Kakanwil DJKN Jabar, Tavianto: Lelang Saung Angklung Udjo Bukan Karena Utang
BANDUNG, KLIKNUSAE.Com – Kepala Kantor Wilayah DJKN Jabar Tavianto Noegroho mengakui sempat terjadi kesalahpahaman terkait produk Saung Angklung Udjo (SAU) yang ditampilkan dalam laman lelang.go.id.
Menurutnya, hal itu sesuatu yang wajar karena konotasi kata 'lelang' sendiri kerap dikaitkan dengan aset atau barang yang bermasalah.
"Kalau yang Pak Taufik ini lelangnya sukarela, niatnya Pak Taufik untuk melelang ini untuk menambah cakupan (pasar) dari peserta lelang, tidak ada masalah sama sekali, tidak ada utang dari bank, tidak ada upaya paksa dari siapapun. Ini inisiasi saja, yang dilakukan dengan membuka peluang yang baru menggunakan platform milik pemeritah lelang.go.id, yang dikelola secara sah oleh pemerintah," ujar Tavianto dalam keterangan pers bersama yang digelar secara virtual, Kamis 24 Juni 2021.
Sebagimana diketahui, obyek wisata budaya SAU di Jawa Barat sempat ramai dibahas di media sosial setelah munculnya 13 instrumen musik produksi SAU yang dilelang di platform lelang.go.id milik Direktorat Jendral Kekayaan Negara (DJKN).
Mempertegas apa yang disampaikan Tavianto, salah satu tim Kedai Lelang KPKNL Bandung Palomas mengemukakan bahwa lelang.go.id merupakan salah satu cara dari pemerintah untuk mendorong bangkitnya UMKM yang terpuruk akibat pandemi COVID-19.
Di wilayah Bandung Raya, ada dua UMKM yang memasarkan produknya di lelang.go.id, yakni SAU dan Kapalapak di Cimahi.
"Dua UMKM ini yang kita angkat dalam Kedai Lelang ini, dan memang tadi kita berusaha untuk membantu keberlanjutan SAU dan Kapalapak dalam melewati pandemi dan juga memberikan solusi dalam produk lain dalam masa ini, sangat diperlukan dan kita juga membuat terobosan-terobosan, dan memang untuk SAU itu PO, nanti 14 hari kemudian dibuat," jelas Palomas.
"Tidak mungkin ready stok. Karena kalau ready stok bahan baku akan rusak, kalau jadi pemenangan ada waktu 14 hari dari SAU untuk membuat alat musik dalam SAU," ujarnya.
Rencananya close bidding untuk produk SAU ini akan berakhir pada 29 Juni mendatang pukul 10.00 WIB.
Sementara itu, Direktur Saung Angklung Udjo (SAU), Taufik Hidayat mengatakan bahwa lelang yang dilakukan di laman DJKN bukan berarti dapat disimpulkan SAU dalam kondisi bangkrut.
Langkah tersebut merupakan upaya kerjasama dengan DJKN Kanwil Bandung agar SAU bisa kembali bergeliat di tengah sepinya kunjungan wisata.
"Upaya tetap bertahan ini ya seperti ini, kerjasama dengan DJKN, tapi kalau bicara kondisi kami jujur prihatin dan kami tetap semangat," ujarnya.
Lebih lanjut, Taufik mengatakan, kondisi SAU tak berbeda dengan obyek wisata lainnya yang sedang mengalamai keterpurukan lantaran terdampak pandemi Covid-19.
Obyek wisata tersebut berbasis seni pertunjukan, di mana penonton harus datang secara langsung.
"Kami sebetulnya sama dengan teman-teman obyek wisata lainnya, seperti di Bali. Kamu terus terang dalam kondisi memprihatinkan, kami tidak bisa beraktivitas normal," ucap Taufik.
Sebelum pandemi Covid-19, ia mengatakan bahwa jumlah kunjungan wisatawan ke SAU bisa mencapai 2.000 orang per hari.
Namun, sejak pandemi Covid-19 melanda pada tahun 2020 hingga saat ini, kunjungan wisatawan hampir tidak ada sama sekali.
Pernah yang nonton hanya ada dua orang yaitu, ibu dan anak juga ada anak muda dua orang, habis itu sudah tidak ada lagi," kata Taufik.
Dirut PT Saung Angklung Udjo (SAU) Taufik Hidayat Udjo mengatakan bahwa lelang tersebut merupakan solusi praktis dalam kondisi pandemi ini.
Ditambahkan Taufik, sesuai amanah pendiri SAU bahwa kesenian dan budaya Jabar ini harus tetap berjalan meski dalam kondisi apapun. Untuk itu, upaya masuk ke pasar lelang adalah bagian dari mempertahankan eksistensi angklung.
“Ini merupakan langkah praktis, ketika kami melelang alat musik lewat marketplace DKJN akan jadi pemasukan,” tandasnya.
Sedangkan, jumlah alat musik yang dilelang yakni tiga belas terdiri dari angklung dan arumba. Taufik juga memastikan bahwa alat musik yang dilelang bukan merupakan barang bersejarah.
Selain itu, dirinya berharap kedepannya, Saung Angklung Udjo dapat membuat museum. Didalamnya akan dipajang alat musik bersejarah yang menjadi saksi perkembangan Saung Angklung Udjo.
“Mimpi membangun museum, di dalamnya akan ada sejarah tentang perjuangan berdarah-darahnya pak Udjo,” kata Taufik. ***