PHRI NTT Tak Merasa Khawatir Terhadap Penutupan Taman Komodo

Klik nusae - Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) tak merasa khawatir terhadap rencana  penutupan Taman Nasional Komodo (TNK). Selama ini wisatawan yang berkunjung ke NTT tidak selalu bertujuan akhir ke TNK atau Labuan Bajo.

"Tidak semua wisatawan direct (langsung) ke Labuan Bajo. Justru kebanyakan wisatawan lebih lama (long stay) di Maumere (Sikka),jadi apa yang meski dikhawatirkan. Toh, penutupan Taman Nasional Komodo sifatnya sementara,Taman Komodonya saja yang direhab. Tempat lain masih buka," jelas Ketua PHRI Nusa Tenggara Timur Fredy Ongkosaputra kepada Klik nusae,Sabtu (29/6/2019).

Fredy-yang juga Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Provinsi NTT ini dimintai tanggapannya terhadap rencana pemerintah setempat menutup kawasan wisata favorit Taman Komodo.

Menurut Fredy, meski tingkat hunian hotel masih rendah terkait masih tingginya harga tiket pesawat,namun secara umum tidak menggangu kunjungan wisatawan ke NTT.

Banyak destinasi baru yang terus dikembangkan pemerintah,seperti di Sumba Barat Daya,Sumba Timur dan Alor yang selama ini memang sangat dikenal karena keindahan alamnya yang luar biasa (excellent).

"Seperti yang sedang dikembangkan atau dideklarasikan adalah Pulau Sabu. Destinasi ini diperkirakan akan meletus juga menjadi satu destinasi unggulan," tambah Fredy.

Seperti Taman Nasional Komodo atau Pulau Sumba, Pulau Sabu juga  memiliki daya tarik wisata alam yang tak kalah indahnya sehingga layak  masuk dalam bucketlist para traveler.

Selama ini  Sabu dikenal juga dengan sebutan Sawu atau Savu. Penduduk setempat menyebutnya Rai Hawu, yang berarti 'Tanah Hawu' atau tanah orang Sabu.

Pulau ini juga merupakan yang terbesar di Kabupaten Sabu Raijua, disusul Raijua dan Dana. Konon berdasar cerita penduduk setempat, nenek moyang orang Sabu berasal dari Gujarat, India. Itulah yang kemudian oleh  Warga setempat menyebutnya Hura.

Masih kata Fredy,pihaknya tidak terlalu gelisah mensikapi terjadinya fluktuasi,baik naiknya harga tiket pesawat,nilai tukar rupiah dan lainnya.

Baca Juga:

NTT Bangun Tujuh Objek Wisata Baru

188 Busana Kain Tenun NTT akan Diperagakan di Event Indonesia Fashion Week

Gubernur NTT Tutup Taman Nasional Komodo?

Labuan Bajo Disiapkan jadi Destinasi Wisata Berkelanjutan

"Sekarang sudah memasuki penyesuaian. Memang diawal-awal kaget,ada harga tiket naik,tapi sekarang sudah biasa. Wisawatan juga berlangsung terus datang ke NTT. Mudah-mudahan harga tiket bisa kembali normal seperti semula sehingga makin banyak wisatawan yang akan berkunjung kemari," paparnya.

Sebagaimana diketahui, rumor rencana penutupan Pulau Komodo sempat membuat warga,khususnya di Desa Komodo di Pulau Komodo, NTT gelisah. Hingga saat ini warga Desa Komodo masih menolak wacana penutupan Taman Nasional Komodo.

"Isu tersebut beritanya sudah meluas. Banyak tamu bertanya 'apa benar akan ditutup?, itu sudah bikin mereka was-was," terang Ihsan sebagaimana dilansir beberpaa media online, Jumat (28/6/2019).

Bukan hanya tamu (wisatawan) domestik, tapi juga turis mancanegara. Sebab pemberitaan wacana penutupan Taman Nasional Komodo, juga diberitakan media-media internasional.

"Bahkan, ada juga beberapa trip yang cancel," keluh Ihsan.

Ihsan berharap, Pemprov NTT mencabut wacana penutupan Taman Nasional Komodo. Hingga kini, pihak Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) sebagai penanggung jawab dan pengelola taman-taman nasional di Indonesia juga belum mengeluarkan keputusan penutupan resmi terhadap rencana penutupan TNK.

(adh)

Share this Post:

Berita Terkait

E-Magazine Nusae