Jokowi Temukan Sejumlah Masalah Dalam Pengelolaan "Bali Baru"

Klik nusae - Dalam rapat kabinet terbatas di Istana Kepresidenan Jakarta,Senin (15/7)/2019),Presiden Joko Widodo menyampaikan berbagai permasalahan yang masih ditemukan dalam pengelolaan 10 Bali Baru (The 10 New Bali).

"Tiga tahun lalu sudah disampaikan bahwa akan dibangun 10 Bali baru, tetapi sekarang kita memang baru memberi prioritas pada 5 lokasi terlebih dahulu. Saya sudah kunjungi beberapa daerah dan lihat langsung progres dan pengembangan destinasi wisata di sana," kata Jokowi saat membuka rapat.

Lima lokasi yang jadi prioritas yakni Mandalika, Danau Toba, Manado, Labuan Bajo, dan Borobudur.

Jokowi baru-baru ini berkunjung ke 4 lokasi wisata selain Borobudur. Untuk Borobudur, Jokowi mengaku sering bolak-balik ke sana dan sudah tahu masalahnya.

"Dari pengamatan yang saya dapatkan di lapangan, ada masalah," kata Jokowi.

Pertama, masih ada masalah pengaturan dan pengendalian tata ruang yang harus dibenahi. Ia mencontohkan Manado, Labuan Bajo, dan Danau Toba yang menjadi permasalahan karena wilayah perairan yang luas.

Kedua, akses menuju destinasi wisata. Jokowi menyampaikan, pembenahan bandara harus dilakukan, terutama dalam peningkatan kapasitas terminal serta perpanjangan runway.

Selain itu, akses melalui dermaga perlu perbaikan, terutama pelabuhan untuk daerah wisata laut, seperti Labuan Bajo dan Manado.

Dia mencontohkan, pelabuhan penumpang di Labuan Bajo dan Danau Toba masih digabung dengan kargo barang.

Jokowi pun meminta para menteri bertanggung jawab untuk segera menyelesaikan masalah tersebut. Sebab, menurut dia, kedatangan wisatawan mancanegara punya peluang mendatangkan devisa yang cukup besar bagi negara.

"Kalau penataan baik, dan saya sampaikan jangan tanggung penanganannya, sekaligus integrasi pembangunan yang sudah kita kerjakan, Insya Allah tahun depan bisa kita selesaikan semua," ujar Jokowi.

Ketiga, peningaktan fasilitas kebutuhan wisatawan di lokasi itu, contohnya penataan pedagang kaki lima, restoran-restoran kecil, toilet, serta standar layanan. Tujuannya, perbaikan pelayanan sehingga memancing wisatawan.

Keempat, peningkatan kualitas sumber daya manusia. Jokowi meminta pemerintah daerah untuk memfasilitasi para pedagang serta karyawan di sektor pariwisata, misalnya pegawai hotel dan pemilik kapal. Terlebih lagi, masyarakat yang bukan lulusan pariwisata.

"Semua dapat pelatihan sehingga betul-betul mampu melayani wisatawan dengan baik dengan ramah-tamah, melayani dengan senyuman. Ini akan memberikan dampak yang baik, baik berubah di budaya kerja, budaya melayani, budaya kebersihan," kata dia.

Kelima, masih kurangnya pameran kebudayaan serta pasar seni.

Jokowi mengatakan, pameran kebudayaan serta pasar seni harus dapat tempat yang lebih banyak, sehingga ada wadah untuk menunjukkan tradisi budaya yang ada di destinasi wisata. Ditambah, kolaborasi bersama para desainer untuk meningkatkan nilai tambah.

Terakhir, Jokowi menilai kurangnya promosi pariwisata Indonesia. Jokowi meminta agar promosi pemasaran pariwisata ditingkatkan lagi.

"Sehingga, kita betul-betul mendapatkan manfaat dan multiplyer effect besar dan efek pertumbuhan bagi ekonomi daerah," ujar dia.

(adh/kom)

 

 

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya

E-Magazine Nusae