Pawai Ogoh-Ogoh Ramaikan Keberagaman Di Kota Semarang
"Pawai merupakan Peringatan Hari Raya Nyepi tahun baru Saka 1940 di Kota Semarang. Diselenggarakan oleh Pemkot Semarang bekerja sama dengan Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kota Semarang. Setiap tahun kita laksanakan. Selalu ramai oleh wisatawan," Kepala Disbudpar Kota Semarang, Masdiana Safitri, kemarin.
Pawai akan dimulai dari titik nol kilometer. Atau di depan Kantor Pos Besar Kota Semarang. Dimulai pukul 14.00 WIB. Pawai akan melintasi Jalan Pemuda menuju Balai Kota Semarang. Walikota Semarang, Hendrar Prihadi, akan melepas langsung peserta.
"Diawali prosesi upacara, dilanjutkan pawai hingga halaman Balai Kota Semarang. Kemudian, diakhiri dengan pertunjukan sendratari Rahwana Galau yang dibawakan oleh sanggar Saraswati," ujar Masdiana.
Tapi, bukan hanya ogoh-ogoh yang akan terlibat di pawai tersebut. Berbagai seni budaya serta berbagai agama juga meramaikannya.
Ada kelompok pagar ayu, kelompok pinandita, pemimpin agama, pasukan berkuda dari Polrestabes Semarang, kelompok pasukan Mataram, kelompok warak ngendog dari Dewan Kesenian Semarang, serta sejumlah kelompok seni dari berbagai unsur.
"Tujuannya sebagai sarana merajut harmoni antar-umat beragama serta seluruh komponen masyarakat Kota Semarang guna mewujudkan Kota Semarang yang aman dan nyaman. Dan untuk menjadi cermin bahwa kebhinekaan itu indah," kata Masdiana.
Masdiana menerangkan, menjelang acara dimulai, akses jalan dari Kota Lama, yaitu sepanjang jalan Pemuda hingga Balai Kota, akan ditutup sampai rombongan ogoh-ogoh selesai melintas.
Untuk memudahkan pengunjung, kantong-kantong parkir telah disiapkan. Kantong-kantong parkir ini tersebar merata. Sehingga penginjung dapat dengan leluasa menonton pawai.
'Kita sudah siapkan berberapa tempat untik dijadikan tempat parkir wisatawan. Ada Kantor Satlantas Polrestabes Semarang Kota Lama, area pasar Klitikan, dan Gedung Keuangan Negara. Untuk acara pembukaan. Sedangkan bagi pengunjung yang ingin melihat di akhir rute, bisa memarkirkan kendaraan di SMA 3, SMA 5, TIC, Bank Jateng, dan Halaman Balaikota," terang Masdiana.
Deputi Pemasaran I Kementerian Pariwisata I Gde Pitana, didampingi Kepala Bidang Pemasaran Pariwisata 1 (Jawa) Wawan Gunawan, mengatakan, Pawai Ogoh-Ogoh di Semarang merupakan bukti kayanya budaya Indonesia.
Pawai ini juga menjadi atraksi yang inovatif dalam pengembangan pariwisata Kota Semarang. Serta mencerminkan kebhinekaan Kota Semarang.
"Ini bagus sebuah atraksi budaya yang dapat mempromosikan kekayaan budaya di Kota Semarang. Bergerak bersama dalam keberagaman, Semarang hebat," tandas Pitana.
Nada pujian juga diberikan oleh Menteri Pariwisata Arief Yahya. Pawai Ogoh-Ogoh ini merupakan bukti komitmen kuat Kota Semarang. Serta besarnya toleransi antar masyarakatnya. Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan, pihaknya selalu mendukung upaya memajukan pariwisata di Tanah Air.
"Culture values harus ada tiap daerah. Yang juga harus penting itu harus ada economic valuesnya," kata Menpar Arief Yahya.
Menurut Arief Yahya, budaya menjadi salah satu alasan wisatawan mau liburan ke suatu daerah. Karena itu budaya harus dilestarikan mengingat memiliki nilai ekonomis.
"Ini laku dijual untuk turis mancanegara," ungkap Arief Yahya.
Untuk itu Arief Yahya mendorong agar para penggiat kebudayaan mampu menghasilkan daya kreasi yang bernilai komersil tinggi. Dengan demikian wisatawan mendapatkan suguhan yang berkualitas. Walau pun itu bukan budaya asli daerah tersebut.
"Yang terpenting, budaya harus terus dilestarikan. Semakin dilestarikan, akan makin mensejahterakan," tambahnya.
(adh