GHE Ingin Mencetak SDM Pariwisata Berkelas Dunia
Klik nusae - Komitmen tinggi untuk memajukan industri kepariwisataan dan perhotelan perlu mendapatkan perhatian dan aksi nyata dari semua pihak di tengah dinamika di berbagai bidang yang dipicu oleh pesatnya kemajuan teknologi informasi.
Industri pariwisata sebagai motor penggerak utama perekonomian di Bali khususnya dan sebagai peringkat ke-2 secara nasional benar-benar menjadi primadona bukan hanya bagi para wisatawan namun juga bagi kalangan dari berbagai sektor bisnis.
Kalangan ini mulai melirik untuk berinvestasi pada usaha pariwisata. Namun semua pihak harus memiliki pemahaman yang komprehensif tentang kepariwisataan sehingga industri ini dapat bermanfaat sebesar-besarnya bagi kesejahtaraan bangsa secara merata.
Ada 4 pilar pembangunan kepariwisataan di Indonesia yakni Destinasi, Pemasaran, Industri dan Kelembagaan.
Keempat pilar ini harus menjadi satu kesatuan yang utuh termasuk di dalamnya pilar kelembagaan yang harus ditopang oleh sumber daya manusia yang kompeten dan berdaya saing tinggi di dunia internasional.
Sehubungan hal tersebut, Global Hospitality Expert (GHE) sebagai salah satu lembaga pengembangan sumber daya manusia bidang kepariwisataan dan pengembangan destinasi wisata berinisitif untuk menyelenggarakan 1st Annual Hotelier Summit Indonesia 2019.
Event yang berlangsung di Hotel Sovereign Bali pada 12-13 Juli 2019, kegiatan ini merupakan media untuk mengedukasi para praktisi, investor serta seluruh insan pariwisata akan pentingnya mengetahui trend terkini di industri saat ini.
Sesuai tema yang diambil yakni "Leveraging Local Talent for World Class Hotelier" diharapkan sumber daya manusia lokal di Bali dan Indonesia benar-benar mampu untuk menjadi salah satu barometer insan pariwisata yang ahli berkelas internasional.
President Director GHE Agus Yoga Iswara, menjelaskan bahwa dewasa ini perkembangan pariwisata dunia diliputi paradigma yang dramatis dari sisi internal dan eksternal.
"Kita melihat bagaimana alam budaya-seni sebagai keunggulan destinasi saat ini dihadapkan pada ancaman degradasi dalam berbagai hal seperti kualitas sumber daya alam, perubahan gaya hidup masyarakat serta pengaruh dunia digital. Ini perlu disikapi dengan cara pandang yang holistic dan visioner bahwa industri ini perlu penyelamatan yang nyata dan konsisten," paparranya.
GHE sebagai tenaga expert merasa terpanggil untuk menguatkan kembali ketahanan sumber daya manusia kita bukan hanya pada technical skills yang sudah menjadi keahliannya, namun juga pada soft skills dan human skills-nya agar dapat beradaptasi untuk melakukan inovasi dan kreatifitas dalam menjalankan usaha bisnis dengan tanpa merusak atau mengabaikan sisi keunggulan destinasi kita.
"Hal ini dapat dilihat dari ragam acara kegiatan yang dilaksanakan selama event ini yang menyelenggarakan 9 topik seminar yang strategis untuk berbagai divisi pada industri pariwisata dan perhotelan," jelasnya.
Secara spesifik, Yoga Iswara menambahkan bahwa tujuan dilaksanakan kegiatan ini adalah untuk menunjukkan kepada dunia bahwa Bali dan Indonesia bukan hanya terkenal sebagai destinasi wisata namun juga dikenal sebagai pencetak dan penyedia sumber daya manusia kepariwisataan yang handal dan kompeten.
"Karena disadari bahwa keberlanjutan suatu destinasi dan industri pariwisata sangat tergantung pada kualitas SDM yang mengelolalanya," ungkapnya.
Sejak berdirinya Global Hospitality Expert (GHE) pada 17 Juli 2017 , 2 tahun yang lalu, GHE telah banyak berkontribusi dengan berbagai terobosan bukan hanya pada bidang pelatihan SDM namun juga melakukan sertifikasi profesi untuk skala internasional bekerjasama dengan American Hotel and Lodging Educational Institute (AHLEI).
Disamping juga cukup intens melakukan koordinasi dan memberi masukan kepada pemerintah khususnya di Bali terkait pembangunan kepariwisataan dan pendampingan desa wisata.
Menurut ketua penyelenggara kegiatan, I Made Ramia Adnyana, di tahun 2019 ini Annual Hotelier Summit Indonesia 2019 dilaksanakan di Bali sebagai embrio agenda tahunan kedepannya.
Kedepannya akan dilaksanakan secara bergilir di berbagai kota besar di Indonesia untuk pemerataan dan menjadi gerakan nasional akan pentingnya pemahaman industri pariwisata sebagai bentuk perekonomian yang berbasis kerakyatan.
"Kami hadirkan 9 seminar dalam 2 hari ini dengan menghadirkan 18 nara sumber yang ahli di bidangnya. Peserta sudah mencapai 618 orang dalam keseluruhan acara tersebut, dan kami optimis event ini akan bisa berlanjut terus kedepannya karena manfaat bagi industri dan insan pariwisata sangat besar," kata Ramia.
Dan hebatnya lagi adalah ini merupakan event pertama di Indonesia yang melibatkan bukan hanya satu profesi bidang keahlian saja namun berbagai bidang termasuk di bagian hulu dari pembangunan SDM kita yaitu bidang pendidikan dan pelatihan vokasi kepariwisataan.
(adh)