Kemenhub Sepakati Kerja Sama Pemanfaatan Tiga Bandara

Kliknusae.com - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) sepakati kerja sama pemanfaatan tiga bandara bersama PT Angkasa Pura I (AP I) dan PT Angkasa Pura II (AP II). Ketiga bandara tersebut, antara lain Bandara Sentani di Papua, Bandara Fatmawati Soekarno di Bengkulu, dan Bandara HAS Hanandjoeddin di Bangka Belitung.

Seperti dilansir laman Kemenhub, Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menyaksikan langsung penandatanganan Kerjasama Pemanfaatan (KSP) Barang Milik Negara pada Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) Sentani Jayapura, UPBU Fatmawati Bengkulu, UPBU H. AS Hanandjoeddin Tanjung Pandan, Minggu (13/10/19). Bertempat di Restaurant SEIA Menara Astra, Sudirman, Jakarta.

Penandatanganan perjanjian kerja sama dilakukan antara Direktorat Jenderal Perhubungan Udara yang diwakili Dirjen Perhubungan Udara Polana B. Pramesti, Direktur Utama PT. Angkasa Pura I Faik Fahmi dan Direktur PT. Angkasa Pura II M. Awaluddin.

Dalam kesepakatan itu, PT. AP I akan mengelola Bandara Sentani - Jayapura dan PT. AP II akan mengelola H. AS Hanandjoeddin - Tanjung Pandan, Belitung serta Bandara Fatmawati - Bengkulu. Masa konsesi kerjasama ini akan berlaku selama 30 tahun.

Menhub Budi Karya menyampaikan, kerja sama pemanfaatan yang dilakukan dapat meningkatkan efisiensi APBN sekitar Rp. 100 miliar per tahunnya.

"Hari ini ada 3 (tiga) bandara yang dikerjasamakan, setelah sebelumnya Bandara Tjilil Riwut di Palangkaraya dan yang akan datang ada ada 1 lagi yaitu Bandara Labuan Bajo. Jadi total ada 5 bandara yang dikerjasamakan. Satu bandara bisa menghemat kira-kira 100 milyar setahun, baik Capex (Capital Expenses) dan Opex (Operational Expenses). Jadi pemerintah bisa melakukan penghematan kira-kira 500 miliar per tahun," ungkap Budi.

Dengan penghematan ini, diharapkan dapat mengalihkan anggaran untuk memaksimalkan pembangunan dan perawatan bandara lain yang ada di pelosok Indonesia. Skema kerjasama pemanfaatan tersebut juga diharapkan dapat mendorong pihak swasta lain agar melalukan kerjasama dengan pemerintah.

"Satu sisi pasti memberikan suatu ruang APBN bagi Ditjen Udara untuk bisa memanfaatkan membangun, merawat bandara-bandara di pinggiran dan di pelosok yang selama ini belum maksimal kita lakukan," lanjut Budi.

"Saya pikir ini suatu iklim investasi yang bagus, karena dengan pemerintah memberikan kesempatan kepada swasta untuk berkembang maka banyak lagi swasta yang percaya bahwa pemerintah memberikan kesempatan yang baik," tambahnya.

Untuk total aset yang dikerjasamakan ini, mencapai Rp. 11,068 triliun dengan rincian sebagai berikut, Bandara Fatmawati Soekarno Bengkulu mencapai Rp 2,504 triliun, Bandara H. As. Hanandjoeddin Tanjung Pandan mencapai Rp. 1,759 triliun, dan Bandara Sentani Jayapura mencapai Rp. 6,804 triliun.

Menhub Budi juga meminta pada pihak AP I dan AP II untuk dapat mengelola dan melakukan pengembangan pada 3 bandara ini dengan profesional.

"Kami harapkan AP I & AP II bisa membangun merawat bandara ini lebih profesional. Untuk logistik, wisata, dan untuk kebanggaan masing-masing daerah," pungkas Budi.

Kegiatan itu pun turut dihadiri Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah, Wakil Gubernur Bangka Belitung Abdul Fatah, serta Bupati Jayapura Mathius Awoitauw.*** (IG)

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya