Selesai 2021,Kereta Cepat Jakarta-Bandung Dibanderol Rp 227 Ribu

Klik nusae - Kereta Cepat Jakarta-Bandung (JKT-BDG) diperkirakan mulai beroperasi pada tahun 2021. Progres pembangunan transportasi publik modern ini hingga Juni 2019 sudah mencapai 21,1 %. Tiket yang dibanderol berkisar Rp.227.200 atau 16 US$ dengan kurs Rp 14.200.

"Nantinya tiket yang dijual tetap dalam rupiah mengacu kurs yang berlaku saat ditetapkan. Itu kami pakai dengan FS (feasibility study) kami. Jadi kami kisarannya di harga yang paling terendah di sekitar US$ 16, yang paling feasible di situ," jelas Manajer PR & CSR PT KCIC Deni Yusdiana,Sabtu (15/6/2019).

PT KCIC juga bakal menjual tiket dengan harga yang bervariasi. Hanya saja dia belum bisa membocorkannya.

Yang jelas, harga lainnya lebih tinggi dari US$ 16. Nantinya fasilitas yang disediakan dibedakan antara yang US$ 16 dan yang lebih mahal.

Deni mengatakan, tiket yang termurah jumlah kursinya lebih banyak. Ditambah, kursinya pun bakal didesain berbeda. Tentunya yang lebih mahal bakal lebih bagus kualitasnya.

"Jumlah kursi, kalau yang US$ 16 itu yang 2-3 (baris kanan-kiri) jadi satu baris 5 (kursi). Iya betul (lebih banyak jumlah kursinya). Fasilitas kursinya kualitasnya berbeda," tambahnya.

Adapun harga di atas didapatkan dari hasil studi kelayakan (feasibility study/FS) yang dilakukan. Dari studi tersebut, harga yang paling layak adalah US$ 16.

Namun tarif resminya sendiri nanti bakal ditetapkan bersama regulator.Sebagai informasi tambahan, tipe kereta yang akan digunakan kereta cepat adalah CR400AF.

CR400AF didesain dengan teknologi yang memungkinkan kereta beroperasi di empat iklim, salah satunya iklim tropis dengan kondisi suhu dan kelembaban tinggi seperti di Indonesia.

"Progres pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung sampai dengan minggu kedua Juni telah mencapai 21,1%," tambah Deni.

Dia mengatakan, dari total 298 titik yang sudah diserahterimakan atau Site Hand Over (SHO), 115 titik di antaranya sudah mulai tahap konstruksi.

"Sudah ada 32 titik konstruksi yang dikerjakan secara massif, 42 titik dalam proses awal konstruksi, dan 41 titik sedang dalam pekerjaan persiapan, seperti pematangan lahan dan pemagaran," jelasnya.

Dari 32 titik yang secara masif sedang dikerjakan, salah satunya adalah Tunnel Walini. Pengerjaan proyek ini memakan waktu 15 bulan untuk tunnel dengan panjang 608 meter.

Ini merupakan tunnel pertama dari 13 tunnel yang berhasil ditembus.

Menurut Deni, 183 titik lainnya oleh pihak kontraktor yang tergabung dalam High Speed Railway Construction Consortium (HSRCC) sedang melakukan sejumlah proses kegiatan.

"Untuk 183 titik lainnya, oleh pihak HSRCC saat ini sedang dalam proses review construction drawing, relokasi utilitas serta beberapa baru diserahterimakan," tandasnya.

(adh/dtk)

 

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya

E-Magazine Nusae