11 Hotel Di Bogor Tutup Akibat Covid-19,PHRI Surati Pemkot

Kliknusae.com - Sudah 11 hotel di Kota Bogor tutup setelah merebaknya wabah virus corona (Covid-19). Kondisi ini semakin memburuk setelah adanya edaran pasca ditetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) sehingga Pemkot Bogor membatasi berbagai kegiatan masyarakat di luar ruangan.

"Jumlah hotel yang tutup kemungkinan bisa bertambah jika kondisi okupansi semakin memburuk. Ini kami sekarang sedang berhitung kembali," kata Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Bogor, Yuno Abeta Lahay yang dihubungi Jalahnusae.com, Senin (23/3/2020).

Ke-11 hotel di Kota Bogor yang dinyatakan tutup sementara itu adalah:

  1. Aston BNR
  2. Hotel 101
  3. Mirah
  4. Zest
  5. Sahira Ahmad Yani
  6. Sahira Paledang
  7. Onih Hotel
  8. New Ayuda Bogor
  9. Bigland Renotel
  10. Permata Hotel
  11. Hotel Ririn

Hingga kini, pemerintah kian gencar mensosialisasikan kepada para pelaku usaha tempat hiburan, rekreasi, wisata, dan kuliner agar menyesuaikan kondisi saat ini. Mereka diminta untuk membatasi kerumunan massa.

Agar industri pariwisata, khususnya di bidang perhotelan tidak semakin terpuruk,PHRI Kota Bogor sudah mengirimkan surat kepada pemerintah Kota (Pemkot) Bogor.

Isinya permintaan penundaan penarikan pajak hotel dan restoran di tengah merebaknya wabah virus corona.

"Iya, kami sudah kirimkan surat digital, namun untuk surat fisiknya akan kita kirim besok, (Senin, 23/3/2020),"  kata Yuno.

Yang jelas, surat yang sudah dikirim melalui email (surel) diyakini sudah sampai ke meja Pemkot Bogor. Sejauh ini belum ada tanggapan karena sedang dalam pembahasan.

Dari 11 hotel yang tutup sementara, diperkirakan ada 600 lebih karyawan yang terpaksa di rumahkan. Mereka akan kembali dipekerjakan setelah kondisi kembali membaik.

Kembali pada surat pemintaan penundaan pajak hotel dan restoran,Yuno berharap, sesegara mungkin dapat dipenuhi oleh Pemkot Bogor.

"Ini penting, agar kami bisa melanjutkan bisnis. Setidaknya bisa terus bertahan sampai wabah Covid-19 mereda," tambah Yuno.

Merebaknya virus Corona atau Covid-19 memang cukup  berdampak pada tingkat okupansi hotel di Kota Bogor. Hal ini menimbulkan kerugian puluhan miliar.

"Saya belum tahu kerugiannya berapa, yang pasti lebih dari 10 miliar," ungkap Yuno.

Dengan adanya imbauan dari pemerintah untuk tinggal di rumah okupansi hotel di Kota Bogor makin anjlok.

"Okupansi hotel setelah maraknya virus corona buruk sekali. Per hari ini occupancy hotel Kota Bogor di bawah 10 persen," katanya.

Cukup dilematis, di satu sisi harus mendukung program pemerintah dalam menekan penyebaran Covid-19, namun disisi lain ancaman "kematian" bisnis hotel juga sangat besar.

Ia berharap wabah virus corona ini segera berakhir dan kedepannya pemerintah  dapat berperan dalam memudahkan para pengusaha terdampak untuk kembali berusaha dengan lancar.

"Semoga virus corona ini cepat berakhir dan masyarakat dapat patuh pada imbauan pemerintah serta berperilaku hidup bersih dan sehat," tutupnya.

(adh)

Share this Post:

Berita Terkait

E-Magazine Nusae