Objek Wisata ‘Gerbang Neraka’ Ditutup, Padahal Sudah 50 Tahun Menyala

KLIKNUSAE.com – Objek wisata ‘Gerbang Neraka’ atau juga dikenal dengan sebutan Gates of Hell akan ditutup untuk kegiatan wisatawan.

Padahal destinasi yang sudah ada sejak 51 tahun lalu itu menjadi salah satu tujuan favorit wisatawan saat berkunjung ke Turkmenistan, negara  di Asia Tengah yang berbatasan langsung dengan Iran  dan Afganistan tersebut.

Presiden Turkmenistan Gurbanguly Berdymukhamedov dilaporkan telah memerintahkan untuk menutup situs itu.

Secara resmi situs ini dinamai Kawah Darvaza, menyesuaikan dengan nama kota di mana ia berada.

Kawah ini terbentuk pada awal 1970-an, ketika terjadi longsoran tanah selama ekspedisi pengeboran gas Soviet.

Saat itu, para ilmuwan dilaporkan menyalakan api pada sebuah lubang besar untuk mencegah penyebaran gas alam. Namun, api itu justru terus menyala hingga saat ini.

BACA JUGA: Dubes Pakistan Bertemu Pengurus PHRI Jabar, Tawarkan Investasi di Perbatasan

Meskipun kawah tersebut telah menjadi daya tarik wisata, Berdymukhamedov dilaporkan surat kabar pemerintah Neytralny Turkmenistan, telah meminta kabinetnya mencari cara untuk menutup 'Gerbang Neraka'.

Ia ingin menutup 'Gerbang Neraka' karena berefek negatif pada kesehatan orang-orang yang tinggal di sekitar kawah, pemborosan sumber daya gas alam yang berharga, dan kerusakan lingkungan.

Surat kabar itu juga menyebut wakil perdana menteri Turkmenistan telah diinstruksikan untuk mengumpulkan para ilmuwan dan jika perlu memanggil konsultan asing untuk menemukan solusi memadamkan api.

Hingga kini, tidak ada yang mengetahui berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menutup atau memadamkan api di Kawah Darvaza atau Objek wisata ‘Gerbang Neraka’ tersebut.

BACA JUGA: 7 Destinasi Terbaik Afganistan, Mulai Masjid Suci dan Patung Buddha

Pada tahun 2010, Berdimuhamedow sempat mengunjungi kawah tersebut dan mengatakan bahwa kawah tersebut harus ditutup.

Tahun 2013 Sempat Dideklarasikan Sebagai Cagar Budaya

Namun, pada tahun 2013 dia justru mendeklarasikan bagian gurun yang berisi kawah sebagai cagar alam.

Saat ini, kawah Darvaza menjadi objek wisata yang mampu menarik ratusan wisatawan yang ingin melihat fenomena aneh dan tampak menyeramkan itu setiap tahun.

Kawah itu masih menyala terang dan pada malam hari cahaya jingga dapat terlihat bermil-mil jauhnya. Dan kini, kawah Darvasa rencananya akan kembali ditutup.

BACA JUGA: Finlandia Negara Paling Bahagia di Dunia,Ini 10 Negara Paling Tidak Bahagia

Kawah ini pernah ditampilkan dalam sebuah episode serial National Geographic "Channel Die Trying" pada 2013.

Penjelajah Kanada, George Kourounis, adalah orang pertama yang turun ke lubang api sedalam 100 kaki. Dia pun tidak dapat menjelaskan asal usul lubang itu.

Pada saat itu, dia mengatakan itu terlihat seperti "gunung berapi di tengah gurun", dan mengakui bahwa dia merasa "sedikit seperti kentang panggang".

"Itu terbakar dengan api yang sangat besar seperti ada banyak api di bawah sana," katanya.

BACA JUGA: Pemerintah Arab Saudi Sulap Bekas Anjungan Minyak Jadi Objek Wisata

“Siang atau malam, jelas terbakar. Anda dapat mendengar deru api jika Anda berdiri di tepi," ujarnya.

“Panasnya, jika Anda melawan arah angin, tidak tertahankan. Ada ribuan api kecil di sekitar tepi dan menuju pusat," paparnya.

“Lalu ada dua api besar di tengah di bagian bawah, dan mungkin di sanalah lubang rig pengeboran untuk ekstraksi gas alam.”

Ahli geologi Turkmenistan percaya kawah itu terbentuk pada 1960-an dan baru dinyalakan pada 1980-an.

Dan seperti pada saat Turkmenistan berada di bawah kekuasaan Soviet, setiap catatan pembuatan kawah sekarang menjadi informasi rahasia. ***

Share this Post:

Berita Lainnya