De Park TMII, Tempat Nongkrong Anak Muda dengan Spot Instagramable

KLIKNUSAE.com – De Park TMII di Jakarta Timur kini menjadi tongkrongan favorit bagi kaum milenial. Lokasi wisata yang berada di kawasan Taman Mini Indonesia Indah ini belum lama berdiri.

Berbeda dengan beberapa spot lainnya yang terkesan “jadul”, di tepat ini pengunjung, utamanya anak muda akan mendapatkan sesuatu yang berbeda.

Laurensia Yap, selaku pemilik De Park bernama mengatakan, ruang komunal di Green Terrace ini sengaja mengusung tema taman kota minimalis.

Menghadirkan nuansa lain yang memungkinkan wisatawan untuk jalan-jalan sambil kulineran dengan aman.

BACA JUGA: TMII Harus Dikelola Berbasis 4.0, Siapa Yang Mau Beri Ide

“Awalnya dulu lahan kosong untuk parkir, terus dulu saya lihat dan ingin memanfaatkannya karena kok cuma lahan parkir aja sih?” kata Laurensia seperti dikutip Kliknusae.com dari Kompastravel, 27 November 2021.

Tempat wisata dan kuliner ini baru dibangun pada Juli 2021 dan dibuka pada 29 Oktober lalu. Laurensia mengungkapkan, konsep yang diusungnya terinspirasi saat dia masih kuliah di Melbourne, Australia.

Pada saat itu, dia melihat banyak masyarakat yang gemar jalan-jalan di taman kota. Saat kembali ke Jakarta, menurutnya tidak banyak taman yang dapat dimanfaatkan masyarakat setempat.

“Karena konsepnya pengen ke taman, makanya namanya De Park. Tapi kalau taman aja, mungkin orang kurang tertarik. Jadi kita kasih kios-kios kecil, totalnya 12 kios karena lahan enggak gede,” jelas Laurensia.

BACA JUGA: TMII Bakal Dikelola BUMN Pariwisata, Tak Lagi Campur Tangan Keluarga Presiden

Hanya Mengambil Tenant Usaha Lokal

Sejak awal, Laurensia mengaku dirinya enggan mengikutsertakan tennant dari merek-merek besar dan ternama. Justru, dia sengaja mengincar merek lokal dan pengusaha UMKM lokal.

Hal ini karena selama pandemi Covid-19, banyak orang yang membuka usaha sendiri dan mayoritas usaha tersebut adalah kuliner.

(Instagram/@nining_wahyoe)

“Ada orang yang keluar dari kerja tapi jadi wirausaha. Saya pengen kasih tempat untuk orang-orang itu supaya lebih memperluas usahanya,” terang Laurensia.

“Di sini targetnya memang UMKM lokal untuk membantu kalau di Indonesia, merek lokalnya enggak gitu-gitu aja. Banyak yang bagus,” sambung dia.

BACA JUGA: Ingin Berlibur di Jakarta, Ini 5 Objek Wisata Yang Sudah Buka

Saat ini, De Park memiliki sembilan tennant yang bergerak dalam bidang kuliner sementara tiga lainnya menjual produk ritel.

Beberapa yang dapat dilihat saat berkunjung adalah toko makanan ringan dan kudapan, serta toko lilin aromaterapi yang produknya dibuat sendiri (homemade) dan pakaian.

“Kisaran harga kuliner di sini sekitar Rp 30.000, masih terjangkau. Paling murah, kita ada toko roti yang menjual produk seharga belasan ribu rupiah. Mahalnya, ada toko daging. Dia kisaran Rp 70.000 per porsi,” ucap Laurensia.

Ada rotasi tennant untuk menawarkan produk baru

Saat ini, De Park TMII memiliki 12 tennant yang terdiri dari bidang kuliner dan ritel. Namun, Laurensia mengungkapkan bahwa mereka sifatnya temporer.

BACA JUGA: 8 Tempat Kuliner di Sentul yang Hits. Cocok Buat Nyore!

Hal itu sengaja dilakukan agar wisatawan yang berkunjung tidak merasa bosan dengan produk yang ditawarkan oleh De Park.

“Ada yang sewa tiga bulan, ada yang sewa enam bulan. Kalau yang sewa tiga bulan sudah habis masa kontraknya, mereka bisa perpanjang,” kata Laurensia.

(Instagram/@nining_wahyoe)

“Saat ini ada tennant yang masih dalam waiting list (daftar tunggu), saya cek terakhir dua minggu lalu ada 39 tennant. Saya jujur kaget karena ini di luar ekspektasi. Tapi, enggak semua tennant bisa masuk karena ada tahap kurasi,” imbuh dia.

Menurutnya, tahap kurasi dilakukan agar produk yang dijual beragam. Misalnya, jika sudah ada toko yang menjual croffle, maka calon toko lain yang menjual croffle tidak bisa masuk ke De Park.

BACA JUGA: Naik Super Jet Jakarta-Yogyakarta Ongkosnya Hanya Rp 367 Ribu

“Kita lihat, kalau misal enggak ada yang jual burger baru boleh masuk. Kalau ada yang jual croffle satu, penjual croffle yang lain enggak boleh,” sambung Laurensia.

Tempat wisata untuk anak muda

Saat membangun dan mengonsep De Park, Laurensia mengatakan bahwa dia tidak lupa memasukkan unsur Instagramable ke dalam kawasan wisata luar ruangan ini. Adapun hal ini berhubungan dengan lokasinya yakni di Jakarta Timur.

Menurut dia, masih ada masyarakat yang mengira bahwa salah satu kota di Provinsi DKI Jakarta ini belum memiliki sesuatu yang menarik perhatian wisatawan.

(Instagram/@nining_wahyoe)

“Hal lain yang membuat De Park beda adalah ini merupakan ruang komunal dan ada plaza. Plaza ini untuk acara-acara seperti pertunjukan musik, lokakarya, peluncuran produk, sampai fashion show juga bisa,” ujar Laurensia.

Jika ada penyanyi baru yang belum memiliki tempat untuk menunjukkan bakatnya, mereka bisa memanfaatkan plaza De Park untuk itu.

BACA JUGA: PHRI DKI Jakarta Sampaikan Usulan Agar Hotel dan Resto Selamat, Apa Saja

Ada acara yang berbeda setiap akhir pekan

Wisatawan yang berkunjung pada akhir pekan akan mendapati suasana yang berbeda karena akan selalu ada acara pada waktu itu.

“Kita ada acara setiap akhir pekan. Kalau pekan ini ada pottery class (kelas tembikar). Desember rencananya ada pameran penjualan. Tapi intinya, setiap akhir pekan ada acara supaya orang yang datang ke sini memiliki aktivitas,” jelas Laurensia.

(Instagram/@nining_wahyoe)

Terkait pertunjukan musik, untuk saat ini pihak Laurensia masih belum menentukan waktu pasti sehingga tidak dilakukan setiap akhir pekan.

Apabila ingin berkunjung, De Park berada di dalam Green Terrace TMII di kawasan TMII, Jakarta Timur. Tempat ini buka setiap Senin-Jumat pukul 09.00-20.00 WIB dan Sabtu-Minggu pukul 09.00-21.00 WIB. ***

De Park terletak tepat di sebelah kiri Hotel Santika, dan di dekat pos untuk naik TransJakarta. Untuk menuju ke tempat ini, wisatawan hanya perlu memutar balik kendaraan beberapa meter sebelum tiba di Pintu Gerbang 1 TMII. ***

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya