Ridwan Kamil:Percayalah,Saya Sudah Adil Dalam Pemindahan Bandara
Klik nusae - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengemukakan bahwa keputusan untuk memindahkan rute penerbangan dari Bandara Husein ke Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati telah melewati kajian mendalam. Termasuk azas keadilan.
Hal ini harus segera dilakukan agar bandara yang telah menghabiskan anggaran cukup banyak itu tidak makin terpuruk.
"Begini bapak-bapak, soal per-BIJB an,ibaratnya barang sudah datang duluan,tapi infrastrukturnya belum siap. Sebagai gubernur baru, saya cuma ketempuan. Tidak ikut diminta pendapat, tapi bandara sudah keburu jadi. Sehingga pilihannya menjadi dilematis. Kalau dibiarkan seperti ini,bandara bisa bangkrut," demikian disampaikan gubernur yang akrab disapa Kang Emil ini saat menerima Pengurus Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Jawa Barat,Rabu (12/6/2019) di Gedung Sate.
Oleh sebab itu Emil menyakinkan bahwa keputusannya untuk memindahkan rute penerbangan dari Bandara Husein ke Bandara Kertajati adalah untuk kepentingan lebih besar di masa yang akan datang.
"Memang pilihannya agak sulit. Makanya seperti saya sampaikan tadi, ini dilematis. Tapi kalau memindahkan Bandara Husein juga tidak adil,saya paham betul ini. Apalagi saya kan dulu walikota Bandung yang ikut ngoprek-ngoprek Bandara Husein menjadi seperti sekarang, menjadi butik airport yang menyenangkan," lanjut Emil.
Sejak Emil menjabat Walikota Bandung,perubahan wajah Bandara Husein memang cukup signifikan. Beberapa design adalah hasil karya pria yang tak lepas berolahraga ini.
Disampaikan Emil, soal pemindahan rute penerbangan ke Kertajati sangat didukung oleh pemerintah pusat. Bahkan kementerian perhubungan menginginkan dilakukan pemindahan sekaligus.
"Tapi kemudian saya menolak usulan tersebut. Saya sampaikan ke Pak Menteri,sebaiknya kita ambil keputusan yang adil. Maka untuk sementara per hari ini keputusannya adalah yang ke BIJB adalah penerbangan dari luar Jawa," ungkap Emil.
Sedangkan untuk pulau Jawa seperti Yogjakarta,Bali,Semarang,Surabaya dan lainnya serta luar negeri tetap mendarat di Bandara Husein."Kebijakan ini dilakukan sebelum Tol Cisundawu beres. Nah, nanti kalau pembangunan Tol Cisundawiu selesai,kita kan bisa bicarakan lagi," tandasnya.
Sementara itu Ketua GIPI Jawa Barat Herman Muchtar menyampaikan beberapa hal terkait perkembangan pariwisata di Jawa Barat. Termasuk dampaknya terhadap pemindahan Bandara Husein ke Bandara Kertajati.
"Kami mengagendakan pertemuan dengan Pak Gubernur juga sekaligus menyampaikan masukan dari asosasi pariwisata yang tergabung di GIPI tentang berbagai hal. Termasuk yang sangat urgent adalah soal pemindahan bandara ini," katanya.
Persoalan ini sebelumnya sudah dibahas dalam forum diskusi yang dilaksanakan oleh PHRI Jabar bersama GIPI ( Gabungan Industri Pariwisata Indonesia ) Jawa Barat tanggal 16 Mei 2019 di De Braga Hotel yang dihadiri oleh GIPI, BPPD, ASITA, PHRI, HPI, ASTINDO,ALKI, ASPERAPI, BIJB, LION AIR dan utusan Dinas Pariwisata Jawa Barat."Selaku masyarakat pariwisata Jawa Barat, kami sangat bangga dengan adanya Bandara Kertajati dan turut serta untuk mensukseskan kemajuan serta keberhasilan Bandara Kertajati," kata Herman.
Selanjutnya GIPI menyampaikan beberapa point dan masukan kepada Gubenur Jawa Barat. Pertama,Pertimbangan Terhadap Industri Pariwisata Jawa Barat, dimana kondisi kunjungan wisatawan manca negara (Wisman) dan wisatawan nusantara (wisnu) ke Jawa Barat belum ada peningkatan dan cenderung terjadi penurunan +/- 30 %. Hal ini diakibatkan oleh tingginya harga tiket pesawat dan kkndisi ekonomi yg lagi kurang bagus.
Perlu adanya kajian mendalam terkait 11 penerbangan yang sudah berjalan di Bandara Kertajati dimana saat ini menjadi 1 penerbangan.
Perlu diperhitungkan dampak bisnis bagi pelaku industri penerbangan terhadap pemindahan 19 rute penerbangan dari Bandung ke Kertajati untuk menghindari adanya hal yang sama dengan kondisi sebelumnya. Dan dikhawatirkan dengan pemindahan penerbangan tersebut akan semakin mengurangi jumlah wisman dan wisnus yang datang ke Jawa Barat.
Rekomendasi dan Saran :
* Kepada BIJB disarankan pada tahap 1 lebih focus pada penerbangan bagi pemberangkatan Jamaah Haji, Jamaah Umrah, Pengiriman & Penerimaan Cargo.
* Khusus untuk penerbangan international dari Singapore dan Kualalumpur tetap dipertahankan di Bandara Husein Sastranegara dengan pertimbangan durasi waktu dalam pelaksanaan Inbound Tour.
* Disarankan kepada pemerintah Jawa Barat untuk melakukan percepatan penyelesaian tol Cisundawu
* Diharapkan kepada Gubernur untuk mendorong pembangunan destinasi wisata di Kabupaten Ciayumajakuning sebagai daya tarik wisman maupun wisnus dapat melakukan transit di daerah tersebut terlebih dahulu sebelum ke daerah destinasi lainnya.
* Untuk dapat bertahannya penerbangan dari dan ke Kertajati maka diharapkan kepada BIJB untuk memberikan program insentif bagi maskapai penerbangan dan penumpang.
* Dengan selesainya runway Kertajati dari 2.500 Meter ke 3.000 Meter diharapkan kepada BIJB segera untuk melakukan negosiasi kepada maskapai penerbangan Timur Tengah antara lain Emirate, Qatar Airways, Saudi Arabia dan maskapai lainnya untuk segera operasional di Kertajati.
(adh)