Tren Penumpang Di Bandara Kertajati Terus Meningkat

Klik nusae -  Penumpang yang menggunakan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) atau Bandara Kertajati di Kabupaten Majalengka menunjukan tren peningkatan. Jika pada penerbangan perdana AirAsia 30 Juni 2019, tercatat 576 penumpang mendarat atau terbang dari Denpasar-Kertajati.

Selanjutnya pada 1 Juli 2019, saat jumlah maskapai penerbangan yang beroperasi di Kertajati lebih banyak, tercatat ada 3.776 orang penumpang.

Pada 2 Juli 2019 penumpang mencapai 3.266 orang, dan pada 3 Juli 2019 kursi yang terisi mencapai 3.996 kursi pesawat.

Baca Juga: Bus Damri Beri Gratisan Satu Tahun Ke Bandara Kertajati

"Alhamdullilah pemindahan rute penerbangan domestik ke Bandara Kertajati cukup menggembirakan seperti  apa yang kita rencanakan. Paling tidak, ada dua indikator utama. Pertama proses operasional,baik itu untuk pelayanan atau service penumpang sudah berjalan sangat baik," kata Direktur Operasi dan Pengembangan Bisnis PT BIJB, Agus Sugeng Widodo kepada Klik nusae,Selasa (9/7/2019).

Memang ada beberapa hal kecil seperti penumpang yang nyasar ke Bandara Husein,namun lanjut Agus, persoalan itu bisa ditangani.

Kemudian Indikator kedua,terjadi peningkatan tren penumpang yang terus meningkat.

"Setelah kami melakukan survey kecil-kecilan rupanya penumpang  yang semakin banyak itu bukan hanya dari Bandung saja. Ternyata datang dari Cirebon,Tegal,Brebes,dan Purwokerto," kata Agus.

Selama ini penumpang dari Cirebon, Tegal dan daerah sekitarnya naik dari Bandara Soekarno-Hatta. Alasannya, karena  belum ada kepastian jadwal penerbangan di Bandara Kertajati.

"Namun setelah ada kepastian jadwal dan rute penerbangan mereka akhirnya beralih ke sini (Bandara Kertajati)," ujar Agus.

Baca Juga: Tiket Pesawat Turun,Tapi Untuk Selasa,Kamis dan Sabtu

Semua penerbangan domestik (luar Jawa) dengan pesawat jet yang selama ini leading di Bandung telah dipindahkan ke Bandara Kertajati. Hanya rute Lampung masih tetap ke Bandung karena  mereka menggunakan  non jet.

"Untuk rute Lampung tetap di Bandung karena mereka menggunakan pesawat baling-baling (propeller). Begitu pun dengan rute internasional seperti Singapura dan Kualalumpur. Dari hasil penelitian kita, dua rute luar negeri ini memang penumpang ingin bertujuan shopping ke Bandung," jelas Agus.

(adh)

 

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya