Presiden Jokowi Bilang Branding Wisata Kini "Kids Zaman Now"
Seperti saat memberikan kuliah umum di Universitas Muhammadiyah Kupang (UMK), Senin (8/1/2018) lalu. Presiden kembali menekankan bahwa saat ini wisata telah menjadi trend. Terutama bagi generasi muda, yang sering disebut dg istilah Kids Zaman Now itu.
"Senangnya anak-anak muda sekarang pergi wisata atau ke tempat-tempat yang unik, iya kan? Kemudian nanti di situ selfie, klik, diunggah di media sosial," ujar Presiden Joko Widodo.
Perubahan gaya hidup itu bahkan menurutnya tidak hanya terjadi di tanah air. Tapi di seluruh dunia. Persis dengan apa yang dirumuskan Menpar Arief Yahya yang mencetuskan Destinasi Digital.
Destinasi yang dikreasi anak-anak millenials dengan positioning Esteem Economy. Mereka suka tempat yang bisa berfoto ria dan layak dimedsoskan. Differentiating-nya, harus Instagramable. Dan, brandingnya: Kids Zaman Now.
Hal itulah, ujar Presiden, yang menjadi salah satu faktor pendongkrak dalam peningkatan pariwisata. Wisata telah menjadi gaya hidup masyarakat.
Ia pun meminta masyarakat, terutama generasi muda untuk bersiap diri. Bersiap menyambut perubahan yang terjadi di dunia.
"Kalau yang komen banyak dan komennya bagus-bagus senang, belanja-belanja sudah pada nggak senang, sekarang mulai seperti itu. Ini sudah menggejala di seluruh negara, seluruh dunia hampir sama seperti itu," tuturnya.
Generasi muda pun, dikatakan Presiden Jokowi, harus dapat memanfaatkan tren wisata ini sebagai peluang.
Termasuk dalam penciptaan usaha dan lapangan kerja, yang ujungnya dapat meningkatkan kesejahteraan umat dan masyarakat."Saya berharap Muhammadiyah mendukung semangat kewirausahaan di kalangan anak-anak muda sekarang, berbisnis dari hal yang kecil, membangun jaringan yang besar dengan sebuah nilai brand yang tinggi," lanjut dia.
Menteri Pariwisata Arief Yahya juga getol menjemput trend anak-anak muda yang kreatif membangun destinasi digital itu.
Dia mencontohkan ada 7 pasar yanh sudah dibuat oleh anak-anak GenPi Generasi Pesona Indonesia.
Dari Pasar Karetan Semarang, Pasar Pancingan Lombok, Pasar Tahura Lampung, Pasar Kaki Langit Jogja, Pasar Baba Boen Tjit Palembang, Pasar Siti Nurbaya Sumbar dan Pasar Mangrove Batam.
Saat ini destinasi wisata Instagramable itu telah menjadi gaya hidup masyarakat dunia. Lokasi-lokasi eksotis nan indah serta unik selalu diburu.
Dan Indonesia dengan alamnya yang indah dan budayanya yang beragam, punya potensi tersebut. Tersebar luas dari ujung timur ke ujung barat.
"Maka tidak salah jika Presiden menetapkan pariwisata sebagai salah satu leading sector perekonomian nasional," ujar Menpar Arief Yahya.
Ia pun menekankan generasi muda, khususnya di NTT bisa mengambil peluang dari pariwisata. Terlebih di NTT memiliki segudang destinasi wisata. Bahkan kelasnya sudah dunia.
Sebut saja seperti Taman Nasional Komodo, Taman Nasional Kelimutu serta keindahan-keindahan deretan pantainya.
"Semua itu harus bisa dimanfaatkan oleh generasi muda. Ciptakan peluang," ujarnya.
Pemerintah sendiri, dalam hal ini Kementerian Pariwisata, ujar Arief Yahya, telah membuat satu konsep yang kaitannya dengan generasi muda dan media sosial.Yakni memaksimalkan peran generasi muda dalam menciptakan destinasi wisata yang diberi nama "Destinasi Digital".
Konsepnya adalah experience based product, yang diciptakan melihat gaya hidup masyarakat yang 70 persen aktif di dunia digital.
Destinasi pariwisata pun didorong untuk semakin kreatif dalam memikirkan dan menciptakan objek gambar yang instagramable di destinasi wisata.
Menurut Arief Yahya, peraih penghargaan Marketer of The Year, hal ini dimaksud agar wisatawan yang aktif di dunia maya dapat mem-posting foto yang menarik di media sosial sehingga mendapatkan banyak likes, komen, repost, share, dan interaksi positif.
Adapun beberapa destinasi digital yang ditawarkan di antara Pasar Pancingan - Lombok, Pasar Mangrove - Batam, Kepulauan Riau, Pasar Karetan - Kendal, Semarang, Pasar Siti Nurbaya - Padang, Pasar Tahura - Lampung, Pasar Kaki Langit - Yogyakarta, dan Pasar Baba Boen Tjit Palembang.
"Dan jumlahnya nanti akan semakin banyak dengan terus melibatkan Generasi Pesona Indonesia (GenPI)," kata Arief Yahya.
(adh)