WWF Gandeng Pelaku Pariwisata Bandung Menuju Pariwisata dan Perikanan Berkelanjutan
Apa dampak negatifnya? Diantaranya adalah kenaikan volume sampah, polusi, kerusakan terumbu karang, stres pada satwa, praktik perikanan yang tidak bertanggung jawab hingga menurunnya jumlah stok sumber daya ikan.
Program Seafood Savers dan Signing Blue oleh World Wildlife Fund for Nature (WWF) Indonesia mengangkat dua hal penting dalam mendukung tren di masyarakat yang mulai berubah ke arah pro lingkungan yaitu parawisata dan perikanan.
Sosialisasi dua program inilah disampaikan dalam acara Roadshow Seafood Savers dan Signing Blue WWF-Indonesia " Menuju Pariwisata dan Perikanan yang Berkelanjutan" di Rivieria Room, The Luxton Hotel Bandung,Jumat petang (19/10/2018).
Acara ini dihadiri oleh General Manager, Chef Executive, Purchasing Manager dan staff hotel-hotel dan restoran di Bandung di bawah naungan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI).Selain itu, juga Indonesian Hotel General Manager Association (IHGMA), Riung Priangan, Indonesian Chef Association (ICA), Indonesian Housekepeers Association (IHKA), ACE Bandung, lembaga akademisi dan media lokal.
Dalam pemaparannya, Seafood Savers dan Signing Blue WWF menyampaikan pentingnya peran pelaku usaha dalam rantai penjualan seafood (buyer) dan bisnis kepariwisataan untuk mendukung upaya pelestarian lingkungan di Indonesia.
"Buyer (wholesaler, retailer, hotel and restaurant) sebagai penyaji hidangan laut (seafood) dalam usahanya dinilai memiliki peran besar dalam mendorong konsumsi seafood yang berasal dari praktik perikanan bertanggung jawab," kata Febrina Berlianti, Seafood Market Innovation Coordinator.
Oleh karena itu, Seafood Savers mendorongkan komitmen para pelaku usaha buyer untuk meningkatkan kebijakan pembelian seafood-nya dengan menjadi anggota Seafood Savers sebagai bagian dari dukungannya untuk berubah menjadi lebih baik.
Sementara itu pada sisi kepariwisataanya, WWF mendorong pelaku bisnis untuk mempraktikan pariwisata bahari bertanggung jawab melalui program Signing Blue. Dengan adanya komitmen dari penyedia wisata dan wisatawan untuk menjalankan kegiatan pariwisata bahari yang bertanggung jawab maka akan mendorong terciptanya bisnis pariwisata yang berkelanjutan untuk generasi sekarang dan akan datang."Signing Blue mengikat pelaku usaha dan wisatawan untuk bersama-sama mendorong gerakan konservasi terus bergerak, sembari menjalankan praktik bisnis dan aktivitas wisatawan secara berkelanjutan, berkeadilan serta setara bagi komunitas-komunitas local," papar Fritzgerald William Yesaya Wenur, Corporate Engagement for Signing Blue Program.
Diharapkan jaringan berbagai pelaku usaha dapat didorong untuk terus meningkatkan perannya dalam perikanan dan parawisata bahari yang bertanggung jawab dan berkelanjutan.
Melalui komitmen dan usaha bersama para pemain ini akhirnya dapat memberi inspirasi pada lebih banyak praktisi bisnis untuk bersama-sama mendorong praktik perikanan dan parawisata bahari yang berkelanjutan demi terjaganya kelestarian ekosistem dan sumber daya laut."Pariwisata dan perikanan merupakan dua sisi yang saling berkaitan dan menentukan keberlanjutan sumberdaya yang ada. Dunia pariwisata baik pelaku dan penyedia jasa sangat bergantung akan ketersediaan ikan yang dikonsumsi, sementara ketersediaan ikan akan menentukan terus bergulirnya dunia pariwisata," Adji Santoso,Head of Corporate Partnership WWF Indonesia.
Untuk diketahui, Seafood Savers adalah landasan business-to-business yang diinisiasi WWF-Indonesia untuk mengimplementasi upaya perbaikan perikanan di Indonesia yang mengacu pada standar ekolabel MSC dan ASC.
Signing Blue merupakan inisiatif WWF-Indonesia untuk pariwisata bahari bertanggung jawab dengan harapan mampu menjaring semua elemen yang bersinggungan dengan pariwisata bahari.
(adh)