Apa Yang Membuat Wisman Vietnam Tumbuh Cepat
Penulis : Dr. Ir. Arief Yahya, M.Sc.
Untuk regional, kita juga harus belajar pada Thailand sebagai "musuh professional" sekaligus yang terbaik di kawasan. Ketika beberapa waktu lalu saya ke Bangkok untuk menerima penghargaan TTG Award, saya bahkan meminta khusus kepada staf kedutaan besar dan diaspora-diaspora kita di sana untuk mempelajari keunggulan-keunggulan pariwisata Thailand.
Dengan berbagai penghargaan yang banyak kita raih belakangan, bahkan pertumbuhan kita lebih cepat dari Thailand, kita tetap harus mau belajar dari mereka.
Mereka terkenal dengan pesona alamnya yang indah sebagai atraksi utama. Sebagai negara kerajaan, Thailand menawarkan berbagai atraksi dan budaya dalam portofolio produknya selain wisata alam yang sudah terkenal.
Sebagai diferensiasi, Thailand memiliki berbagai festival dan atraksi yang unik. Misalnya yang sangat terkenal adalah Festival Songkran yaitu festival perayaan Tahun Baru Thailand yang dimeriahkan dengan tradisi "Perang Air" di jalanan tiap kota. Hampir setengah juta turis datang untuk ikut perang air dan basah-basahan.
Terkenal dengan gajahnya, Thailand juga mengembangkan "elephant tourism", yaitu wisata trekking dengan gajah. Atraksi gajah di Surin yang diadakan tahunan di setiap bulan November. Acara ini diramaikan oleh sekitar 250 gajah terlatih yang akan mempertunjukan kebolehannya seperti sepak bola atau main perang-perangan.
Selain itu, Thailand juga mengembangkan "halal tourism", meskipun mayoritas masyarakatnya non-muslim. Mereka memprioritaskan program-program pariwisata yang menarget para wisatawan muslim, baik wisatawan muslim domestik maupun wisatawan dari negara-negara muslim terutama dari timur tengah.
Melalui branding "Thailand Diamond Halal" mereka merancang berbagai program pengembangan produk dan paket wisata halal. Thailand juga membidik segmen "kesehatan" dengan menawarkan "medical tourism".
Turis bisa berkunjung ke Bangkok, Chiang Mai, hingga Phuket untuk berobat atau sekedar check-up. Dengan beragam portofolio produk tersebut, tak heran Thailand bisa mendatangkan kurang lebih 30 juta wisman setiap tahunnya, dengan devisa sekitar US$ 40 Miliar.
Terakhir, kita perlu mempelajari apa yang telah dilakukan Vietnam. Beberapa tahun terakhir mereka menunjukkan performa yang mencengangkan. Pada periode Januari-September 2017 mereka mencatatkan pertumbuhan jumlah wisman sebesar 28,4% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
Apa yang menjadikan mereka begitu cepat?
Vietnam terkenal dengan kekuatan produk atau atraksi seperti budaya dan sejarah, pantai dan kepulauan, serta ekowisatanya. Secara umum mereka membagi portofolio produknya menjadi 4 jenis, yaitu wisata budaya, wisata laut, ekowisata, wisata modern & outdoor.
Dengan kekayaan budayanya, Vietnam juga punya situs-situs yang masuk "world heritage" seperti kota Hue atau Hoi An. Turis juga bisa mengunjungi pagoda-pagoda di sekitaran sungai Mekong dan sungai Merah, atau benteng kuno di Hue dan Hanoi.
Untuk wisata bahari, Halong Bay adalah andalan sebagai destinasi yang paling populer, selain Phu Quoc, Nha Trang, Mui Ne dan sebagainya. Vietnam menawarkan ekowisata dengan puluhan taman nasional seperti Xuan Son, atau taman bunga Lang Sen. Untuk menggaet turis yang ingin wisata perkotaan & outdoor, ditawarkan berbagai taman-taman kota dan teater.
Pelajaran dari beberapa negara tersebut sangat penting untuk kita terapkan di sini. Harus ada aligning antara customer profiling dengan portofolio produk yang kita tawarkan. Ada destinasi untuk mass segment, ada yang untuk niche segment, ada yang untuk high-end, ada yang more for less, bukan menegasikan salah satu. Inilah alasan mengapa product management sangat penting setelah kita melakukan customer management.
Menutup CEO Message ini, saya mengingatkan bahwa target utama Kemenpar adalah jumlah wisatawan dan devisa yang dihasilkan sehingga, kita harus membuat kedua aspek ini berimbang. Kita harus fokus harus memprioritaskan customer yang mana dengan menawarkan produk yang mana, sehingga target 20 juta wisman sekaligus US$ 20 miliar devisa, keduanya dapat dicapai.
***