Terlihat Menyeramkan, Inilah Bahan Yang Digunakan Topeng Kesenian Bebegig
Kesenian bebegig sudah tumbuh dan berkembang sejak ratusan tahun lalu. Bebegig atau orang-orangan sawah yang kemudian menjadi kesenian tradisional ini memang terlahir dari ranah pertanian. Sukamantri dengan bentangan alam geografisnya terbilang subur dan cenderung berhawa sejuk, didominasi perbukitan dan lahan pertanian.
Berawal ketika leluhur Sukamantri yakni Prabu Sampulur, khawatir sumber air untuk pertanian di sana diganggu orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Maka sebuah bebegig ia buat berupa topeng dengan karakter makhluk menyeramkan. Tujuannya agar sawah tidak terganggu dan dapat panen sesuai yang diharapkan.
Bagaimana topeng ini jadi terlihat menyeramkan? Topeng bebegig terdiri dari beberapa bagian dan dibuat dari sejumlah bahan yang berasal dari alam sekitar. Rambut topeng terbuat dari ijuk kawung (aren) yang terurai panjang menjuntai, dilengkapi mahkota dari bunga tanaman hutan bubuay dan daun waregu (sejenis palem hutan) yang tersusun rapi di atas topeng. Pun dihiasi kembang hahapaan dan daun pipicisan. Topeng-topeng kulit kayu itu dipasang di pohon-pohon besar di sekitar sana.
Tak heran, dulu topeng ini memang dibuat untuk menakut-nakuti orang. Tetapi bebegig kini menjadi kesenian yang atraktif yang berkembang secara turun temurun. Berbeda dengan orang-orangan sawah pada umumnya yang dibuat untuk menakut-nakuti kawanan burung pengganggu padi terutama menjelang panen.
Sepintas bentuk kepala topeng bebegig seperti reog Ponorogo. Bedanya, bidang atas bebegig Sukamantri membentuk segitiga terbalik. Rangka di dalamnya terbuat dari bambu yang diberi penopang untuk dipanggul. Kepala bebegig merupakan bagian yang terberat dan terbesar proporsinya.
Dalam sebuah pertunjukan, kesenian bebegig terdiri dari para penari topeng, penari pendamping dan pemain musik pengiring. Ketika menggelar aksi, mereka tak hanya menari tetapi juga mempertontonkan aksi bela diri dan memadukan keduanya.
Meski berasal dari Sukamantri, kesenian bebegig pun acapkali dipentaskan di banyak kota terutama di wilayah Jawa Barat seperti di Bandung, dalam satu perayaan maupun event pariwisata dan kebudayaan. Dengan penampilan yang unik berbalut ijuk hampir di sekujur tubuhnya itu, para pegiat seni bebegig sering tampil memukau dan menghibur. (IA)*