Disbudpar Bandung Siapkan Roadmap Wisata Halal Hingga 2023

Klik nusae - Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung berkolaborasi dengan Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) telah menyusun draft Tim Percepatan Wisata Halal Bandung dan  Roadmap Wisata Halal hingga 2023.

"Jumat lalu, kami sudah mempresentasikan draft ini kepada Asisten Daerah (Asda) 2 dengan beberapa Organisasi Perangkat Daerah (OPD). Tindaklanjut dari rapat tersebut draft roadmap akan lebih didetailkan lagi," demikian disampaikan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Bandung, Dewi Kaniasari kepada Klik nusae,Minggu (21/7/2019).

Menurut wanita yang akrab disapa Kenny ini, setelah ada penyempurnaan draft ini rencananya akan di presentasikan terlebih dahulu ke Wakil Wali Kota selaku Ketua Satuan Tugas (Satgas)  Pedagang Kaki Lima (PKL).

Hal ini terkait dengan kawasan PKL di Gelap Nyawang sebagai prototype wisata halal. Jika draft ini dianggap selesai maka secepatnya Disparbud  akan meluncurkan purwarupa area wisata halal ini.

"Wisata halal ini memiliki potensi dan daya tarik yang besar. Khususnya untuk wisatawan muslim yang berkunjung ke Bandung," ujar Kenny.

Kenny juga menyebutkan, ada beberapa hotel di Kota Bandung memiliki minat untuk menjadi halal place.

"Saat ini kami sedang mengumpulkan hotel-hotel yang serius mewujudkan wisata serius mendukung wisata halal ini. Dan jumlahnya cukup banyak," ujar Kenny.

Baca Juga: 75 Grup Tampil Unik dalam Parade Budaya Asia Africa Carnival 2019

Ia  menambahkan, saat ini Disbudpar sedang meningkatkan even pariwisata yang berskala Nasional seperti Asia Afrika Festival, akhir Juni lalu.

"Even skala besar seperti itu harus ditingkatkan intensitasnya guna menarik wisatawan dari luar untuk berkunjung ke Kota Bandung," tutur Kenny.

Baca Juga: Ketua PHRI Herman Muchtar: Tanpa Payung Hukum,Mubazir Bicara Wisata Halal

Khusus Even Asia Afrika Festival yang diselenggarakan selama dua hari  mampu menarik 139.750 pengunjung yang terdiri dari wisatawan lokal maupun asing.

Perputaran uang saat perhelatan berlangsung diperkirakan mencapai  Rp 42,7 miliar dengan rata-rata pengeluaran pengunjung Rp 306.224 per orang.

Bahkan tingkat okupansi atau hunian hotel yang berada pada radius satu kilometer dari lokasi festival mencapai 100 persen.

Hotel-hotel itu di antaranya Savoy Homann, Prama Grand Preanger, Ibis Style, dan De Braga.

Sementara beberapa hotel terdekat di luar radius satu kilometer tingkat huniannya mencapai 80 persen.

Oleh sebab itu, pada 2020 mendatang, peringatan Konferensi Asia Afrika ke-65 akan kembali diselenggarakan dengan sajian acara yang lebih meriah dan tentunya mampu menarik lebih banyak jumlah wisatawan.

Sebelumnya dalam pertemuan dengan Perhimpunan Hotel dan Restauran Indonesia (PHRI) di Pendopo Jalan Dalem Kaum No 56 Bandung, Kamis pekan lalu, Wali Kota Bandung Oded M Danial mengemukakan bahwa Pemkot Bandung juga berupaya mendorong kualitas perhotelan untuk tercapainya pariwisata yang kreatif, berbudaya, dan berakhlak mulia.

"Sektor pariwisata, termasuk di dalamnya perhotelan akan mendapatkan perhatian khusus sebagaimana telah dibuat 'roadmap' wisata halal," ujar Oded.

Baca Juga : STP Bandung Gelar Bimbingan Teknis Pariwisata Halal

Sebagai kota jasa dan pariwisata, sektor perhotelan merupakan salah satu penyumbang terbesar Pajak dan Penghasilan Asli Daerah (PAD) Kota Bandung.

Selain perhotelan, wisata halal juga menjadi gagasan Pemkot Bandung untuk meningkatkan kualitas pariwisata.

Sementara itu, Ketua Perhimpunan Hotel Indonesia (PHRI) Jawa Barat, Herman Muchtar berharap, gagasan pariwisata sebagai lokomotif ekonomi di wilayah Jawa Barat, khususnya di Kota Bandung dapat lebih cepat diimplementasikan.

"Kita harus serius dan fokus untuk ini. Tentu, kita harus bersinergi menyatukan potensi, kendala dan solusi dalam industri perhotelan ini guna menopang dan meningkatkan kualitas pariwisata di Kota Bandung," ujar Herman.

(adh)

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya

E-Magazine Nusae