Potensi Tsunami Megathrust Sudah Diujung Siklus, Bisa Sentuh Istana

KLIKNUSAE.com - Potensi Tsunami Megathrust kini sudah diujung siklus perulangan (earthquake cycle). Setiap saat bisa terjadi dan memiliki dampak yang cukup dahsyat.

"Berdasarkan data Global Navigation Satellite System (GNSS) mengkonfirmasi adanya akumulasi energi di bagian megathrust Selat Sunda hingga Pelabuhan Ratu dan selatan Parangtritis hingga selatan Pantai Jawa Timur," demikian disampaikan Kepala Laboratorium Geodesi Institut Teknologi Bandung (ITB) Heri Andreas.

Kapan waktunya, menurut Heri, setiap saat bisa saja terjadi.

BACA JUGA: Berita Tsunami 20 Meter Tak Pengaruhi Okupansi Hotel di Pangandaran

“Bisa besok, lusa, minggu depan, bulan depan, tahun depan, bisa kapan saja," ujar Heri sebagaimana dikutip Kliknusae.com dari Kompas, Minggu 22 Agustus 2021.

Kekuatan Megathrust Bisa Mencapai Magnitudo 9,0 dan Gelombang Tsunami 20 Meter

Dari hasil pemodelan, kekuatan gempa yang bisa terjadi mencapai magnitudo (M) 8,7 hingga 9,0 dan bisa diikuti oleh gelombang tsunami hingga 20 meter tingginya.

BACA JUGA: BMKG Jelaskan Potensi Gempa M 8,8 Di Selatan Jawa

Gelombang tsunami tersebut bisa sampai di pesisir Jakarta dengan ketinggian 1 meter hingga 1,5 meter.

Ketinggian itu, relatif lebih kecil dibandingkan dengan potensi tsunami yang bisa terjadi di bagian selatan.

"Namun demikian fakta saat ini pesisir Jakarta wilayahnya sudah ada di bawah laut hingga minus 1-2 meter, ini artinya potensi tsunami akan lebih besar," ujar Heri.

BACA JUGA: Film Perjalanan Band Seventeen Hingga Tsunami Mulai Tayang

Berdasarkan hasil simulasi model, run-up tsunami dapat mencapai sebagian besar Pluit, Ancol, Gunung Sahari, Kota Tua hingga Gajah Mada.

“Kalau kita perhatikan modelnya ternyata nyaris menyentuh Istana (Presiden)," tegasnya.

Menurutnya, dari pemodelan tersebut menyiratkan bahwa tanggul pantai atau laut di Jakarta akan berperan sangat penting.

Tidak hanya mencegah banjir rob, tetapi juta melindungi Jakarta dari tsunami.

BACA JUGA: Kemenparekraf-SBM ITB Luncurkan Buku Modelling a Healthy Creative Scene

Pemerintah Harus Mempercepat Pembuatan Tanggul di Jakarta

"Untuk itu kita harus mendukung pemerintah dalam mempercepat upaya pembangunan tanggul sepanjang pesisir Jakarta. Fakta ini mau tidak mau harus diungkap, meskipun terkesan menakut-nakuti," ujar Ketua Lembaga Riset Kebencanaan IA-ITB tersebut.

Selain itu, Heri juga mengatakan bahwa pemerintah harus mulai lebih rutin menggencarkan edukasi dan simulasi kebencanaan kepada masyarakat.

Kemudian menyediakan jalur evakuasi dan shelter untuk tempat berlindung warga.

"Kalau mampu membangun tanggul penahan tsunami seperti di Jepang, ya bisa saja. Tetapi biayanya mahal dan kita belum ke arah sana. Itu kan tanggulnya berlapis. Hal yang terbaik edukasi terhadap masyarakat," paparnya.

BACA JUGA: Dibangun Arsitek ITB, Jawa Tengah Punya Jateng ValleyTerbesar Di Asia

Lebih lanjut Heri juga mengajak seluruh masyarakat dan berbagai pihak untuk menyikapi segala kemungkinan dengan bijak dan waspada.

"Gempa bumi dan tsunami merupakan bencana alam yang hampir tidak mungkin kita cegah, kecuali dengan doa. Apa yang bisa kita perbuat adalah bagaimana kita bersiap menghadapinya," ujarnya.

Riset Tahun 2019 Menyebutkan Megathrust Sudah Dekat

Sejumlah riset yang dilakukan pada 2019 menyebutkan jika terdapat potensi gempa megathrust di Indonesia. Salah satunya potensi tsunami mencapai 20 meter di Pulau Jawa bagian selatan.

Hal ini terungkap dalam sejumlah riset tahun 2019 lalu. Hasil peneliti menunjukkan lokal megathrust terdapat gempa kuat di barat dan timur Pulau Jawa.

BACA JUGA: BMKG Ingatkan Gempa Susulan, Masyarakat Diminta Berhati-hati

Dengan model yang diturunkan dari GPS, para peneliti melakukan simulasi. Skenario paling buruk adalah saat sumber gempa di barat dan timur pecah bersamaan akan menghasilkan gelombang tsunami tinggi.

Gelombang tsunami tertinggi berpotensi terjadi di sebelah barat dengan 20 meter. Sementara timur 12 meter dan bagian tengah berkisar 4,5 hingga 5 meter.

Gempa bumi megathrust sendiri terjadi pada zona subduksi yang berada di atas lempeng konvergen destruktif, yakni saat lempeng tektonik tertekan di bawah lempeng lain.

Megathrust menjadi gempa bumi interlempeng terkuat di muka bumi. Kemungkinan bila terjadi dapat menghasilkan 9,0 magnitudo. ***

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya

E-Magazine Nusae