Pariwisata Andalan Pendulang Devisa Negara

JELAJAH NUSA - Pariwisata menjadi sektor andalan dalam mendukung strategi kebijakan penguatan cadangan devisa. Hal ini karena sektor pariwisata memiliki neraca pembayaran yang selalu surplus.

Devisa yang diperoleh dari kunjungan wisatawan atau uang yang dibelanjakan oleh wisatawan menunjukan angka positif.

Tenaga Ahli Menteri Pariwisata Bidang Pemasaran dan Kerjasama Pariwisata I Gde Pitana mengatakan, data balance of payment pariwisata yang dikeluarkan oleh Kementerian Keuangan (Kemkeu) maupun Bank Indonesia (BI) dalam empat tahun terakhir menunjukkan surplus.

"Sektor pariwisata dalam menghasilkan devisa perlu mempersiapkan produk wisata yang menarik serta melakukan promosi gencar yang membutuhkan waktu sekitar enam bulan," kata I Gde Pitana dalam keterangan persnya,pekan ini.

I Gde Pitana menjelaskan, tren perolehan devisa pariwisata yang terus meningkat dalam empat tahun belakangan ini seiring dengan meningkatnya jumlah kunjungan wisman ke Indonesia yang pada tahun 2017 lalu sebanyak 14,01 juta wisman.

Pada tahun ini, ditargetkan sebanyak 17 juta wisman dan meningkat menjadi 20 juta wisman dengan perolehan devisa sebesar Rp 280 triliun pada tahun depan.

Data balance of payment pariwisata yang dikeluarkan BI pada 2016 menunjukkan surplus sebesar US$ 3,68 miliar dengan ekspor sebesar US$ 11,23 miliar, sedangkan nilai impor sebesar US$ 7,54 miliar.

Catatan saja, dalam rapat terbatas (Ratas) baru-baru ini Presiden Joko Widodo menagih strategi kebijakan penguatan cadangan devisa yang telah dijalankan oleh jajarannya dalam memperkuat nilai tukar rupiah terhadap dollar AS.

Penguatan cadangan devisa Indonesia sangat penting bagi ketahanan ekonomi terutama dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi global.

(adh/ktn)

 

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya

E-Magazine Nusae