Pariwisata Dibuka, Sandiaga Ingatkan Hati-hati Risiko 'Travel Revenge'
KLIKNUSAE.com - Pariwisata dibuka, ada resiko yang mesti diperhitungkan. Sandiaga pun mengingatkan agar hati-hati terhadap perjalanan balas dendam (Travel Ravenge).
“Yang sudah kangen berwisata, tetaplah berwisata dengan bijak. Jaga prokes, jangan sampai timbul ‘revenge tourism’ atau wisata balas dendam yang akhirnya membuat kita lengah dan terlena,” kata Menparekraf Sandiaga Uno seperti dikutip Kliknusae.com dari akun instagramnya, Selasa 24 Agustus 2021.
Ia pun mewanti-wanti, masyarakat atau traveler lebih bijak dalam memutuskan untuk bepergian, apakah itu dalam rangka liburan.
"Seandainya dilonggarkan lagi, saya ingatkan revenge tourism. Karena sudah beberapa minggu terakhir PPKM Level 4, begitu dibuka untuk berkegiatan di luar, orang juga ingin berlomba-lomba ke luar," kata Sandiaga.
BACA JUGA: Objek Wisata Subang,Tasikmalaya, Majalengka dan Garut Boleh Buka Kembali
Indikasi travel revenge sudah mulai tampak. Jalur Garut--Bandung yang sebelumnya hanya ditempuh dalam 1,5 jam hingga 1 jam 45 menit saja, kini mencapai 2,5 jam.
Begitu pula dengan okupansi hotel dan tingkat kunjungan ke mal.
"Di hotel yang saya menginap di Garut, okupansinya sudah merangkak ke 50 persen," ujarnya.
Meski menyambut positif, ia mengingatkan masyarakat untuk terus berhati-hati agar kembalinya mobilitas secara perlahan tidak memicu ledakan kasus Covid-19 lagi.
Untuk itu, ia menekankan agar semua pihak menjaga protokol kesehatan, menggenjot vaksinasi, dan memaksimalkan penggunaan aplikasi PeduliLindungi.
BACA JUGA: Gubernur Ridwan Kamil Sebut Objek Wisata Boleh Dibuka Secara Gradual
"Jangan sampai ledakan wisatawan justru meningkatkan jumlah penularan Covid-19," kata Sandiaga.
Jangan Sampai Seperti di Amerika Serikat, Terjadi Ledakan Covid-19
Ia berharap Indonesia tidak mencontoh kasus yang terjadi di Amerika Serikat.
DKI Jakarta, terutama, harus berhati-hati agar tidak lalai menjaga protokol kesehatan hanya karena merasa tingkat vaksinasinya sudah tinggi.
"Jangan sampai seperti di AS, vaksinasi tinggi, lepas masker, akhirnya hadapi peningkatan Covid-19. Ini harus dilawan dengan CHSE dan prokes, tapi kita enggak tahu sampai berapa lama," ujarnya.
Sandiaga juga menyinggung soal pengintegrasian kartu vaksin sebagai akses ke tempat wisata, restoran, dan hotel yang tersertifikasi CHSE. Semuanya terkoneksi di aplikasi PeduliLindungi.
BACA JUGA: Sandiaga Uno Sebut Desa Wisata Simbol Kebangkitan Ekonomi
"Baru saja dibahas rinci dalam rapat yang dipimpin Pak Luhut bagaimana sertifikat vaksin terkoneksi di aplikasi PeduliLindungi sehingga berbagai destinasi wisata kita integrasikan, termasuk resto tersertifikasi CHSE," sambung dia.
Pada tahap pertama, pihaknya akan melaksanakan beberapa pilot project sembari terus dievaluasi. Tujuannya agar kebijakan itu bisa berkeadilan, tidak pilih kasih, dan berdampak positif bagi kesehatan dan ekonomi daerah.
"Dan lapangan pekerjaan bisa diprioritaskan," ujarnya seraya menyebut aplikasi PeduliLindungi sejauh ini baru diunduh 38 juta kali.
Di lain pihak, Menparekraf mengakui bahwa jumlah sertifikasi CHSE ini masih sangat terbatas.
BACA JUGA: Wisata Garut Menjadi Perhatian Sandiaga, Siap Fasilitasi Pengembangan
Karena itu, ia akan meningkatkan cakupan sertifikasi CHSE, mematangkan perencanaan, serta memastikan agar pengelola parekraf memahami penerapannya di lapangan.
"Kesiapannya harus terus kita tingkatkan. Dalam rakor yang dihadiri saya dan Mba Wamen, kami diminta terus menyiapkan agar pengelola parekraf paham,” katanya.
“Gold standard kita adalah gunakan aplikasi PeduliLindungi untuk pastikan data dan sisi kesehatan diprioritaskan," sahutnya.
Pelaku Wisata Garut Siapkan Prokes Ketat
Sementara itu, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Garut Deden Rachim mengemukakan bahwa pihaknya sudah mempersiapkan pelaksanaan protokol kesehatan (prokes) yang cukup ketat.
“Kami tidak ingin kecolongan. Sudah terlalu lama kita terpuruk, kalau kemudian harus usaha tutup lagi, akan memperburuk kondisi ekonomi. Oleh sebab itu, sesuai arahan Mas Menteri Sandiaga, kami siapkan Prokes yang ketat,” katanya.
Menurut Kang Ziden—sapaan Deden Rachim, anggota PHRI Garut antusias sekali menyambut regulasi pemerintah yang telah melakukan pelonggaran kembali dibuka untuk sektor usaha pariwisata. ***