Gumitir, Destinasi Wisata Agro Kebun Kopi Hingga Heritage

Kliknusae.com - Jika kondisi sudah mulai pulih dan bersih dari wabah Virus Corona (Covid-19), saat yang tepat untuk melepas penat akibat pembatasan aktivitas sosial. Bisa diisi dengan kegiatan berwisata ke destinasi wisata sesuai selera masing-masing.

Nah, bila ada yang merencanakan kunjungan ke wilayah Jawa Timur, terutama ke Kabupaten Jember, bisa mencoba berkunjung ke Gumitir. Sebuah kawasan yang berada di perbatasan Jember-Banyuwangi. Di sana pengunjung akan menikmati suasana nyaman dilengkapi ragam sajian, mulai dari kafe hingga wisata kebun kopi.

Gumitir berlokasi di Kecamatan Silo, Kabupaten Jember, sekitar 39 km dari pusat kota Jember dan 60 km dari Banyuwangi. Berbatasan langsung dengan Kabupaten Banyuwangi sebelah barat. Jika Anda dari Surabaya menuju Banyuwangi memilih lewat jalur Jember akan melewati daerah ini. Jalanannya berkelok.

Kawasan tersebut juga dikenal sebagai rest area untuk perjalanan menyusuri Gunung Gumitir. Sebagai penanda di lokasi terdapat gapura bertuliskan "Cafe & Rest Area Gumitir". Di sana pengunjung bisa singgah di Kafe Rolas. Nama kafenya diambil dari nama pengelolanya, PTP XII. Letaknya agak menjorok dari jalan raya Jember-Banyuwangi. Kafe ini berada di ketinggian 680 meter dari permukaan laut (mdpl).

Sajian ragam  menu yang bisa dinikmati di kafe itu, diantaranya ayam goreng, bebek goreng, singkong goreng, pisang goreng, dan tentu saja kopi khas olahan PTP XII. Pengunjung bisa menikmatinya di gazebo-gazebo.

Usai mengisi perut, pengunjung bisa menikmati pemandangan hutan dari kursi raksasa. Disebut raksasa karena ukuran kursi ini memang besar. Diletakkan di depan gazebo, kursi ini berukuran 3x3 dengan tinggi 2,5 meter. Kursi ini bisa menampung lima orang. Dari atas kursi, pengunjung bisa melihat hamparan kebun kopi robusta seluas 1.165 hektare.

Selain kafe, di kawasan yang diresmikan 14 Maret 2010 tersebut, pengelola juga menyediakan wisata kebun kopi, permainan (ATV, flying fox, berkuda), dan tempat berkemah. Jika ingin blusukan ke kebun, bisa menyewa kuda, kereta kelinci, atau naik jeep.

Jika memilih naik Jeep, pengunjung akan dibawa ke pabrik bekas pembuatan kopi yang pernah digunakan Belanda. Sepanjang perjalanan, pengunjung dapat melihat beberapa buruh kopi sedang merawat dan kadang ada yang memetik kopi. Sambil menikmati keindahan kebun, sang sopir yang juga bertindak sebagai pemandu, akan menjelaskan tentang seluk-beluk perkebunan itu.

Tiba di pabrik bekas pengolah kopi yang digunakan Belanda, pemandu akan membawa pengunjung berkeliling dan menjelaskan detail semua hal yang ada di tempat itu. Dari halaman pabrik, bisa melihat jembatan kereta api yang dibangun Belanda dengan panjang 178 meter.

Setelah puas berada di pabrik, perjalanan dilanjutkan blusukan ke terowongan kereta api. Untuk mencapai terowongan ini, pengunjung bisa berjalan kaki dalam jarak yang relatif dekat. Ada dua terowongan kereta di sini.

Pertama, Terowongan Garahan yang panjangnya 113 meter yang selesai dibangun Belanda pada 1902. Terowongan kedua yaitu Terowongan Mrawan, panjangnya 690 meter yang selesai dibangun pada 1910.

Terowongan Mrawan sendiri merupakan terowongan kereta api terpanjang di Indonesia. Terowongan peninggalan pemerintah kolonial Belanda ini merupakan salah satu tempat favorit pengunjung untuk berfoto. Terowongannya menembus pegunungan Gumitir yang berada di antara Kabupaten Jember dengan Kabupaten Banyuwangi.

Pengunjung hanya bisa melihat terowongan dan jalur kereta itu dari atas. Petugas tidak mengizinkan pengunjung turun dan memasuki terowongan. Sebab, jalur kereta api Banyuwangi-Surabaya itu sampai sekarang masih aktif. Dikhawatirkan jika pengunjung masuk, tiba-tiba ada kereta lewat.

Meski begitu, pengunjung tak usah khawatir karena pemandangan dari atas terowongan itu juga cukup menawan. Di spot itu, kita bisa berfoto dengan mengambil latar mulut terowongan atau rel kereta. Namun jika rasa penasaran Anda cukup besar dan ingin menembus terowongan itu, PT KAI menyediakan kereta khusus yang biasa disebut lori wisata. Lori wisata ini bisa dinaiki dari Stasiun Kalibaru, Banyuwangi.

KAI menyediakan dua gerbong yang hanya bisa diisi 12 penumpang. Dengan gerbong ini, kita akan bisa masuk ke terowongan itu. Pemandu nanti akan menceritakan sejarah pembangunan terowongan tersebut.***(IG/Indonesia.go.id)

 

 

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya

E-Magazine Nusae