Microsoft Berikan Pilihan Karyawan Bekerja dari Rumah Selamanya

Kliknusae.com - Perusahaan raksasa perangkat lunak Microsoft mengeluarkan kebijakan bagi karyawannya untuk bekerja dari rumah atau work from home (WFH) secara permanen.

Pilihan tersebut diberikan kepada mereka jika mereka mau bekerja dari rumah. Media AS melaporkan, pekan ini, Microsoft telah menjadi perusahaan terbaru yang memperluas ketentuan kerja dari rumah yang dipicu oleh pandemi Covid-19.

Pandemi virus corona yang melanda dunia sejak akhir 2019 memaksa perubahan pola kerja di seluruh dunia.

Microsoft mengatakan, beberapa posisi akan tetap dibutuhkan kehadirannya secara langsung, seperti mereka yang membutuhkan akses ke hardware.

Akan tetapi banyak staf juga dapat bekerja paruh waktu dari rumah tanpa memerlukan persetujuan formal dari manajer mereka.

"Tujuan kami adalah untuk mengembangkan cara kami bekerja dari waktu ke waktu dipandu oleh input karyawan, data, dan komitmen kami untuk mendukung gaya kerja individu dan kebutuhan bisnis, sambil menjalankan budaya kami," kata juru bicara Microsoft, dikutip dari BBC, Jumat (9/10/2020).

Berdasakan data Kantor Statistik Nasional Inggris yang dirilis pada April 2020, lebih dari 46 persen pekerja melakukan pekerjannya dari rumah.

Itu sebanding dengan AS, ketika 42 persen pekerja melakukan tugas-tugasnya dari rumah, kemudian turun menjadi 35 persen pada Agustus 2020.

Kendati mengalami penurunan, angka itu menandai adanya perubahan besar. Sebab, jumlah pekerja yang melakukan aktivitasnya melalui jarak jauh sebelum pandemi hanya 2 persen.

"Apa yang kami lakukan sekarang sangat tidak biasa," kata profesor ekonomi di Stanford University Nicholas Bloom.

Pergeseran pola kerja

Awalnya, banyak pengusaha memuji perpindahan tersebut sebagai sesuatu yang sangat produktif. Akan tetapi, beberapa kekurangan telah muncul seiring berjalannya waktu.

Pada konferensi bulan ini, misalnya, Kepala Eksekutif Microsoft Satya Nadella menyebut kurangnya pembagian antara kehidupan pribadi dan kehidupan kerja.

Artinya, kondisi ini membuat pekerja terkadang merasa seperti tidur ditempat kerja.

Menurut Bloom, banyak perusahaan mengincar kebijakan yang menggabungkan antara bekerja di kantor dan di rumah. Ini dilakukan untuk membangun budaya, loyalitas perusahaan, serta kesehatan mental dasar.

"Jadi penuh waktu di kantor atau di rumah tidak ideal bagi kebanyakan orang," jelas dia.

Sebuah survei yang dilakukan oleh Willis Towers Watson terhadap pemberi kerja AS pada Mei 2020 lalu menemukan bahwa mereka mengharapkan 22 persen staf terus bekerja dari rumah setelah pandemi, naik hanya 7 persen pada 2019.

Sementara survei PWC menemukan sekitar 55 persen pemberi kerja masih mengharapkan staf untuk bekerja dari rumah satidaknya satu hari dalam seminggu setelah kekhawatiran tentang virus berlalu.

Lebih dari 80 persen karyawan mengatakan mereka mendukung gagasan itu.

Menurut para analis, perubahan seperti itu dapat berdampak secara luas, seperti mengurangi permintaan untuk properti perkantoran dan perumahan di pusat kota yang mahal.

Bloom mengatakan, perubahan di tempat kerja dapat membantu meringankan masalah keterjangkauan, tetapi tidak akan berarti akhir dari pusat kota.

"Tingkat keterjangkauan New York dan San Francisco mungkin akan kembali ke posisi semula pada 2005," tutupnya. (kom/adh)

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya

E-Magazine Nusae