Pangandaran juga ada beach marathon. Baru kemudian, ide bagus untuk menggagas lomba triathlon," demikian disampaikan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menjawab pertanyaan Klik nusae dalam acara jumpa pers,Minggu (28/7/2019) di Aula Barat Gedung Sate Jalan Diponegoro Kota Bandung.

Hadir dalam acara tersebut Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat Dedi Taufik, Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Jawa Barat H. Engkus Sutisna, Marketing Director PT Amerta Inda Otsuka,Celebrity Runner Soraya Larasati dan Atlet Nasional Agus Prayogo.

Ketika ditanya  apakah Jawa Barat tidak berkeinginan untuk menggelar triathlon mengingat Jawa Barat memiliki banyak spot destinasi menarik,pria yang akrab disapa Kang Emil ini cukup mengapresiasi.

"Iya, bisa juga kita laksanakan. Sambil lari,bersepeda dan berenang. Nanti kita carikan tempatnya. Ini ide menarik karena triathlon itu juga bagian dari wisata. Misalnta berenangnya harus ditempat yang jernih dan baik. Nah, kita punya danau-danau yang orang belum banyak tau," ungkap Emil

Pada dasarnya,lanjut Emil, dirinya sangat membuka diri bagi yang ingin menggelar event-event seperti Pocari Sweat Run Bandung ini.

Sebanyak 10 ribu pelari dari berbagai daerah di Indonesia dan mancanegara  ikut berpartisipasi dalam ajang Pocari Sweat Run yang telah berlangsung sejak 2017 tersebut.

Menurut Emil, impact dari event Pocari Sweat Run Bandung 2019 ini perputaran yang dihasilkan mencapai Rp. 15 miliar.

Pocari Sweat Run Bandung West Java Marathon 2019 kali ini memiliki empat kategori lari yang dipilih oleh peserta, yakni 5k, 10k, half marathon (21k), dan full marathon (42k).

Event yang start dari Gedung Sate tersebut  melewati berbagai lanskap kota di Jalan Asia Afrika, Jalan Merdeka, Jalan Braga, hingga Jalan R.E. Martadinata (Riau).

"Untuk tahun ini, kami masih mengusung tema yang sama dengan tahun-tahun sebelumya yakni #SafeRunning," kata Ricky Suhendar selaku Marketing Director PT Amerta Indah Otsuka.

Pihaknya  ingin mengajak dan mendorong masyarakat Indonesia untuk selalu terinspirasi dalam memiliki gaya hidup yang sehat dan aktif dengan olahraga berlari.

Pocari Sweat konsisten menggelar Pocari Sweat Run Bandung selama tiga tahun berturut-turut. Kesuksesan Pocari Sweat Run Bandung dapat terlihat dari antusiasme memasyarakat terhadap ajang ini di mana jumlah peserta terus mengalami peningkatan setiap tahunnya.

Tercatat pada 2017 sebanyak 6.500 pelari dan 8.000 pelari pada 2018 ikut serta berpartisipasi. Pada 2019 jumlah peserta lari menembus hingga 10.000 pelari yang tiketnya berhasil terjual dalam waktu 45 menit.

Sementara itu Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat Dedi Taufik ditemui usai acara jumpa pers mengemukakan bahwa keistimewaan dari Pocari Sweat Run Bandung 2019 adalah konsep kebudayaan yang diusung Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat.

Menjadi unik karena  terdapat pertunjukan tradisional di lima titik yang dilewati rute yakni perempatan Cilaki, Jalan Asia Afrika (Hotel Savoy Homann), Jalan Braga, Jalan Merdeka (SDN Banjarsari), dan Jalan Riau (Hotel De Paviljoen).

Masyarakat dapat turut juga menikmati alunan kendang penca dan perkusi yang melibatkan sejumlah pelaku seni di Kota Bandung, di antaranya dari Sanggar New Village Tatalu yang tampil di perempatan Cilaki hingga penampilan Padepokan Ranggon Cijagra di Braga.

"Jadi peserta tak hanya berlari, tapi menikmati sajian budaya yang menarik. Ada spot hiburan di pinggir jalan," kata Dedi.

Begitu pun bagi yang ingin mencicipi jajanan khas Jawa Barat tersedia 10 ribu cilok bagi seluruh peserta Pocari Sweat Run Bandung 2019.

"Artinya ada pemberdayaan ekonomi dalam event ini. Mereka yang ikut lomba tidak hanya sekadar datang mengikuti event maraton, tapi mereka di sini ada perputaran ekonomi, mereka akan belanja, makan, dan jalan-jalan," katanya.

Dedi berujar Pocari Sweat Run Bandung 2019 sangat dirasakan dalam pemberdayaan sektor ekonomi di sekitar kawasan Gedung Sate.

"Poinnya untuk pemberdayaan ekonomi sekitar, hotel dan kafe penuh. Angkot juga diberdayakan untuk shuttle bagi pelari, jadi banyak yang diberdayakan tahun ini," kata Dedi.

https://www.youtube.com/watch?v=ANFrch0rnfY&feature=youtu.be

Dedi merasa gembira dengan adanya event ini karena sport tourism tidak hanya berkaitan dengan pelari, tapi juga bermanfaat bagi UKM (Usaha Kecil Menegah).

Sementara itu Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Jawa Barat H. Engkus Sutisna mengapresiasi dengan suksesnya penyelenggaraan Pocari Sweat Run 2019 yang mampu mengumpulkan 10.000 pelari.

"Ini menjadi modal dasar kami, paling tidak bisa diadopsi  untuk penyelenggaraan event serupa di Jawa Barat. Kami sangat mengapresiasi peran besar dari pihak swasta yang turut mengembangkan olahraga, khussunya bagi atlet lari dan mendukung sport tourism," kata Engkus.

Ditambahkan Engkus, pihaknya dalam waktu dekat juga akan me-launching Jabar International Marathon Pangndaraan.

"Pelaksanaannya, nanti pada bulan Desember. Namun untuk launching-nya jika tidak ada perubahan akan kita lakukan pada bulan Agustus mendatang," jelasnya.

Memgingat event ini adalah yang pertamakali diselenggarakan di Kabupaten Pangandaran untuk pesertanya memang belum bisa menyamai Procari Sweat Run 2019.

"Namun dimasa yang akan datang, tidak menutup kemungkinan, seperti yang disampaikan pak Gubernur tadi bahwa kita juga bisa menggelar event sekelas Pocari Sweat Run ini," tutup Engkus.

(adh)

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya

E-Magazine Nusae