Seru, Andalkan Single Speed Ratusan Onthelis Taklukkan Wonder Hill Jojogan
Destinasi wisata panorama baru itu memang demikian eksotis di ketinggian. Untuk mencapai ke puncak mesti melalui perjalanan yang cukup menantang lantaran melewati perbuktian dengan ragam tanjakan terjal dan turunan curam. Namun, ratusan onthelis "nekad" mencapainya dengan mengendarai sepeda tua atau sepeda onthel. Yang patut diacungi jempol, mereka mengandalkan percepatan tunggal alias single speed yang menjadi penggerak roda.
Berbeda dengan jenis mountain bike (MTB), fungsi sepeda onthel sejatinya digunakan di perkotaan dengan kontur jalan datar. Namun Pangandaran Onta Maniac Club (POMC) menggelar acara bertajuk "Gowes Ekstrem" pada Sabtu-Minggu (29-30/5/2017) lalu.
Koordinator Panitia Pelaksana dari POMC Yayan mengatakan, Gowes Ekstrem yang digelar memang bukan agenda wajib bagi para peserta. "Panitia mempersiapkan rute khusus sejauh 35 kilometer bagi onthelis yang menginginkan jalur berbeda namun menantang sekaligus mengasyikkan," katanya.
Dipilihnya Wonder Hill Jojogan, selain tak terlalu jauh dari lokasi pusat acara di Boulevard Pangandaran, destinasi panorama ini relatif masih baru dan tengah dikembangkan pemerintah daerah dan masyarakat setempat.
Bersepeda dengan rute menyusuri perkampungan dan perbukitan boleh dibilang masih langka dalam acara serupa di kalangan onthelis. Biasanya gowes bareng dilakukan dengan berkeliling kota atau perkampungan dengan kontur jalan yang relatif datar. Tak heran ketika panitia kali pertama menyebar informasi sekaligus undangan kepada komunitas pencinta sepeda tua, tajuk acara "Gowes Ekstrem" menjadi perbincangan hangat.
Kendati begitu, peserta yang turut dalam rute ini rupanya cukup banyak. Mereka datang dari berbagai komunitas di banyak daerah di Jawa Barat, DKI Jakarta dan Jawa. Tak hanya mental dan kekuatan fisik pengendara yang ditantang kali ini. Ketangguhan si kuda besi pun benar-benar diuji, terutama pada komponen rem, gir dan rantai. Apalagi, sebagian besar onthelis hanya mengandalkan sepeda dengan percepatan tunggal alias single speed.
Dalam perjalanan, para onthelis juga didampingi kendaraan pick up bilamana ada di antara mereka yang kelelahan atau terjadi kerusakan pada sepedanya. "Mobil pick up sudah pasti disiapkan, apalagi rute cukup ekstrem. Bahkan ada dua truk yang digunakan loading saat peserta kembali ke Boulevard," kata Yayan.
Perjalanan bosa©h ini memang tidak ditarget. Kayuhan dilakukan secara ideal dan santai sembari menikmati suasana pantai, perkampungan, persawahan dan tentu saja perbukitan yang sejuk. Melelahkan memang, dan waktu 3 jam dihabiskan seluruh peserta untuk mencapai puncak bukit secara berangsur. Di Wonder Hill Jojogan, sejauh mata memandang, nampak laut Pangandaran membiru. Takjub. (IA)*