Kasus Covid-19 Global Menurun, Tapi Pemulihan Ekonomi Belum "Fast Charging"

Kliknusae.com - Kabar menggembirakan. Secara global kasus Covid-19 global kini mulai menurun. Namun, untuk pemulihan ekonomi tampaknya masih harus menunggu waktu. Tidak bisa secepat yang dinginkan (Fast Charging).

Menurut laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pelambanan ekonomi ini disebabkan distribusi vaksin Covid-19 yang tidak merata sehingga membuat negara-negara berkembang terancam mundur ke belakang (semakin miskin).

"Terdapat 3,7 juta kasus Virus Corona global baru yang dilaporkan selama sepekan hingga 31 Januari, atau turun 13 persen dibandingkan dengan minggu sebelumnya," tulis  laporan terbaru WHO seperti dikutip CNBC.com, Kamis (4/2/2021).

Kematian akibat Covid-19, yang naik kasus baru beberapa minggu, mencatat penurunan hanya 1 persen selama seminggu tersebut.

"Ini merupakan kabar baik mengingat kasus global diperkirakan mencapai 5,5 juta kasus, tetapi lebih dari tiga juta infeksi baru," kata Mike Ryan, Direktur Eksekutif Program Kedaruratan Kesehatan WHO.

"Hujan sudah reda, tapi matahari belum keluar," kata Ryan saat sesi tanya jawab langsung di kantor pusat badan tersebut di Jenewa.

Pakar kesehatan telah memperingatkan bahwa varian baru yang sangat menular dari virus yang pertama kali diidentifikasi di Inggris, Afrika Selatan dan Brasil dapat meningkatkan penyebaran wabah yang sudah berkecamuk di negara-negara di seluruh dunia.

Virus yang menularkan lebih cepat dapat menyebabkan lebih banyak infeksi dan pada akhirnya akan menyebabkan lebih banyak rawat inap dan kematian jika penyebarannya tidak terkendali.

Akan tetapi, di daerah di mana varian telah muncul, jumlah kasus terus menurun, kata Maria Van Kerkhove, kepala unit penyakit WHO.

Di Inggris, tempat varian B.1.1.7 teridentifikasi pada bulan Desember, kasus telah menurun 31 persen dibandingkan dengan minggu sebelumnya, menurut laporan WHO.

Demikian juga di Afrika Selatan, yang juga menemukan varian serupa yang disebut B.1.351 akhir tahun lalu. Kasusnya menurun hingga 44 persen, menurut laporan itu.

"Ini penting karena orang takut ketika mendengar mutasi dan mutan dan varian," kata Kerkhove.

Dia menambahkan, bahwa semua pihak tidak bisa lengah dan tidak boleh menyerah.

Kemunculan varian Virus Corona baru bukanlah hal yang mengejutkan bagi para ilmuwan karena hal itu normal jika virus bermutasi saat menyebar.

Para ahli khawatir bahwa beberapa strain, khususnya varian B.1.351 yang ditemukan di Afrika Selatan, dapat menimbulkan risiko terhadap keefektifan vaksin dan terapi yang tersedia saat ini.

Produsen obat telah menyatakan, bahwa suntikan mereka harus tetap bekerja terhadap varian baru, tetapi ahli kesehatan menekankan bahwa penting untuk menghentikan penyebaran virus untuk mencegah lebih banyak mutasi saat negara-negara menyebarkan pasokan awal vaksin Covid-19.

Hanya saja, tidak semua negara diberikan akses yang sama terhadap obat-obatan penyelamat nyawa itu.

Di antara negara-negara yang telah mulai memberikan dosis kepada penduduk mereka, kebanyakan negara-negara berpenghasilan tinggi, ujar Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus memperingatkan. (*/adh)

Sumber: Bisnis

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya

E-Magazine Nusae