Mengunjungi Rumah "Tawanan" Bung Karno Di Rengasdengklok

Kliknusae.com - Bertepatan dengan perayaan HUT ke-75 Republik Indonesia yang jatuh pada hari Senin (17/8/2020), rasanya tak salah mengambil pilihan liburan di Kabupaten Karawang, Jawa Barat.

Daerah ini selain menyimpan destinasi alam yang indah, juga terselip cerita sejarah yang masih bisa disaksikan jejaknya.

Salah satunya yang paling monumental adalah rumah yang dulu ditempati Proklamator Kemerdekaan Soekarno di Rengasdengklok.

Belum lama ini Kliknusae.com berkesempatan singgah di rumah milik keluarga Djiaw Kie Siong, dimana ketika itu Bung Karno tinggal, sebelum memutuskan untuk mengumumkan kemerdekaan RI.

Rumah terpencil yang masuk di pedalaman rumah penduduk itu, adalah pindahan dari rumah tinggal yang asli di pinggir sungai Citarum.  Karena khawatir terjadi abrasi dan bisa merusak bangunan rumah, maka kemudian dipindah tak jauh dari kawasan tersebut.

Rumah setengah bilik ini, sampai saat ini masih terawat dengan baik. Arsitektur sederhana masih mencirikan rumah seorang petani yang lahir sekitar tahun 1880 di Desa Pacing, Sambo, Karawang bernama Djiauw Kie Siong.

Bahkan, kamar tempat Bung Karno dan Moh. Hatta menginap pun masih terjaga baik. Pengunjung bisa langsung masuk ke dalam kamar tersebut. Hanya pemilik memberikan label di kasur, agar tidak diduduki.

Tak pudar oleh perjalanan waktu, di rumah inilah pada 16 Agustus 1945, Bung Karno, Mohammad Hatta, Fatmawati, dan Guruh Soekarnoputra dijemput para pemuda kelompok Menteng 31 "disandera" untuk segera mempersiapkan proklamasi.

Rumah tersebut dipilih menjadi tempat persinggahan Bung Karno dan lain-lain karena letaknya yang tidak mencolok dan ditutupi pepohonan yang rimbun.

Selama berada di sana, sebagian besar waktu yang dihabiskan oleh Bung Karno dan Mohammad Hatta adalah beristirahat.

"Ada saja pengunjung yang datang kesini. Yang banyak, biasanya rombongan anak sekolah. Kalau yang individu, sering pas akhir pekan," kata  cucu Djiaw Kie Song, Yanto yang memiliki nama Tionghoa Djiaw Tiang Lin.

Menurut Yanto, kakeknya tergabung sebagai tentara PETA (Pembela Tanah Air) itu meninggal di tahun 1964 karena penyakit paru-paru.

Djiauw Kie Siong hidup dua bersaudara dan memiliki sembilan anak. Dua dari sembilan anak tersebut merupakan anak dari hasil perkawinannya yang kedua.

Adapun anak-anaknya adalah Djiau Kang Hin, Djiaw Kie Hin, Djiaw Nyim Hin, Djiaw Kie Sin, Djiaw Kap Nyong, Djiaw Ten Nyong, Djiaw Yat Nyong, Djiaw Lie Nyong, dan Djiaw Tiang Moy.

Sementara itu Djiauw Kim Moy, cucu lainnya menjelaskan bahwa bangunan rumah dan bagian ruang tamu masih asli termasuk juga lantai ubin berwarna terakota yang biasa digunakan untuk rumah keturunan Tionghoa.

Dua kamar yang sempat digunakan Sukarno dan Hatta juga masih dipertahankan bentuk aslinya. Bahkan ranjang tua dari kayu jati pun masih ada di kamar yang sempat digunakan Bung Hatta untuk beristirahat.

"Ini ranjang masih asli, tetapi di kamar Bung Karno bukan, karena yang asli telah dibawa ke museum di Bandung," jelas Kim Moy.

Di ruang tamu dipajang sejumlah foto Sukarno dan Kie Siong, termasuk juga foto Megawati dan Joko Widodo, presiden Indonesia saat ini, yang sempat berkunjung ke rumah tersebut.

Rengasdengklok berjarak sekitar 15 kilometer dari jalan utama, yang termasuk bagian dari jalur pantura. Bahkan saat ini pun perjalanan ke rumah Djiauw Kie Siong pun masih terasa jauh dan agak terpencil.

Hanya papan bertuliskan "bangunan ini merupakan cagar budaya" yang menjadi satu-satunya petunjuk. Meski demikian, rumah tersebut sering kali didatangi para pengunjung.

(adh)

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya

E-Magazine Nusae