Gili Trawangan Butuh Pemulihan Dengan Konsep Sustainable Tourism

JELAJAH NUSA - Berlahan-lahan Gili Trawangan yang terdampak bencana gempa NTB, kini kondisinya sudah mulai pulih. Yang menjadi pemikiran saat ini adalah pembangunan ulangnya butuh konsep pariwisata berkelanjutan.

Potensi Gili Trawangan sebagai salah satu destinasi wisata unggulan di Lombok Utara tak diragukan lagi. Namun ada hal yang perlu dibenahi untuk menjaga keindahannya, terlebih pasca bencana beberapa waktu lalu.

Memang tak begitu serta-merta. Namun pelan tapi pasti, kegairahan aktivitas wisata di Gili Trawangan sudah mulai nampak signifikan. Sudah banyak turis yang datang ke sana.

Wisman pun mulai ramai berdatangan seiring dengan beberapa hotel dan restoran yang mulai berbenah setelah sebelumnya terdampak bencana gempa bumi.

Di kalangan para pelaku wisata sendiri, penataan pulau cantik ini juga mendapat perhatian khusus agar lebih memperhatikan konsep keseimbangan akan pentingnya kebijakan tata kelola yang ramah lingkungan.

"Saya kira, pascagempa bumi yang lalu mesti membuat kita sama-sama berbenah, bagaimana sikap kita dalam mengelola lingkungan di kawasan gili ini," ungkap Fahrurozi, salah seorang pelaku wisata di NTB, Senin (29/10/2018).

Menurut dia, rasa saling memiliki dan kepedulian bersama terkait tata kelola dan kepedulian lingkungan yang ada di Trawangan mesti ditingkatkan.

"Harus dikembalikan ke konsep awalnya, 40 persen untuk pengelolaan lingkungan dan tata ruang, 60 persennya lagi kontribusi ke daerah dan ke pengusaha, dan harus dibuatkan Perda," cetus dia.

Tentunya, hal ini harus didukung dengan tindakan pariwisata berkelanjutan atau sustainable tourism, yakni perlakuan positif kepada lingkungan di berbagai aspek untuk kelanjutan wisata di masa depan.

Seluruh pelaku atau stakeholders harus bekerja sama membuat pariwisata kembali pulih setelah terdampak krisis.

Semua pihak perlu berbenah, dengan begitu masa depan pariwisata tetap terjaga, konsep sustainable tourism pun bisa lebih dirasakan manfaatnya.

Namun yang sangat diharapkan adalah, bagaimana penggiat pariwisata di kawasan ini kembali memberikan pelayanan yang baik dan menarik kepada wisatawan. Dengan demikian, pemulihan kawasan wisata akan lebih cepat.

(adh)

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya

E-Magazine Nusae