Insan Pariwisata Dirikan Dapur Umum Bencana Alam Kuningan

JELAJAH NUSA - Insan pariwisata Jawa Barat bergerak cepat pasca terjadinya bencana tanah longsor di Kabupaten Kuningan yang menyebabkan ribuan jiwa harus mengungsi. Relawan yang dimotori pengurus Perhimpungan Hotel dan Restauran Indonesia (PHRI) setempat langsung mendirikan dapur umum.

"Usai rapat koordinasi dengan Muspika Kecamatan Ciniru, Kabupate Kuningan kami harus menyiapkan sekitar 4500 nasi bungkus setiap hari untuk 3 kali makan. Persediaan beras yang sekarang diperkirakan hanya cukup untuk dua hari kedepan," demikian disampaikan Koordinator Lapangan (Korlap) Bencana PHRI Jabar,Deden Henriawan, Selasa (27/2/2018).

Saat ini relawan dari PHRI Jabar sedang menginventarisi kebutuhan bagi korban bencana alam di kuningan. Namun yang jelas langkah awal yang dilakukan adalah membuka dapur umum untuk kepentingan makan sehari-hari para korban bencana.

"Tim kami bekerja siang malam, agar korban bencana alam ini bisa kita layani dengan baik. Bagaimana pun, mereka membutuhkan uluran tangan kita," kata Deden yang membidangi sosial BPD PHRI Jabar ini.

Seperti diketahui, Sedikitnya 2.989 warga di empat desa di Kabupaten Kuningan mengungsi akibat bencana pergerakan tanah dan longsor. Proses evakuasi terhadap warga yang terdampak bencana pun terus dilanjutkan hingga hari ini,Selasa (27/2/2018).

Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kuningan, Minggu (25/2) pukul 20.00 WIB, ribuan warga yang mengungsi itu berasal dari Desa Margacina dan Desa Jabranti, Kecamatan Karangkancana, Desa Pinara dan Desa Mungkuldatar, Kecamatan Ciniru.

Di Desa Margacina, Kecamatan Karangkancana, bencana gerakan tanah dan longsor terjadi di Dusun Cipari, Rabu (21/2). Di dusun itu, hingga Minggu (25/2) pukul 20.00 WIB, tercatat ada 612 jiwa yang mengungsi. Sebanyak 200 jiwa mengungsi di posko Kaduagung dan 412 jiwa menyebar di rumah sanak keluarganya.

"Proses evakuasi warga di Dusun Cipari dinyatakan telah selesai," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Kuningan, Agus Mauludin.

Di Dusun Cipari, tercatat ada 205 rumah warga yang terdampak, dua mushola, satu masjid, satu sekolah dasar (SD) dan satu posyandu. Hujan deras di dusun tersebut juga membuat ruas jalan utama Desa Kaduagung Dusun Cipari ambles sepanjang kurang lebih dua kilometer.

Sementara itu, di Desa Jabranti, Kecamatan Karangkancana, gerakan tanah dan longsor, pada Kamis (22/2), telah memaksa 1.333 warga di tiga dusun di desa tersebut juga mengungsi. Adapun ketiga dusun tersebut, yakni Dusun Banjaran, Dusun Winduherang dan Dusun Jabranti.

Agus mengungkapkan, proses evakuasi terhadap warga di tiga dusun tersebut untuk sementara dihentikan, pada Ahad (25/2) malam. Sebab proses tersebut terkendala kondisi cuaca hujan, petir dan mati lampu di lokasi.

"Proses evakuasi terhadap warga berlanjut Senin ini," terang Agus.

Di Desa Pinara, Kecamatan Ciniru, gerakan tanah dan longsor melanda empat dusun. Yakni Dusun Babakan, Dusun Cihanjuang, Dusun Cijoho dan Dusun Jatimulya.

Adapun jumlah warga yang pengungsi hingga, Minggu malam, tercatat ada 943 jiwa. Lokasi pengungsian mereka tersebar di aula Kecamatan Ciniru 255 jiwa, gedung PGRI Desa Cijemit, Kecamatan Ciniru ada 250 jiwa, gedung Veteran Kecamatan Ciniru 156 jiwa, gedung SMPN 1 Ciniru, Balai Desa Cijemit 216 jiwa, Pesantren Desa Cijemit 15 jiwa, Dusun Sukacai Desa Cijemit 51 jiwa dan sisanya sekitar 567 jiwa belum tercatat di lokasi.

(adh)

Share this Post:

Berita Terkait

E-Magazine Nusae