Tak Bergeming oleh Resesi Pandemi, Lion Air akan Luncurkan Maskapai Baru?

JAKARTA, Kliknusae.com  - Ancaman resesi akibat pendemi corona (Covid-19) tak membuat PT Lion Mentari Airlines sebagai induk Lion Air Group berhenti berinovasi.

Baru-baru ini, maskapai berlambang kepala Singa itu dikabarkan merencanakan peluncuran maskapai baru di Indonesia.

Rencana tersebut dianggap dapat membantu upaya maskapai tersebut untuk melampaui salah satu bencana besar industri penerbangan.

Seperti dilansir, Bloomberg, Jumat (2/10/2020) lalu, proyek tersebut awalnya direncanakan oleh para pendiri Lion Air Group, ungkap salah satu sumber yang meminta tak disebutkan namanya karena tidak berwenang mengumumkan hal tersebut kepada publik.

Perusahaan tersebut tampaknya mencoba bangkit kembali dari kejadian maut dua tahun lalu dari pesawat yang mengangkut 189 penumpang dan kru itu.

Kecelakaan tersebut dinyatakan terjadi akibat cacat desain pada jet Boeing 737 Max milik Boeing Co, serta serangkaian kesalahan di maskapai tersebut oleh pilot dan mekanik.

Pihak Boeing mengatakan telah menyelesaikan 90 persen klaim kematian tak disengaja tersebut pada Juli, lapor Bloomberg.

Juru Bicara Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, Budi Prayitno, membenarkan bahwa pihaknya sedang memproses satu permohonan untuk sertifikat operator penerbangan.

Namun, ia menolak untuk mengungkapkan lebih detail tentang perusahaan maskapai dimaksud.

Pihak Lion Air juga belum memberikan keterangan pasti terkait hal tersebut. Corporate Communications Strategic Lion Air, Danang Mandala Prihantoro belum membeberkan sinyal rencana tersebut.

Begitu halnya dengan Rusdi Kirana selaku salah satu pendiri Lion Air masih menutup diri soal rencana pengembangan maskapai baru tadi.

Namun, pendiri perusahaan konsultan penerbangan Endau Analytics Malaysia, Shukor Yusof turut berkomentar bahwa rencana Rusdi Kirana itu dapat membawa angin segar bagi Lion Air Group.

"Jangan meremehkan Rusdi," ujarnya seperti dikutip Liputan6.com.

Hal itu dikatakannya mengingat jumlah armada pesawat Lion Air Group yang terbilang banyak membuat maskapai tersebut memiliki keuntungan lebih besar dibandingkan maskapai se-Asia Tenggara lainnya.

Industri penerbangan di Indonesia sendiri tengah mengalami penurunan jumlah penumpang yang cukup dahsyat karena diberlakukannya pembatasan perjalanan.

Data yang dihimpun Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan sejak Januari hingga Juli 2020 hanya ada 19,7 juta penumpang. Angka tersebut menunjukkan penurunan hingga 54.9 persen dari periode yang sama di tahun sebelumnya.

"Jika rencana maskapai baru Lion Group itu berhasil, hal itu memungkinkan para pendiri perusahaan penerbangan tersebut untuk mengambil bagian yang lebih besar dari salah satu pasar perjalanan udara yang tumbuh paling cepat di dunia ketika pandemi mereda," kata pengamat penerbangan Gerry Soejatman.

Secara global, maskapai penerbangan memang sedang mengalami kesulitan.

Asosiasi Transportasi Udara Internasional memperkirakan perjalanan udara hingga Desember akan turun 68 persen dari tahun sebelumnya sebagai dampak kondisi pandemi yang kembali meningkat di negara-negara Eropa. (*/adh)

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya

E-Magazine Nusae