Pasca Kegiatan G20, Kemenparekraf Ukur Jejak Carbon Menuju Green MICE

KLIKNUSAE.com - Kegiatan G20 telah usai. Para pemimpin dunia juga telah beranjak kembali ke negaranya masing-masing.

Namun demikian, bagi Indonesia sukses perhelatan KTT G20 tak serta-merta selesai. 

Ada bagian lain sebagai ukuran sejauhmana pelasanaan KTT G20 ini bagi kelangsungan pariwisata di tanah air. 

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif berkolaborasi dengan Jejak.in mencoba merekam carbon footprint offset yang ditinggalkan pasca pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bal itu.

BACA JUGA: Rangkaian KTT G 20 Dongkrak Kunjungan Wisatawan ke Bali Hingga 45 Persen

Hal tersebut ditujukan sebagai upaya mewujudkan konsep pariwisata berkelanjutan yang ramah lingkungan.

“Penghitungan carbon footprint ini bertujuan untuk menjaga kelestarian lingkungan. Kami menugaskan Jejak.in untuk menghitung berapa emisi karbon dari G20 ini. Dan kira-kira G20 ini apakah telah berhasil meng-offset dari segi emisi karbon," kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno saat bertemu Founder dan CEO Jejak.in, Arfan Arlanda di Dua Kafe Nusa Dua, Bali, dalam keterangan resmi, Jakarta, Kamis 17 November 2022.

Asean Travel Forum 2023

Nantinya, hasil penghitungan bakal diumumkan pada Asean Travel Forum 2023 pada Februari 2023.

"Jadi ini adalah gold standard dari event berkelas dunia di mana sustainable tourism ini mengharuskan kita untuk memiliki konsep green MICE (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition)," ujarnya.

BACA JUGA: AirAsia Sales Mission 2022 Perkuat Promosi Bali dan 10 Destinasi Prioritas

Menurut Sandiaga, pengembangan pariwisata berkelanjutan merupakan hal yang sangat penting.

Utamanya,  bagi upaya membangkitkan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif membuka lapangan kerja di Indonesia.

Dia optimis ada tiga juta lapangan kerja yang bisa diciptakan melalui pariwisata berkelanjutan . Yakni, melingkupi sektor pertanian, industri perhotelan, restoran dan kafe yang bisa onboard.

Selain itu, Kemenparekraf dan Jejak.in juga sepakat mengadakan Indonesia International Ecotourism Summit pada pertengahan 2023 di Bali.

BACA JUGA: Mengenang Masa Kecil, Presiden Prancis Emmanuel Marcon Pilih Jalan Kaki

"Ini kita harapkan juga akan meningkatkan kebangkitan ekonomi di Bali setelah G20," ucap Menparekraf, terkait lanjutan dari kegiatan G20.

Dalam kesempatan yang sama, Arfan Arlanda menyatakan pihaknya siap melaksanakan kolaborasi-kolaborasi yang telah disepakati dengan Kemenparekraf. “

"Kami provide teknologinya untuk menghitung berapa emisi (karbon) semua kegiatan wisata di Indonesia,” katanya.

“Kemudian kami juga support untuk mengajak (wisatawan) berkontribusi dalam kegiatan hijau seperti menanam pohon di semua daerah destinasi wisata," sambung Arfan. ***

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya

E-Magazine Nusae