ASITA: Mendorong Unicorn Masuk Travel Umroh Bisa Kebablasan
Klik nusae - Pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informasi (keminfo) mendorong dua unicorn asal Indonesia yakni Traveloka dan Tokopedia masuk dalam bisnis travel umroh. Pengembangan startup umrah digital inilah yang fokus pertama dalam realisasi MoU kolaborasi digital Indonesia-Arab Saudi yang ditandatangi Keminfo di Riyadh,pekan lalu.
Lalu bagaimana komentar para pelaku perjalanan di Indonesia. Akankah keterlibatan dua unicorn ini membuat perjalanan ibadah ke tanah suci akan lebih baik atau sebaliknya.
Wakil Ketua Association of the Indonesian Tours and Travel Agency (Asita), Budijanto Ardiansyah ketika dihubungi Klik nusae,Jumat (12/7/2019), mengemukakan bahwa paket perjalanan biasa dengan umroh tidaklah sama.
"Paket ibadah umroh jelas berbeda dengan seperti membeli paket perjalanan dan tiket hotel. Bahkan perjalanan biasa saja juga kadang tidak nyaman menggunakan Online Travel Agent (OTA),apalagi umroh karena disitu juga ada unsur ibadah,jamaah juga harus tau siapa pembimbing ibadahnya," kata Budi.
Oleh sebab itu,Budi memandang,langkah yang diambil Kominfo terlalu cepat dan tergesa-gesa tanpa mempertimbangkan aspek lainnya.
"Saya liat pemerintah dalam hal ini Kominfo kebablasan dengan digital ini. Menganggap segala sesuatunya itu bisa didigitalisasi. Ini yang sering saya serukan,kalau pemerintah ingin membela UMKM,biro perjalanan juga kan UMKM seharusnya juga dibelah. Tapi kalau begini kan seperti ingin dimatikan," tambah Budi.
Budi menyesalkan langkah yang diambil Kominfo yang dianggap terlalu dini memutuskan untuk mendorong unicorn masuk dalam bisnis umroh tanpa ada konsultasi dengan pihak-pihak terkait.
"Saya juga sudah diingatkan oleh kawan-kawan di Asita maupun asosiasi lainnya untuk mengambil sikap terhadap kebijakan yang diambil Kominfo itu. Saya segera mengambil langkah di DPP, berkoodinasi segera dengan teman-teman perhimpunan travel haji dan lainnya untuk mengambil sikap terkait hal ini," lanjut Budi.
Namun yang jelas,intinya sebelum dikukuhkan pemerintah, ASITA akan menolak kebijakan tersebut.
Sementara itu Ketua Travel Haji & Umroh Jawa Barat Rustam Sumarna menyatakan dirinya tidak tau persis apa sebetulnya niat pemerintah mendorong unicorn masuk ke travel umroh.Kalau pun hanya sekedar marketplace,mungkin tak ada masalah karena selama ini memang sudah banyak. Hanya saja untuk produknya yang menjalankan adalah mereka yang sudah memiliki izin penyelenggaraan ibadah haji atau umroh.
"Tapi kalau para unicorn ini langsung mengambil produknya dari Arab Saudi, dia yang menjual dan sebagai penyelenggara juga maka ia melanggar UU haji dan umroh yang dibuat pemerintah itu sendiri," jelas Rustam.
Menurut Rustam, dalam UU no 8 tahun 2019 tentang haji dan umroh yang berhak melaksanakan perjalanan haji dan umroh adalah Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umroh (PPIU) yang mendapatkan izin dari Kementerian Agama.
"Kalau Traveloka misalnya mengajukan itu, ya bagaimana. Kecuali, Traveloka berubah menjadi PPIU,minta izin dulu dari Kementerian Agama," kata Rustam.
Rustam sendiri masih heran, tiba-tiba muncul keinginan unicorn masuk ke travel umroh. Apakah tidak dipertimbangan bahwa dalam menyelenggarakan ibadah haji itu banyak sekali komponen yang harus dipersiapkan.
"Katakanlah,bagaimana manasiknya, kan juga harus dipikirkan. Ini ibadah,lho. Pemerintah kok melakukan umroh seperti wisata biasa. Ibadah itu harus tetap dijaga perjalanannya. Janganlah kita berpikir soal untung ruginya saja," tegasnya.
Rustam kembali menyatakan keherannya, apa sebetulnya yang diinginkan dari melibatkan unicorn dalam penyelenggaraan ibadah umroh.
"Saya belum bisa membaca lebih jauh, apa motivasi pemerintah melibatkan unicorn di umroh. Apakah,penyelenggara umroh selama ini tidak mampu. Kalau pun sempat ada masalah,kan cuma tiga operator (First Travel,Abu Tour, PT SBL). Dan kalau korbannya banyak, juga karena yang berwenang lalai mengatasi masalah ini," tutup Rustam.
Dibagian lain, Co-founder Traveloka, Albert, mengaku senang dilibatkan dalam program startup unicorn umroh digital enterprise oleh Kominfo.Albert berharap umroh digital bakal memberikan pengalaman berbeda bagi jamaah dari Indonesia.
"Dari Traveloka sebenarnya kita sangat pengin umroh atau haji experience-nya bagus. Ini pengalaman yang sangat besar dan prosesnya sangat kompleks. Mulai dari booking hotel, pesan makanan dll itu bisa lewat Tokopedia. Jadi saya berharap pengalaman umroh masyarakat ke depan lebih aman dan nyaman," kata Albert.
Hal yang sama juga disampaikan Co-founder Tokopedia, Leontinus Alpha Edison bahwa Tokopedia siap membantu membangun startup umroh digital tersebut.Tokopedia disebutkan telah memiliki 5,9 juta merchant dari seluruh Indonesia yang 70 persen di antaranya adalah merchant baru.
(adh)