Pria Ini Punya Kekayaan Rp 586 Triliun Dari Jualan Pakaian
Kliknusae.com - Siapa yang tidak berdecak kagum. Hanya dari jualan pakaian sehar-hari, pria asal Jepang ini memiliki kekayaan sebesar mencapai US$41,6 miliar atau sekitar Rp586,5 triliun (asumsi kurs Rp14.100 per dolar AS).
Dia adalah Tadashi Yanai-yang baru-baru ini dinobatkan sebagai orang terkaya di Jepang. Kekayaan kekayaan itu, didorong oleh lonjakan belanja pakaian sehari-hari Uniqlo di tengah pandemi covid-19.
Mengutip Forbes, Sabtu (5/12/2020), kekayaan Yanai didorong oleh kenaikan saham Fast Retailing sebesar 114 persen sejak Maret 2020 lalu.
Ia telah melipatgandakan kekayaannya lebih dari dua kali lipat ketika saham Fast Retailing jatuh pada Maret 2020 lalu akibat pandemi covid-19.
Fast Retailing memiliki beberapa merek fesyen, seperti Uniqlo, Theory, Helmut Lang, J Brand, dan GU.
Analis Senior JP Morgan Dairo Murata mengungkapkan lonjakan saham Fast Retailing terjadi karena perusahaan memiliki strategi baru dengan fokus pakaian sehari-hari yang disukai oleh masyarakat yang bekerja di rumah.
"Penjualan bagus karena lini produknya sesuai dengan permintaan yang tinggal di rumah. Fast Retailing selalu mempromosikan konsep life wear dan menjual pakaian yang sesuai dengan gaya bekerja dari rumah," papar Murata.
Uniqlo memiliki lebih dari 3.600 gerai di 26 pasar di Asia, Amerika Utara, dan Eropa. Meski sahamnya naik, keuntungan Fast Retailing anjlok akibat pandemi covid-19.
Perusahaan mencatat pendapatan turun 12 persen menjadi 2 triliun yen atau US$19 miliar per Agustus 2020. Hal ini menyebabkan laba bersih Fast Retailing turun 44 persen menjadi US$853 juta.
Penurunan terjadi karena gerai ditutup saat pandemi covid-19. Manajemen mengaku hampir menutup setengah dari 748 gerainya di China pada Januari dan baru membuka kembali pada April 2020.
Lalu, jumlah gerai yang ditutup di Jepang mencapai 311 dari 817 gerai pada akhir Maret 2020. Kemudian, gerai di Jepang baru kembali dibuka pada awal Mei 2020.
Beruntung, khusus Jepang, Uniqlo masih mencatatkan kenaikan laba bersih 2 persen. Penjualan Uniqlo Jepang ditopang oleh e-commerce yang naik 29,3 persen per Agustus 2020.
"Penyebaran covid-19 telah mendorong perubahan nilai dan mendorong kami untuk meneliti cara kami hidup. Arti pakaian juga berubah saat kami menyaksikan pergeseran yang kuat dari pakaian yang dikenakan untuk mempercantik atau menekankan status sosial," kata Yanai.
Fast Retailing memperkirakan pendapatan naik 10 persen pada 2020. Selain itu, laba bersih diramalkan melesat 83 persen. (*/adh)
Sumber: CNN Indonesia