Ini Pesan Terakhir Gatot Tjahyono,Selamat Jalan Paman "Humble"

Kliknusae.com - Keluarga besar Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI Jawa Barat kehilangan sosok sahabat,politisi sekaligus rekan usaha. Betapa kabar itu cukup mengejutkan.

Meski sempat lega sesaat karena kondisinya membaik,tetapi kabar susulan itu menghentak seisi grup WA yang terus menanti kesembuhannya.

"Innalillahi wa inna ilaihi rajiun. Telah berpulang ke hadirat Allah SWT, Ayahanda kami tercinta, Ir. H Gatot Tjahyono , MM pada hari ini, Jumat 27 Maret 2020, pada pukul 22.20 di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung," begitu pesan terakhir yang masuk WA Grup PHRI Jawa Barat.

Kabar ini sekaligus memastikan Dewan Penasehat PHRI Jawa Barat itu telah meninggalkan kita semua.

Masih cukup lekat dalam ingatan, pada 14 Maret 2020, owner Hotel Sofia Pangandaran ini terlihat bugar ketika mengikuti rapat Dewan Penasehat dan Dewan Pakar PHRI di Courtyard by Marriott Bandung Dago di Jl. Ir. H. Juanda No.33.

Mengenakan kemeja putih di balut jaket warna krem, politisi PDI-P yang pernah menjabat sebagai Wakil Ketua DPD PDI-P Jawa Barat dan anggota DPRD Jabar periode 2014-2019 itu tidak memperlihatkan tanda-tanda sakit.

Bahkan sesekali tertawa lepas di sela-sela menunggu dimulainya rapat. Ketika itu Gatot duduk diapit Direktur Margahayu Land Djayat P Purwita dan Direktur Utama PT Jaswita (BUMD Jabar),Deni Nurdiana.

Dalam rapat terbatas ini,Gatot banyak menyampaikan masukan dan hal-hal penting dalam menghadapi wabah virus corona.

"Kita fokus saja, apa yang bisa dilakukan PHRI Jawa Barat. Mari kita amankan usaha kita, supaya kita tidak mati. Karena banyak dibelakang kita juga menggantungkan hidup dari industri ini (perhotelan dan restoran)," kata Gatot lantang.

Kepada kolega-nya yang berada di samping,Gatot berpesan kiranya juga bisa lebih maksimal menjembatani komunikasi antara pengusaha hotel dan restoran, khususnya dengan pemerintah daerah Jawa Barat.

"Ditengah-tengah kita ada pak Deni (Direktur Jaswita). Beliau ini tentu sangat dekat dengan Pak Gubernur sebagai salah satu direktur BUMD. Tolonglah sampaikan, kami sebagai pengusaha industri pariwisata sekarang benar-benar terancam. Mungkin ada program pemerintah daerah yang bisa membantu mengamankan usaha kita supaya tidak kolap," katanya.

Gatot mengingatkan bahwa antara PHRI dan pemerintah daerah Jawa Barat tidak bisa dipisahkan mengingat Gubernur sendiri sudah mendeklarasikan pariwisata sebagai lokomotif perekonomian rakyat.

"Oleh karena itu,PHRI dan Gubernur saatnya harus bersatu. Kalau melihat dari anggaran pariwisata dari dulu hingga sekarang hanya berkisar di 40-60 miliar. Tentu ini masih sangat kurang untuk bisa mempromosikan  Jawa Barat dalam menarik kunjungan wisatawan," tambahnya.

Sosok Gatot selama ini dikenal sangat dekat dengan siapa pun. Pembawaan yang sederhana (humble),ramah (someah) menjadikan dirinya disukai banyak orang. Dalam pergaulan ia tak pernah membeda-bedakan.

Murid Karate

Pria humble itu memang banyak memberikan inspirasi dan spirit. Tentu pesan-pesan yang disampaikan semasa hidupnya patut menjadi perenungan kita.

Adalah Ketua PHRI Jawa Barat Herman Muchtar yang benar-benar kehilangan sosok Gatot Tjahyono. Bukan karena bersama-sama dalam membangun PHRI,tetapi sejak lama pertemanan antara dirinya dengan almarhuum sudah berjalan cukup lama.

"Waktu dia masih SMP tahun 1973 almarhum adalah murid karate saya di Institut Teknologi Tekstil Bandung," kata Herman Muchtar.

Setelah sekian lama tidak berjumpa, pertemuan kembali terjadi ketika aktif di Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Barat hingga ia menjabat sebagai Anggota DPRD Jawa Barat dari PDI-P.

"Dia orangnya sopan dan menghormati seniornya seperti tradisi Karate," kenang Herman.

Ditambahkan Herman, memasuki periode ke-3 kepengurusan PHRI almarhum  Gatot dilibatkan sebagai Dewan Penasehat. Jabatan itu tetap melekat pada  periode saya ke-4 sekarang.

"Waktu rapat  14 Maret  lalu, dia ngomong kalau bukan Abang saya gak datang karena saya lagi kurang enak badan," kata Herman menirukan ucapak almarhum.

Pada tanggal  16 Maret komunikasi dirinya masih jalan melalui telepon. Almarhum menyampaikan kalau sedang di rawat di RS  Santo Borromeus. Selanjutkan pada 20 Maret dikabarkan pindah ke RS Hasan Sadikin.

"Kami kehilangan sahabat,saudara,murid yang baik. Semoga almarhum Husnul Khotimah dan mohon dimaafkan segala kesalahan dan kekilafannya. Begitu pun, kita doakan  segala amal ibadah kebaikannya diterima Allah SWT," pinta Herman.

Herman juga menyampaikan duka yang mendalam agar keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan,keikhlasan dan perlindungan dari Allah.

Selamat Jalan Paman Humble"¦

(adh)

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya

E-Magazine Nusae