Pembukaan Pariwisata Bali Untuk Turis Asing Ditunda

Kliknusae.com - Pemerintah Provinsi Bali memutuskan untuk menunda rencana pembukaan kembali Bali bagi wisatawan mancanegara. Keputusan ini diambil dengan mempertimbangkan berbagai hal setelah melakukan pertemuan dengan berbagai elemen pariwisata, Sabtu petang (22/8/2020).

"Dalam upaya pemulihan pariwisata, Bali tidak boleh mengalami kegagalan karena akan berdampak buruk terhadap citra Indonesia termasuk Bali di mata dunia, yang bisa berakibat kontra produktif terhadap upaya pemulihan pariwisata," demikian keterangan pers Gubernur Bali Wayan Koster yang diterima Kliknusae.com, sore ini.

Penundaan ini dilakukan sampai batas waktu yang belum ditentukan. Semula Pemprov Bali berencana akan membuka aktivitas wisatawan asing pada 11 September 2020 mendatang.

Beberapa hal yang menjadi pertimbangan penundaan kunjungan turis asing ke Bali  tersebut adalah;

Masih berlaku Peraturan Menteri Hukum dan HAM RI Nomor 11 Tahun 2020 tentang Pelarangan Sementara Orang Asing Masuk ke Wilayah Negara Republik Indonesia.

Pemerintah Indonesia masih memberlakukan kebijakan yang melarang warga negaranya berwisata ke luar negeri, paling tidak sampai akhir tahun 2020.

"Sejalan dengan itu Pemerintah Indonesia juga belum dapat membuka pintu masuk untuk wisatawan manca negara ke Indonesia sampai akhir tahun 2020, karena Indonesia masih termasuk kategori zona merah," jelas Koster.

Oleh sebab itu, situasi di Indonesia belum kondusif untuk mengizinkan wisatawan mancanegara berkunjung ke Indonesia, termasuk berkunjung ke Bali.

Menurut Koster, belum ada satu pun negara di dunia yang memberlakukan kebijakan untuk mengijinkan warganya berwisata ke luar dari negaranya. Bahkan negara-negara di dunia memberlakukan kebijakan pembatasan aktivitas yang sangat ketat terhadap warganya karena pandemi COVID-19 masih mengalami peningkatan sehingga mengancam kesehatan dan keselamatan warganya.

Ia mencontohkan,  Australia yang warganya paling banyak berwisata ke Bali baru berencana mengizinkan warganya untuk berwisata pada tahun 2021. Demikian pula halnya Tiongkok, Korea, Jepang, dan negara-negara di Eropa.

"Secara prinsip, Pemerintah Pusat sangat mendukung rencana Pemerintah Provinsi Bali untuk memulihkan kepariwisataan, dengan membuka pintu untuk wisatawan manca negara berkunjung ke Bali. Namun hal itu memerlukan kehati-hatian, tidak boleh terburu-buru, dan memerlukan persiapan yang sangat matang," paparnya.

Hal ini,lanjut Koster, disebabkan posisi Bali sebagai destinasi utama wisata dunia, yang sangat tergantung dan berdampak pada kepercayaan masyarakat dunia terhadap Indonesia, termasuk Bali.

"Dalam upaya pemulihan pariwisata, Bali tidak boleh mengalami kegagalan karena akan berdampak buruk terhadap citra Indonesia termasuk Bali di mata dunia, yang bisa berakibat kontra produktif terhadap upaya pemulihan pariwisata," tegasnya.

Dijelaskan Gubernur Koster, bahwa pemerintah pusat memberi arahan agar Pemerintah Provinsi Bali mematangkan tata cara, sistem, dan infrastruktur agar pemulihan pariwisata Bali dapat dilaksanakan dengan lancar dan sukses, dengan tetap mampu menangani pandemi COVID-19 secara baik.

"Mengenai kapan akan dimulainya wisatawan manca negara diizinkan berkunjung ke Bali, sangat ditentukan berdasarkan penilaian terhadap perkembangan situasi di dalam dan di luar negeri," tambahnya.

Oleh kanrenya,  sampai akhir tahun 2020 ini, Pemerintah Provinsi Bali akan mengoptimalkan upaya mendatangkan wisatawan nusantara berkunjung ke Bali dalam rangka memulihkan pariwisata dan perekonomian Bali.

Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Bali Ida Bagus Agung Partha Adnyana menyatakan mendukung penuh upaya pemerintah Bali mempertimbangkan kembali terhadap rencana pembukaan wisatawan mancanegara.

"Pemerintah sudah pasti punya perhitungan tertentu untuk kebaikan kita bersama, disamping itu wisman juga belum tentu akan datang," kata Agung ketika dihubungi Kliknusae.com.

Menurut Agung, dirinya juga mendapat informasi dari Online Travel Agent (OTA) bahwa booking baru akan efektif pada bulan April 2021 mendatang.

"Terkecuali vaksin ditemukan, segalanya bisa saja langsung berubah," ujarnya. (adh) 

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya