Desa Wisata Ini Dari Semula PAD-nya Rp 15 Juta Sekarang Jadi Rp 6 miliar
Kliknusae.com - Cukup beralasan jika desa wisata ini mendapat pujian dari media internasional.Selain memiliki keindahan alam yang menawan, kesadaran masyarakatnya untuk mengelola objek wisata menjadi menjadi salah satu penilaian.
Bayangkan, yang semula pendapatan asli desa (PAD) hanya Rp 15 juta (2008) kini sudah mencapai Rp 6 Miliar lebih. Ekonomi masyarakat puun menjadi sejahtera karena perputaran dari sektor pariwisata.
Maka Desa Umbul Ponggok di Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah ini mendapatkan tempat di halaman media asal Inggris, Daily Mail dan Hong Kong, South China Morning Post.
Terletak di sisi utara Kabupaten Klaten berjarak 40 kilometer dari Kota Yogya maupun Solo. Umbul Ponggok yang dipuji media internasional, bisa jadi contoh destinasi wisata lainnya di Indonesia. Kehidupan masyarakat desanya begitu sejahtera.
Kepala Desa Ponggok, Junaidi Mulyono menjelaskan tentang pengelolaan Umbul Ponggok dan dampak positif yang dirasakan warganya pada tiga tahun terakhir.
Sebelum tahun 2008, pendapatan asli desa (PAD) berkisar Rp 15 juta per tahun. Namun sejak tahun 2008, PAD terus meningkat tajam dari angka belasan juta, puluhan juta, ratusan juta sampai miliaran.Menurut catatan, tahun 2015 desa mampu mencatatkan pendapatan Rp 5,1 miliar dari target hanya Rp 3,8 miliar. Tahun 2016, mentargetkan PAD Rp 9, 1 miliar dapat Rp 14 miliar. Dari PAD sebesar itu Umbul Ponggok menyumbang sebesar Rp 6-8 miliar per tahun sampai 2018.
"Wisata air itu tiga tahun dan titik puncaknya di 2016," terang Junaidi.
Junaidi menjelaskan, peluang pariwisata terbuka pada Umbul Ponggok. Warganya pun diarahkan untuk menjajakan kuliner sampai membuat home stay.
"Ada aspek studi dan sosial. Kami pun mengembangkan wisata studi," ujarnya.
Umbul Ponggok  menangkap peluang banyaknya daerah dan warga yang ingin mengetahui pengalaman dan success story Desa Ponggok.
"Maka kami arahkan studi wisata sehingga tidak hanya wisata air tetapi bidang lain seperti kuliner dan sebagainya," jelas Juanidi.Dengan wisata studi itu, tamu yang datang tidak hanya mengunjungi Umbul Ponggok tetapi juga berkeliling, berdiskusi, dan berinteraksi dengan warga sekitar.
"Hampir semua wilayah di Indonesia sudah berkunjung ke Umbul Ponggok. Mulai dari kepala desa, pejabat pemerintahan Pemkab dan provinsi dan pengusaha," paparnya.
Dari pengelolaan BUMDes dengan ujung tombak wisata air Umbul Ponggok itu, saat ini pemerintah desa sudah mampu membiayai warganya untuk kuliah, membayar jaminan sosial, sampai merehab rumah tidak layak. Hasil pengelolaan pendapatan tersebut akan diupayakan kembali ke masyarakat
"Usaha nantinya tidak hanya mengejar profit tetapi bagaimana membangun lingkungan, sosial dan budaya sedang diupayakan," pungkas Junaidi.
(adh/dtk)