Baru 26 Persen Pelaku UMKM Jabar Manfaatkan Dana Pemulihan Ekonomi
BANDUNG, Kliknusae.com - Pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Provinsi Jawa Barat masih belum memanfaatkan dana pemulihan ekonomi nasional. Rata-rata yang mengakses baru 26 persen saja.
"Jadi, baru seperempat dari target UMKM yang menggunakan dana pemulihan ekonomi. Oleh sebab itu, kami akan terus melakukan sosialisasi dana pemulihan ini agar bisa dimanfaatkan sebaik mungkin oleh para pelaku UMKM," kata Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Senin (05/10/2020).
Pemerintah Daerah (Pemda) Provinsi Jawa Barat terus berupaya untuk mendorong kembali kegiatan ekonomi 37 ribu Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Jawa Barat yang terdampak pandemi Covid-19.
Sebagaimana diketahui, Pemda Jabar saat ini sedang melakukan upaya untuk mendorong UMKM di Jawa Barat bangkit lagi. Terutama bagi mereka yang terdampak Covid-19 dengan yang jumlah mencapai sekitar 37 ribu.
"Ada 5 upaya yang dilakukan Jawa Barat untuk membantu UMKM terdampak pandemi," kata Ridwan Kamil.
Lima upaya tersebut yaitu pertama, memudahkan hadirnya bahan baku yang sulit didapat saat pandemi.
Kedua, memudahkan urusan permodalan. Ketiga, melancarkan produksi dan distribusi yang sempat terhambat selama pandemi.
Keempat, menstimulasi untuk menaikkan daya beli. Dan kelima, membantu menaikkan omset penjualan.
Gubernur mengaku, pihaknya telah membuka secara bertahap kegiatan ekonomi di Jawa Barat hingga 70 persen dengan tujuan untuk mendorong UMKM bisa kembali melakukan kegiatan usahanya dengan baik.
Selain itu, pembukaan ekonomi di masa Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) kini juga bertujuan untuk mempertahankan pertumbuhan ekonomi Jabar agar tetap positif.
"Dampak pandemi ini, pertumbuhan ekonomi semua daerah menurun dan Jawa Barat mencoba agar tidak turun minus di bawah nol. Kami berjuang agar ekonomi kita bisa tumbuh di atas nol walaupun turun dari angka lima persen pada tahun lalu," ucapnya.
Gubernur meminta kepada para pelaku UMKM di Jawa Barat agar bisa menyesuaikan diri dengan era disrupsi, khususnya disrupsi bidang teknologi digital, dengan menggunakan sistem digital dalam ekosistem usahanya.
"Ekosistem digital penting untuk memperkuat pemasaran UMKM. Kita boleh kaget dengan disrupsi, tapi siap tidak siap interupsi itu akan hadir, apakah oleh interupsi kesehatan, teknologi, atau sosial politik," tuturnya.
Gubernur berpesan kepada para pelaku UMKM di Jawa Barat harus siap dan memiliki ketangguhan terhadap interupsi tadi, dimana pasca Covid-19 ini akan menunjukkan, siapa yang dekat dengan teknologi hidupnya akan lebih mudah dan yang jauh dari teknologi akan lebih sulit bertahan.
"Untuk memulihkan ekonomi koperasi dan UMKM di Jabar, kita sedang menyiapkan pembentukan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) sebagai pembiayaan dari dana pemerintah untuk memfasilitasi pembiayaan pemasaran bagi koperasi dan UMKM, selain pendanaan dari perbankan konvensional," jelasnya.
Ridwan Kamil menambahkan, mulai saat ini Pemda Jawa Barat sudah melakukan program padat karya yang diikuti oleh sekitar 50 ribu warga Jawa Barat dimana dalam empat minggu terakhir terlibat dalam proyek-proyek padat karya untuk memulihkan penghasilan yang terdampak Covid-19. (adh)