Di Tengah-tengah Jemaat Gereja HKBP, Farhan Serukan Keberagaman

KLIKNUSAE.com - Wali Kota Bandung Muhammad Farhan melangkah masuk ke Aula Gereja HKBP di Jalan Riau, Minggu siang, 15 Juni 2025.

Bukan tanpa alasan, kehadirannya dalam pertemuan bersama jemaat gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) itu menjadi momen personal yang emosional.

“Ini sebuah kehormatan bagi saya. Lima puluh lima tahun tinggal di Bandung, baru hari ini saya masuk ke tempat ini. Baru berani, karena diundang,” ucap Farhan, mantan penyiar dan kini kepala daerah yang tengah mengusung narasi keberagaman dan inklusivitas di kota berjuluk Parijs van Java itu.

Farhan tak sedang beretorika. Ia memahami betul bahwa keberagaman adalah wajah sejati Bandung. Kota padat yang tumbuh dari himpunan etnis, agama, dan kelompok sosial yang majemuk.

“Saya tak punya pilihan lain sebagai wali kota selain memberikan perhatian yang sama kepada semua,” katanya lugas.

Namun, di tengah pluralitas itu, Pemerintah Kota Bandung memilih untuk memfokuskan kebijakan afirmatif pada empat kelompok rentan. Seperti, lansia, perempuan, anak-anak, dan penyandang disabilitas.

BACA JUGA: Pentingnya Menghidupkan Kembali Spirit Masyarakat Batak

“Merekalah yang menjadi prioritas pembangunan sosial kota saat ini,” ujar Farhan.

Kota Bandung, menurutnya, menghadapi tantangan khas. Wilayahnya lebih kecil ketimbang Medan dan Depok, namun dihuni lebih banyak orang.

“Penduduknya 2,6 juta jiwa. Kalau ditambah pekerja dari luar yang datang setiap hari, jumlahnya bisa menembus 3 juta,” ucapnya.

Sementara itu, sektor pariwisata menjadi urat nadi utama ekonomi Bandung, hidup nyaris tanpa jeda, bahkan saat akhir pekan.

Dalam ritme kota seperti ini, menjaga harmoni sosial tak sekadar idealisme, tapi kebutuhan mendesak.

Bandung memang bukan kota tambang. Tak ada ladang minyak atau batu bara di bawah. ***

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya

E-Magazine Nusae