Ngabuburit Sambil Mengenal Sejarah di Keraton Kasepuhan Cirebon

Keraton Kasepuhan didirikan pada tahun 1529 oleh Pangeran Mas Mochammad Arifin II (cicit dari Sunan Gunung Jati) yang menggantikan tahta dari Sunan Gunung Jati pada tahun 1506. Beliau bersemayam di dalem Agung Pakungwati Cirebon.

Dulunya keraton ini bernama Keraton Pakungwati, sedangkan Pangeran Mas Mochammad Arifin bergelar Panembahan Pakungwati I. Dan sebutan Pakungwati berasal dari nama Ratu Dewi Pakungwati binti Pangeran Cakrabuana yang menikah dengan Sunan Gunung Jati.

Terdapat sejumlah bangunan yang ada di komplek Keraton Kasepuhan yang disebut dengan istilah Baluwarti. Sejumlah baluwarti, di antaranya rumah yang pernah ditinggali Sunan Gunung Jati, rumah Pangeran Cakrabuana atau Mbah Kuwu Cirebon sebagai pendiri tanah Cirebon, dan bangunan utama keraton itu sendiri. semua bangunan baluwarti berusia ratusan tahun.

"Banyak lokasi yang dapat dijadikan selfie, ada Kereta Singa Barong, pusaka keraton dan lainnya. Selain itu, banyak lokasi unik yang dapat dijadikan lokasi selfie," ungkap Sultan Sepuh XIV Pangeran Raja Adipati Arief Natadiningrat, Minggu (12/5) dikutip dari ciremaitoday.com.

Pengunjung pun dapat melihat benda-benda pusaka di Museum Pusaka Keraton Kasepuhan Cirebon. Selain baluwarti, ada pula sumur berusia sekitar 600 tahun yang biasa digunakan Sunan Gunung Jati dan Pangeran Cakrabuana. Air dalam sumur ini bisa digunakan untuk mandi dan berwudu. Menurut Pangeran Arief di komplek keraton ada sumur kejayaan, sumur agung, dan sumur upas yang beracun. Banyak lokasi keramat yang bersejarah ada di Keraton Kasepuhan.

Kemudian ada Taman Kanyapuri, termasuk melihat pohon soka raksasa. Di Keraton Kasepuhan banyak menyimpan benda bersejarah dari Kereta Singa Barong, jimat dan senjata yang dipergunakan untuk berperang. Selain itu banyak peninggalan bersejarah lain yang dapat dijadikan referensi untuk menambah wawasan pengunjung.

"Bagi yang ingin menandai kunjungan ke Keraton Kasepuhan Cirebon, kalian bisa membeli beberapa souvenir khas, seperti kaos, gantungan kunci, batik, dan lainnya. Yang istimewa, di sini juga pengunjung yang ngabuburit bisa sekalian buka puasa. Cuma Rp. 55.000 sudah dapat takjil serta berbagai jenis makanan dan minuman khas keraton," tambah Arief.

Untuk umat muslim yang ingin tadarusan di kompleks Keraton Kasepuhan Cirebon, bisa mengaji Al Quran di Langgar Alit. Langgar ini terbilang sejuk karena lantainya terbuat dari marmer berusia sekitar 300 tahun.

Pengunjung yang masuk ke Keraton Kasepuhan dikenakan biaya masuk sebesar 10 ribu rupiah per orang. Sedangkan masuk ke Museum Pusaka sebesar Rp. 25.000/orang dan tiket masuk ke Dalem Agung Rp10.000/orang.*** (IG)

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya

E-Magazine Nusae