Labuan Bajo Jadi Idola Di SM Hong Kong

JELAJAH NUSA -  Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT) menjadi destinasi idola para tour travel dan tour operator di Hong Kong. Buktinya, paket-paket wisata ke Labuan Bajo laris manis dalam agenda Sales Mission (SM) Kementerian Pariwisata (Kemenpar) yang digelar di Hotel Kimberly Hongkong, belum lama ini.

"Terutama eksotisnya Pulau Komodo dan santernya binatang Komodo yang sangat terkenal di Hong Kong," ungkap ujar Visit Tourism Office (VITO) Kemenpar di Hong Kong, Ricky Tse.

Menurut  Ricky, Pulai Komodo  adalah destinasi idola baru masyarakat Hong Kong oleh sebab itu para industri harus membuat paket yang menarik untuk wisatawan Hong Kong ke Pulau Komodo.

"Tadi banyak sekali pertanyaan dan minat soal Labuan Bajo," lanjutnya.

SM Kemenpar di Hong Kong berjalan sukses seperti SM di Macau yang digelar dua hari sebelumnya.Bahkan,di Hong Kong hadir lebih banyak buyers yang mengikuti kegiatan tersebut.

Jumlah buyers Hong Kong yang hadir sebanyak 72 orang dan dilayani 6 Sellers asal Indonesia. Selain itu juga hadir 10 media lokal asal Hong Kong yang hadir di acara Media Gathering dengan VITO dan pimpinan delegasi SM Hongkong, Kepala Bidang Misi Penjualan Asia Pasifik Asdep Pengembangan Pasar Asia Pasifik Afrida Pelitasari.

Asisten Deputi Bidang Pengembangan Pasar Asia Pasifik Vinsensius  Jemadu berharap semua buyers yang hadir merupakan buyers potensial yang bisa membawa wisatawan mancanegara asal Hong Kong.

Pria yang biasa disapa VJ itu juga berharap semua industri di Labuan Bajo juga bisa menerima wisatawan dengan profesional.

"Sesuai arahan bapak Menteri Pariwisata Arief  Yahya semua harus diajak melihat benchmark (tolak ukur) top kelas dunia. Kita harus menyambut wisatawan di Labuan Bajo dengan pelayanan kelas dunia," kata VJ.

Ia berharap para industri juga bisa menawarkan paket yang membuat semua happy dan nyaman. Karena mereka mengharapkan ekspektasi yang luar biasa juga karena sangat ingin tahu Labuan Bajo.

VJ selalu mengutarakan apa yang diungkapkan Menpar bahwa hasil luar biasa hanya bisa dicapai dengan cara yang tidak biasa.

"Nanti industri bisa menawarkan paket dengan caranya bisa bermacam-macam. Bisa saja bikin paket yang mengajak tamu untuk ikut interaksi membuat makanan tradisional. Bikin website informatif dan menarik seperti great barrier reef, atau hal lain yang mengedepankan local wisdom," kata VJ.

Labuan Bajo memang dahsyat. Soal Atraksi, tidak ada yang meragukan kualitas, keunikan, kehebatan NTT dengan ikon Komodo. Termasuk di dalamnya Labuan Bajo, Komodo, Rinca, Wae Rebo sampai ke Ende yang punya danau Kelimutu, Alor, Larantuka, dan semua potensi wisata yang ada di pulau eksotik tersebut.

Soal Akses, Bandara Komodo akan segera menjadi bandara internasional. Landasan diperpanjang dan diperlebar sebagai syarat bisa didarati pesawat-pesawat langsung dari negara originasi.

"Diminta atau tidak diminta, kalau kebutuhan sektor pariwisata mensyaratkan infrastruktur perhubungan, sudah pasti akan dibangun negara. Ini yang sering kami sebut Indonesia Incorporated,"tambah Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya.

Menpar Arief Yahya mengatakan akses itu mirip benwidth dalam transfer data dalam telekomunikasi yang dihitung dengan bit per second (bps). Kalau benwidth-nya rendah, jangan berharap bisa up load dan down load data dan gambar dengan cepat. Soal Amenitas, itu "pekerjaan rumah" yang harus segera dikebut.

Jika target tahun 2019 kunjungan wisman ke Flores dengan ikon Komodo, Labuan Bajo, adalah 500 ribu, maka kapasitas kamar dan segala fasilitasnya pun harus sebanding. Tentu saat ini, daya tampung kamar hotel dan resort jauh dari cukup. Dan untuk membangunnya butuh waktu.

Belum lagi kelengkapan untuk convention, conference, meeting, dan expo, yang bisa menjadi harus ada untuk menjadi destinasi berkelas dunia.

Amenitas ini mirip dengan server dalam teknologi komunikasi. Jika akses atau benwidth sudah besar, server atau memory cardnya tidak cukup, maka data pun tidak bisa terkirim dan tersimpan dengan baik.

Mana yang harus didahulukan? Dua dari tiga A itu?

"Dua-duanya harus dimulai secara paralel. Tiga A itu adalah syarat sebuah destinasi bisa dipromosikan besar-besaran sesuai dengan target originasi termasuk ke pasar Hong Kong ini,"tandas Menpar Arief.

(adh)

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya