Hotel Di Pekanbaru Belum Terdampak Kabut Asap

Kliknusae.com - Kabut asap yang menyelimuti Kota Pekanbaru,Riau beberapa hari terakhir ini belum berdampak signifikan terhadap industri pariwisata. Khususnya, bagi tingkat hunian hotel (okupansi) yang hingga sekarang masih relatif stabil.

"Belum ada pengaruh, hotel juga sedang ramai sekarang karena kebetulan banyak event dari pemerintah. Paling, kalau mau keluar kita pakai masker," kata Ondi Sukmara, General Manajer  Hotel Furaya Pekanbaru kepada Kliknusae.com, Minggu malam (11/8/2019).

Menurut  Ondi,penerbangan ke Pekanbaru masih berjalan normal.

"Tidak ada penundaan, masih seperti biasa. Kalau untuk tamu atau wisatawan selama ini lebih banyak beraktivitas di dalam hotel," ungkap Ondi.

Seperti diketahui,ribuan warga saat melaksanakan ibadah salat Idul Adha di halaman Masjid Raya Annur, hari ini, terpaksa menggunakan masker akibat kabut asap pekat dari kebakaran hutan dan lahan menyelimuti Kota Pekanbaru.

Warga terlihat ada yang membawa masker sendiri dari rumah, dan panitia juga membagikan masker kepada jamaah.

"Sebenarnya ini sudah tidak sehat, tapi panitia menyediakan masker. Kenapa tidak salat di dalam masjid saja ya," kata seorang warga bernama Abdullah (45) seperti dikutip dari Antara.

Berdasarkan pantauan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) kualitas udara pada Minggu pagi berasap sehingga jarak pandang menurun.

"Jarak pandang di Pekanbaru pada pagi ini cukup buruk, hanya dua kilometer akibat asap," kata Staf Analisis BMKG Stasiun Pekanbaru, Sanya Gautami.

Ia menyebutkan kondisi berasap juga terpantau di Kota Dumai dengan jarak pandang 2 kilometer, dan Kabupaten Pelalawan 3 kilometer.

Sanya mengemukakan kualitas udara kini status sedang akibat tercemar asap atau jerebu. Informasi konsentrasi partikulat (PM10) yang terkandung di udara pada sekitar pukul 06.30 WIB lebih dari 110 mikrogram per meter kubik.

"PM10 tercatat di angka 110, kualitas udara sedang," ujarnya.

Berdasarkan pantuan satelit pada Minggu pagi pukul 06.00 WIB, lanjutnya terpantau ada delapan titik panas di Riau yang jadi indikasi awal Karhutla. Dari jumlah tersebut ada enam titik yang terindikasi kuat merupakan titik api karhutla.

"Seluruhnya berada di Kabupaten Indragiri Hulu," katanya.

Sebelumnya, Gubernur Riau, Syamsuar mengeluarkan arahan kepada masyarakat, khususnya umat muslim, untuk mewaspadai kabut asap kebakaran hutan dan lahan serta untuk berdoa meminta hujan pada perayaan Idul Adha 1440 Hijriyah.

"Untuk menghimbau (pada) salat Idul Adha tanggal 11 Agustus 2019 atau 10 Zulhijjah 1440 H, agar dimohon seluruh jamaah minta doa supaya Riau segera turun hujan," kata Asisten I Sekretariat Daerah Pemprov (Setdaprov) Riau, Ahmad Syah Harrofie.

Ia menjelaskan, gubernur juga mengimbau jika kabut asap terlalu tebal, maka jamaah sebaiknya untuk salat di dalam ruangan masjid.

Selain itu, gubernur juga meminta agar kepala kantor kementerian agama di kabupaten dan kota bersama Majelis Ulama Indonesia (MUI), Kantor Urusan Agama (KUA) dan pengurus masjid setempat, segera melaksanakan Salat Istisqa' (minta hujan) di wilayah masing-masing.

(adh)

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya

E-Magazine Nusae