Tak Terimbas PSBB Jakarta, Garut Masih Ramai Dikunjungi Wisatawan

GARUT, Kliknusae.com - Penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) DKI Jakarta ternyata tak begitu berimbas bagi pengelola destinasi wisata di Kabupaten Garut, Jawa Barat.

Terbukti, beberapa objek wisata di akhir pekan lalu masih ramai pengunjung. Rata-rata okupansi juga cukup baik, yakni tembus di angka 90 %.

"Tamu loyal kami 60 persen masih berasal dari Jabodetabek (Jakarta,Bogor,Tangerang dan Bekasi). Untuk akhir pekan ini tidak ada pengaruh terhadap pelaksanaan PSBB di DKI Jakarta. Tamu terus berdatangan," kata Direktur Kampung Sumber Alam Rahmat Syukur Maskawan ketika ditemui Kliknusae.com, Minggu (20/09/2020) malam.

Pantaun Kliknusae, sejak Jumat-Senin (18-21/09/2020), beberapa hotel di kawasan wisata Cipanas Garut terlihat cukup ramai.

Beberapa kendaraan bernomor polisi Jakarta memadati hampir sebagian besar hotel dan beberapa lokasi wisata.

Menurut Ukun-sapaan akrab Rahmat Sukur Maskawan, Garut tetap memiliki standar yang sama dengan daerah lain dalam menerapkan protokol kesehatan.

Untuk Kampung Sumber Alam sendiri, selain memperhatikan ketentuan kapasitas pengunjung juga secara ketat telah menerapkan anjuran protokol Covid-19.

"Kalau di kami, diminta atau tidak konsep bungalow dengan sendiri sudah menerapkan social distancing. Jarak satu dengan yang lainnya cukup jauh. Disamping itu, disetiap pintu masuk kawasan juga telah disiapkan westafel protable, hand sanitizer di setiap bungalow," kata Ukun.

Sementara itu Sekretaris Perhimpunan Hotel dan Restoran (PHRI) PHRI Garut, Tanto Sudianto Rieza mengemukakan untuk Garut sendiri selama ini tidak terlalu terdampak oleh penerapan kembali PSBB DKI Jakarta.

Terbukti, setiap akhir pekan banyak wisatawan yang berkunjung ke beberapa destinasi di Garut. Mereka sebagain besar berasal dari Jabodetabek.

"Mungkin ada kejenuhan di Jakarta sehingga banyak yang memilih keluar kota saat liburan. Dan Garut menjadi salah satu pilihan," kata Tanto, Senin (21/09/2020).

Namun demikian, Tanto mengkhawatirkan beberapa hari ke depan, tingkat kunjungan wisatawan akan kembali merosot menyusul kebijakan pemerintah daerah (Pemda) memberlakukan PSBB total di beberapa wilayah.

"Kalau melihat rencana pemda mau menutup sebagian wilayah di Garut karena adanya kasus baru Covid-19, bisa jadi okupansi turun lagi," tambahnya.

Kasus Covid-19 Merangkak Naik

Sebagaimana diketahui, Bupati Garut Rudy Gunawan sejak, kemarin menetapkan darurat Corona menyusul naiknya angka kasus positif COVID-19.

Bupati Rudy pun memutusnkan untuk memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Mikro (PSBM) di delapan kampung dan satu perumahan, mulai Minggu (20/9/2020).

"Saya intruksikan kepada camat dan forkopimcam, dilarang berada di luar wilayahnya. Segera lakukan langkah-langkah untuk lakukan pendisiplinan protokol kesehatan dibantu kades, babinsa dan babhinkamtibmas," kata Rudy.

Berdasarkan data yang dihimpun, delapan kampung dan 1 perumahan yang diberlakukan PSBM antara lain:

1.Perumahan Cempaka, Karangpawitan

2.Kampung Kostrea, Sukawening

3.Kampung Cihareuday dan Mekarmukti, Cilawu

4.Kampung Rimba dan Pasar Kaler, Cikajang

5.Kampung Simpang, Bayongbong, serta

6.Paminggir dan Kota Kulon, Kecamatan Garut Kota.

Sembilan wilayah tersebut mulai 'di-lockdown'. Pemda mengerahkan petugas kecamatan dibantu TNI dan Polri untuk menjaga perbatasan-perbatasan wilayah.

Rudy mengatakan, masyarakat di 9 wilayah tersebut diminta untuk tidak beraktivitas di luar rumah. Mereka akan mendapatkan jaminan hidup (jadup) dari Pemda.

"Kita akan berikan jadup. Hari ini atau besok sudah diserahkan ke daerah," janji Rudy.

Pada Sabtu (19/9) malam kemarin, Pemda mengkonfirmasi ada 22 penambahan kasus positif yang baru.

22 kasus yang baru tersebut berasal hanya dari beberapa daerah saja. Diketahui dari 22 pasien positif COVID-19 baru itu, 14 di antaranya berasal dari Kecamatan Sukawening, 3 dari Kecamatan Garut Kota, 2 dari Cilawu, 1 Tarogong Kidul, 1 Tarogong Kaler dan 1 Karangpawitan. (adh)

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya