Wawancara Khusus Bersama Kadisparbud Jabar Iendra Sofyan Menyambut Gelombang Wisatawan Nataru

KLIKNUSAE.com - Jawa Barat kembali bersiap menghadapi gelombang wisatawan pada libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026.

Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Jawa Barat memprediksi pergerakan orang akan meningkat signifikan seiring tingginya mobilitas masyarakat untuk keperluan ibadah Natal maupun rekreasi keluarga.

Berdasarkan data Dinas Perhubungan Jawa Barat, pergerakan kendaraan selama periode libur panjang tersebut diperkirakan mencapai 21,5 juta unit.

Angka itu mencerminkan besarnya arus wisatawan yang masuk dan bergerak di wilayah Jawa Barat, terutama dari kawasan Jabodetabek dan Jawa Tengah.

Berikut petikan wawancara khusus wartawan Kliknusae.com Adhi bersama Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat, Iendra Sofyan, Rabu 24 Desember 2025:

Jawa Barat selalu menjadi destinasi favorit saat libur panjang. Bagaimana proyeksi Dinas Pariwisata terhadap pergerakan wisatawan pada libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026?

Diprediksi akan terjadi lonjakan ya. Data Dinas Perhubungan memperkirakan ada pergerakan sebanyak 21,5 juta kendaraan. Tentunya hal ini seiring dengan pergerakan orang yang diantaranya tujuan ritual (Natal) dan rekreasi (anak sekolah)

Sejauh ini dua bandara utama di Jawa Barat, Husein Sastranegara dan Kertajati, belum beroperasi optimal. Seberapa besar dampak kondisi ini terhadap potensi kunjungan wisatawan selama momentum Nataru?

Secara siginifikan belum bisa diandalkan. Namun dengan adanya penerbangan ke Husein diharapkan bisa menambah pergerakan orang masuk ke Jawa Barat dari Jawa Tengah.

Tanpa dukungan maksimal jalur udara, moda transportasi apa yang kini menjadi tumpuan utama arus wisatawan ke Jawa Barat, dan bagaimana kesiapan daerah menyambut lonjakan tersebut?

Tentunya moda yang masih diandalkan adalah Kereta api dan jalan Tol. Secara teknis sektor terkait dan pengelola sudah melakukan persiapan dan rapat koordinasi.

Strategi utama apa yang disiapkan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan agar minat wisatawan tetap tinggi meski akses penerbangan belum ideal?

Startegi yang terus dilakukan adalah promosi melalui digital dan penyiapan destinasi melalui lembaga pengelola dan pendukung lainnya.

Apakah promosi pariwisata Jawa Barat pada Nataru kali ini akan difokuskan pada segmen tertentu, seperti wisata domestik, wisata keluarga, atau wisata berbasis alam dan budaya?

Tentunya menjelang Nataru akan fokus pada wisatawan domestik baik secara individu maupun kelompok. Destinasi yang ditawarkan secara lengkap dari yang sifatnya Alam, buatan maupun budaya.

Banyak wisatawan memilih Jawa Barat karena jarak yang relatif dekat dari Jakarta dan sekitarnya. Apakah pendekatan wisata jarak dekat (short getaway) menjadi strategi khusus tahun ini?

Betul, pola wisatawan saat ini cenderung memilih destinasi yang tidak memerlukan waktu tempuh lama, lebih fleksibel, dan efisien dari sisi biaya.

Karena itu, kami mendorong pengembangan paket-paket wisata tematik berbasis kedekatan wilayah. Seperti wisata alam, kuliner, dan desa wisata yang bisa dinikmati dalam waktu satu hingga dua hari.

Selain itu, promosi juga diarahkan pada destinasi yang ramah keluarga dan mudah diakses dengan kendaraan pribadi maupun transportasi umum.

Strategi short getaway ini diharapkan mampu menjaga sebaran kunjungan wisatawan tetap merata. Sekaligus meningkatkan lama tinggal dan belanja wisata di Jawa Barat.

Bagaimana koordinasi Disparbud Jabar dengan pemerintah kabupaten/kota dalam menyiapkan destinasi unggulan, terutama daerah yang rawan kepadatan seperti Puncak, Lembang, Pangandaran, dan Ciwidey?

Tentu saja, kami selalu melakukan rapat koordinasi dengan seluruh pihak baik tingkat pusat, daerah maapun lintas sektor.

Koordinasi dilakukan secara berjenjang dan berkelanjutan. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Jawa Barat secara rutin berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten/kota.

Biasanya melalui rapat teknis, forum lintas sektor, serta pemantauan langsung di lapangan. Khususnya menjelang dan selama periode libur panjang.

Untuk kawasan rawan kepadatan seperti Puncak, Lembang, Pangandaran, dan Ciwidey, fokus koordinasi diarahkan pada penguatan manajemen destinasi.

Mulai dari pengaturan arus kunjungan, kesiapan sarana-prasarana, pengelolaan parkir, hingga penerapan pembatasan jumlah pengunjung apabila diperlukan.

Disparbud Jabar juga mendorong pemerintah daerah menyiapkan destinasi alternatif di sekitar kawasan utama agar beban kunjungan tidak terpusat di satu titik.

Selain itu, koordinasi dilakukan lintas perangkat daerah. Termasuk dengan Dinas Perhubungan, kepolisian, dan pengelola destinasi, untuk memastikan rekayasa lalu lintas, keamanan, dan kenyamanan wisatawan berjalan optimal.

Upaya ini diharapkan tidak hanya mengurai kepadatan, tetapi juga meningkatkan kualitas pengalaman wisata sekaligus menjaga keberlanjutan destinasi unggulan Jawa Barat.

Dari sisi kenyamanan dan keselamatan wisatawan, langkah apa yang diambil untuk memastikan destinasi tetap aman, tertib, dan ramah wisatawan selama puncak libur Nataru?

Pengawasan dan monitoring di lapangan terus dilakukan dari mulai persiapan sampai pelaksanaan nanti. Kami juga berharap peningkatan standar layanan dan kesiapsiagaan destinasi. Pengelola destinasi bisa memastikan fasilitas pendukung seperti jalur evakuasi, rambu keselamatan, kebersihan, toilet. Serta layanan informasi dan pengaduan berfungsi optimal. Petugas lapangan juga disiagakan untuk membantu wisatawan.

Bagaimana peran pelaku usaha pariwisata seperti hotel, restoran, dan pengelola destinasi dalam skema besar persiapan Nataru yang disusun pemerintah provinsi?

Seperti penjelasan di atas sudah dilakukan rapat koordinasi untuk penyiapannya. Mengingat agenda tahunan tentunya seluruh pelaku usaha sudah biasa.

Dalam skema besar persiapan Natal dan Tahun Baru (Nataru) yang disusun pemerintah provinsi, pelaku usaha pariwisata—mulai dari hotel, restoran, hingga pengelola destinasi—memegang peran yang sangat strategis dan menjadi mitra utama pemerintah.

Peran tersebut diwujudkan melalui sejumlah langkah konkret, antara lain menjaga standar pelayanan dan kualitas fasilitas agar tetap prima di tengah lonjakan kunjungan. Memastikan penerapan standar keamanan, keselamatan, kesehatan, dan kebersihan (CHSE). Serta menyiapkan manajemen pengunjung untuk mencegah kepadatan berlebih di destinasi.

Selain itu, pelaku usaha juga berperan aktif dalam menyampaikan informasi yang akurat kepada wisatawan. Baik terkait kapasitas, jam operasional, hingga kondisi terkini destinasi.

Sementara kami, terus mendorong adanya koordinasi intensif melalui asosiasi seperti PHRI, ASITA, PUTRI dan pengelola kawasan wisata agar kebijakan di lapangan berjalan selaras dengan kebijakan daerah.

Kolaborasi ini diharapkan dapat menciptakan ekosistem pariwisata yang aman, nyaman, tertib, dan berkelanjutan selama periode puncak Nataru. Sekaligus memberikan pengalaman berwisata yang positif bagi wisatawan dan manfaat ekonomi yang optimal bagi daerah.

Di tengah persaingan antar daerah tujuan wisata, apa keunggulan utama Jawa Barat yang terus ditekankan agar tetap menjadi pilihan utama wisatawan nasional?

Keunggulan Jawa Barat, kesiapan infrastruktur dan destinasi yang lengkap. Kai juga menekankan kombinasi aksesibilitas, keragaman destinasi, dan kedekatan geografis dengan pasar utama wisatawan nasional, khususnya Jabodetabek.

Jawa Barat menawarkan pilihan wisata yang sangat lengkap dalam jarak relatif dekat. Mulai dari wisata alam pegunungan dan pantai, budaya, kuliner, hingga wisata buatan dan ramah keluarga.

Selain itu, Jawa Barat memiliki infrastruktur dan konektivitas yang semakin baik. Didukung jalan tol, jalur alternatif, serta transportasi publik yang memudahkan pergerakan wisatawan.

Keunggulan lain yang terus diperkuat adalah konsep wisata tematik dan berkelanjutan. Termasuk desa wisata, ekowisata, serta wisata berbasis budaya lokal yang memberikan pengalaman autentik.

Yang tak kalah penting, Jawa Barat itu menonjolkan keramahan masyarakat dan kesiapan pelaku usaha pariwisata dalam menjaga kualitas layanan, kebersihan, keamanan, dan kenyamanan destinasi.

Dengan kombinasi faktor-faktor tersebut, Jawa Barat tidak hanya menjadi tujuan liburan.

Tetapi juga pilihan utama untuk short getaway yang praktis, beragam, dan bernilai pengalaman tinggi bagi wisatawan nusantara.

Apakah Disparbud Jabar menyiapkan langkah mitigasi jika terjadi kepadatan ekstrem atau cuaca buruk yang berpotensi mengganggu aktivitas wisata?

Oh iya, tentu saja kami berkoordinasi dengan BPBD, BMKG dan kepolisian setempat.

Terkait Bandara Kertajati, apakah ada komunikasi atau sinergi dengan kementerian dan maskapai agar bandara tersebut mulai dioptimalkan pada periode libur panjang?

Iya, kami sudah dilakukan baik oleh PR, BIJB maupun Pemprov Jawa Barat.

Bagaimana target kunjungan wisatawan dan kontribusi sektor pariwisata terhadap ekonomi daerah Jawa Barat pada libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026?

Secara ekonomi, kemasan sekator pariwisata akan memberikan kontribusi ekonomi Jawa Barat dan Kab/Kota. Khususnya Sektor lapangan usaha Akomodasi/ManMin dan Transportasi bahkan Komunikasi.

Terakhir, apa pesan Bapak kepada wisatawan yang berencana menghabiskan libur akhir tahun di Jawa Barat?

Kami mengimbau wisatawan yang berencana menghabiskan libur akhir tahun di Jawa Barat agar mempersiapkan perjalanan dengan baik.

Rencanakan destinasi yang akan dituju sejak awal. Termasuk alternatif lokasi wisata, agar perjalanan lebih nyaman dan terhindar dari penumpukan di satu titik.

Wisatawan juga disarankan untuk terus memantau informasi terkini. Terutama terkait kepadatan lalu lintas dan kondisi cuaca, sehingga dapat menyesuaikan waktu dan rute perjalanan.

Pastikan mencatat nomor-nomor penting seperti layanan darurat, kepolisian, rumah sakit, serta informasi pariwisata setempat untuk mengantisipasi situasi yang tidak diinginkan.

Selain itu, persiapkan kelengkapan pribadi dengan baik, mulai dari kondisi kendaraan, obat-obatan, hingga kebutuhan khusus selama berwisata.

Kami juga mengajak seluruh wisatawan untuk menjaga kebersihan, mematuhi aturan, serta mengikuti arahan.

Tentu saja, perlu membaca petunjuk dari pengelola destinasi demi kenyamanan dan keselamatan bersama. ***

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya

E-Magazine Nusae