Rumah Karyawan Diterjang Banjir, Agrowisata Gunung Mas Tutup Sementara

Video detik-detik banjir bandang di Puncak Bogor klik di atas

BOGOR, Kliknusae.com - Manajemen Agrowisata Gunung Mas di Desa Tugu Selatan, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor untuk sementara menutup seluruh kegiatan operasional mulai hari ini, Selasa (19/01/2021).

Kebijakan ini diambil akibat bencana banjir bandang yang terjadi pada pagi hari sekitar pukul 09.15 WIB mengakibatkan trauma yang dialami seluruh karyawan. Sebagian besar rumah staf dan karyawan PTPN VIII.

"Staf dan karyawan masih mengalami trauma. Kami memutuskan untuk menghentikan semua kegiatan operasional sampai batas waktu yang belum ditentukan. Namun, jika beberapa hari kedepan sudah pulih kembali kami akan buka lagi seperti biasa," kata General Manager Agrowisata Gunung Mas, Hikmat Eka Karyadi ketika dihubungi Kliknusae.com, Selasa sore (19/01/2021).

Menurut Eka, jumlah warga terdampak sebanyak 450 kepala keluarga (sekitar 1200 jiwa). Mereka saat ini di evakuasi di tempat yang aman, dan masih berada di kawasan Agrowisata Gunung Mas.

"Kami menempatkan mereka di pondok-pondok (penginapan). Ada 21 pondok yang kami alihfungsikan untuk menampung para korban bencana banjir bandang ini," jelas Eka.

Tidak ada korban jiwa dalam kejadian yang sangat tiba-tiba tersebut akibat tingginya intensitas hujan yang terjadi sejak Senin malam (18/01/2021).

Dua bangunan rumah mengalami rusak yang cukup parah dan jalan produksi di blok 20 terputus.

Selain karyawan ada juga warga atau penduduk yang bermukim di sekitar Agrowisata Gunung Mas ikut diungsikan. Mereka diitampung di Wisma Affandi kawasan Agrowisata "Gunung Mas PTPN VIII".

"Saat ini kami terus melakukan koordinasi dan kerjasama dengan unsur Muspika Kecamatan Cisarua berserta Tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Tim Tagana, Dinas Kesehatan, Dinas PUPR dan organisasi masyarakat (ormas) setempat," papar Eka.

Sementara itu, Kabid Kedaruratan BPBD Kabupaten Bogor Raya Alfajar mengatakan upaya penanganan masih terus dilakukan dan pasca longsor susulan situasi di lokasi sudah mulai kondusif.

"Sekarang situasi berangsur kondusif, hanya ada dua orang korban yang masih shock dan sudah mendapat penanganan Dinas Kesehatan. Dievakuasi ke Rumah Sakit Paru dan puskesmas. Evakuasi masih dilakukan di lokasi," kata Raya kepada wartawan.

Raya menuturkan 900 jiwa itu berasal dari empat RT dan dua RW. Jumlah itu masih bersifat sementara karena pendataan masih berlangsung.

Selain itu Wakil Bupati Bogor Iwan Setiawan saat ini sudah berada di lokasi untuk melakukan upaya agar tidak terjadi kerumunan di lokasi.

"Penanganan dengan pak wabup, dengan beliau kita atur penempatan evakuasi warga di lokasi yang memungkinkan. Kita upayakan (pengungsian) tidak di tenda, kita antisipasi empat hari ke depan warga yang mengungsi kita tempatkan di sekitar lokasi Gunung Mas. Salah satunya di Wisma PTPN kita upayakan tidak bertumpuk," tutur Raya.

"Sekitar 900 jiwa (pengungsi) warga dari 4 RT 2 RW, pendataan sedang berlangsung dengan berbagai macam instansi, kami akan sampaikan kemudian," tambahnya.

Dibagian lain,  Kepala Stasiun Klimatologi Bogor, Abdul Mutholib mengemukakan, curah hujan dengan intensitas ekstrem memang tercatat pada Pos Hujan Gn Mas Puncak sebesar 107,5 mm (hujan sangat lebat).

Sedangkan dari pos pengamatan Naringgul Puncak, tercatat curah hujan sebesar 112 mm (hujan sangat lebat).

"Berdasarkan pantauan citra radar, tampak terjadi pergerakan awan hujan dari arah Barat hingga Barat Laut ke wilayah wilayah Cisarua Bogor dalam durasi yang lama dan bersifat terus menerus dari siang hingga dini hari yakni pukul 10.46 - 05.00 WIB. Kondisi curah hujan yang cukup tinggi tersebut berpotensi memicu luapan air sungai dan mengakibatkan banjir di sekitar daerah aliran sungai," kata dia kepada wartawan, hari ini.

Dia menambahkan, berdasarkan analisis kondisi dinamika atmosfer proses pertumbuhan awan hujan pada saat tanggal kejadian tersebut dipicu oleh kondisi atmosfer yang labil dan didukung kondisi anomali suhu permukaan laut yang masih hangat serta terdapatnya daerah perlambatan angin yang melewati wilayah Jawa Barat, sehingga meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di wilayah Jawa Barat.

"Terkait kejadian tersebut, BMKG telah mengeluarkan informasi peringatan dini cuaca ekstrem skala waktu 3 jam-an untuk wilayah Jawa Barat (khususnya Jabodetabek) sebelum terjadinya cuaca ekstrim di wilayah Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, pada tanggal 18 Januari 2021 dari pukul 17.20 wib hingga 20.20 wib dan pukul 22.20 hingga 23.45 WIB," ujar Abdul Mutholib.

Cuaca Ekstrem

Pada Januari hingga Februari 2021 di wilayah Jawa Barat diprediksi mengalami periode puncak musim hujan, sehingga perlu diwaspadai potensi cuaca ekstrem seperti hujan lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang, puting-beliung, maupun hujan ringan hingga sedang berlangsung secara terus-menerus yang rawan berpotensi menimbulkan terjadinya banjir bandang.

"Prospek cuaca tiga hari ke depan, potensi hujan sedang hingga lebat masih terdeteksi di wilayah Perkebunan Teh Gunung Mas Kec. Cisarua, Kab. Bogor Jawa Barat," kata dia.

Masyarakat diimbau agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap potensi cuaca ekstrem yang menyebabkan bencana hidrometeorologi (puting beliung, hujan lebat disertai kilat/petir, hujan es, dll) dan dampak yang dapat ditimbulkannya seperti banjir, banjir bandang, genangan, angin kencang, pohon tumbang, dan jalan licin. (*/adh)

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya