Datsun Lesu 830 Karyawan Nissan Indonesia Terkena Imbas PHK

Klik nusae - Nissan melalui merek Datsun-nya mengalami kesulitan untuk mendapatkan traksi di Indonesia. Akibatnya, karyawan Nisan Indonesia terkena imbas pemutusan hubungan kerja (PHK). Tercatat ada 830 karyawan yang akhirnya harus dirumahkan.

PHK ini merupakan bagian dari pemotongan kerja sebanyak 12.500 karyawan Nissan di seluruh dunia.

Hal ini disampaikan langsung oleh CEO Hiroto Saikawa saat press conference minggu lalu. Saikawa dalam jumpa persnya memperlihatkan setidaknya ada 14 negara yang akan mengalami PHK.

Namun karena ini merupakan masalah yang sensitif, Saikawa tidak menyebutkan satu per satu negara atau pabrik yang akan mengalami PHK. Presentasi yang memperlihatkan efisiensi investasi itu pun ditutupi.

"Selama tahun fiskal 2018-2019 kami sudah dan mulai mengurangi pekerja di 8 lokasi, sebanyak 6.400 orang lebih dan 6 lokasi mulai tahun fiskal 2020 sampai 2022 sebanyak 6.100 orang, jadi totalnya 12.500 pekerja," ujarnya dalam video yang dirilis Nissan.

Meski tidak menyebut negara mana, namun dari laporan Nikkei, pemotongan pekerja paling banyak terjadi di India sebanyak 1.700 orang.

Baca Juga: 12.500 Karyawan Nissan Motor Co Di PHK

Pemotongan pekerja paling banyak kedua terjadi di Amerika dimana Nissan berencana mengurangi 1.420 pekerja, Meksiko 1.000 pekerja, Jepang 880 pekerja, 470 pekerja di Spanyol, 90 pekerja di Inggris.

Hal ini terjadi karena Nissan dan merek Datsun-nya mengalami kesulitan untuk mendapatkan traksi di negara-negara tersebut, terutama India dan Indonesia, padahal merek Jepang lain performanya cukup bagus.

Kinerja keuangan Nissan pada kuartal I memang kurang bagus. Laba operasional perusahaan di kuartal I-2019 anjlok hingga 99% dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya. Sementara pendapatan perusahaan turun 13%.

President Director PT Nissan Motor Indonesia Isao Sekiguchi dalam pernyataan kepada seperti dilansir detikcom, Senin (29/7/2019) PHK merupakan bagian dari upaya Nissan untuk memperbaiki operasi dan efisiensi investasi.

"Seperti yang disampaikan CEO Hiroto Saikawa kami mengambil tindakan untuk menghentikan atau mengurangi kapasitas di lini produksi di 8 lokasi," ungkapnya.

Selanjutnya dari FY20-FY21 akan menghentikan atau mengurangi kapasitas, di lini atau pabrik di 6 lokasi.

"Total pengurangan jumlah karyawan akan menjadi sekitar 12.500 orang. Tidak ada detail spesifik yang dapat dibagikan saat ini," ujarnya.

(adh/dtk)

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya

E-Magazine Nusae