Ayo, Siapa Mau Investasi Hotel Di Gunungkidul

JELAJAH NUSA - Ini kesempatan baik yang ingin investasi penginapan seperti hotel dan resor di  Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta. Pemkab setempat memberikan peluang bagi investor yang serius ingin mengembangkan bisnis di sector pariwisata.

Terbukanya kesempatan ini bertujuan untuk menarik minat wisatawan menginap. Kesempatan untuk investor tersebut diberikan karena saat ini lama tinggal wisatawan masih kurang satu hari. Namun untuk menjaga ekosistem kawasan karst investor didorong untuk membangun resort.

"Harapan saya itu tidak membangun hotel yang tinggi, tetapi membangun resor yang kecil-kecil itu, karena biayanya tidak mahal, selain itu ramah lingkungan,"kata Bupati Gunungkidul Badingah, ditemui di Bangsal Sewokoprojo, Wonosari, Selasa (4/12/2018).

Regulasi yang diberikan ini,lanjut Bupati, karena mempertimbangkan kontur lahan yang dimiliki di kawasan tersebut.

"Jika dibuat tingkat itu karena 53 persen merupakan kawasan karts. Nanti kalau tinggi ambleg (jebol) karena sinkhole atau lubang yang biasa muncul di kawasan karst) kita malah beban,"jelasnya.

Badingah menyebut, saat ini sektor pariwisata menjadi salah satu penyangga ekonomi masyarakat selain Pendapatan Asli Daerah (PAD). Namun, wisatawan yang berkunjung baru tidak sampai menginap selama dua hari.

"Perkembangan pariwisata cukup signifikan dalam beberapa tahun terakhir, dan itu menjadi inspirasi bagi sektor lainnya. Dampak postifnya nyata bagi kesejahteraan masyarakat,"ujarnya.

Namun memang hal itu bisa ditingkatkan, salah satunya dengan meningkatkan lama tinggal, karena masih kurang dari satu hari, paling tidak bisa dua hari dengan adanya resort yang bagus.

Diharapkan dengan adanya peningkatan jumlah resort bisa meningkatkan PAD dari sektor Pariwisata melalui pajak, selain dari retribusi masuk obyek wisata. Sebab, diakuinya pendapatan pajak masih rendah.

"Harus kita tingkatkan dari berbagai sektor termasuk pariwisata," ucapnya.

Dibagian lain, Kabid Pendapatan dan Pengawasan Badan Keuangan dan Aset Daerah (BKAD) Gunungkidul Mugiyono menyebutkan angka pajak hotel, losmen, hingga homestay yang masuk setiap tahunnya Rp 700 juta, dan hiburan Rp 154 juta.

"Target pajak tahun ini Rp 43 miliar, sudah mencapai 90 persen. Tahun depan target kita tingkatkan sebesar Rp 47 miliar," katanya.

Menurut Mugiyono, potensi pajak sebenarnya besar, tetapi belum banyak wp (wajib pajak) yang melaporkan sesuai dengan omsetnya, untuk itu tahun depan akan ditingkatkan.

Kepala Dinas Pariwisata Gunungkidul Asti Wijayanti mengatakan saat ini lama tinggal wisatawan di Kabupaten Gunungkidul masih sekitar 1,44 hari.

"Kami terus berupaya meningkatkan lama tinggal wisatawan yang berkunjung ke Gunungkidul, karena sampai saat ini baru 1, 44 hari artinya rata-rata wisatawan datang pagi sore menginap di Jogja," kata Asti.

Diakui, belum adanya hotel atau penginapan yang bisa menampung ratusan orang di Gunung Kidul  menjadi kendala tersendiri.

"Sering kita melakukan promosi wisata tetapi mereka tanya adakah hotel yang bisa menampung sampai 12 bis, dan kami jawab di sini tidak ada," katanya.

Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu (DPMPT) Gunungkidul, Irawan Jatmiko menambahkan pihaknya menerima beberapa pengajuan perizinan hotel dan resor. Seperti di WIlayah Kecamatan Purwosari, Saptosari dan sejumlah wilayah lainnya.

"Sudah ada kok yang mengajukan izin," katanya.

Dijelaskannya saat ini sektor pariwisata menjadi penopang investasi terbesar di Gunungkidul, atau sekitar 60 persen.

"Pariwisata itu hampir 60 persen investasi di Gunungkidul, pariwisata tidak hanya hotel tetapi juga rumah makan ataupun restoran,"ungkapnya.

(adh/kom)

 

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya